"ada apa? Kenapa kau terlihat sangat khawatir?" Laysa melontarkan sebuah pertanyaan.
"mereka bergabung dengan Vampire hanya demi kelangsungan hidup dan kekuatan besar, musuh kita semakin banyak dan kuat, untuk itu terutama kau Lay, jangan keras kepala, dengarkan perintah kami" tatapan Laysa menjadi malas, dia tidak mau berdiam diri, tangannya ingin menggenggam pedang dan mengayunkannya.
"lalu bagaimana dengan karin?," tanya Laya menatap ke arah yang dituju. Semua terdiam, pertanyaan Laysa tidak ada yang dapat menjawabnya. Bahkan yang mempunyai nama saja tertunduk lesu. "aku tahu kau sangat mencemaskan kondisinya tapi kami akan menjaga Karin dengan sekuat tenaga" ucap Rendra menenangkan suasana sembari menepuk pundak Laysa.
"lalu jika energinya habis, siapa yang akan membantu mengisinya, hanya aku sumber energi disini, Karin hanya dapat mengeluarkan kekuataannya beberapa menit saja, setelah itu seluruh energinya akan hilang, dan dia membutuhkan 3 jam untuk menyempurnakan kembali"
Laysa bersikeras membujuk temannya. Rasanya ia seperti orang lemah yang harus dilindungi. Joe manarik nafas sekali lalu membuangnya perlahan. "Fine!! Kau boleh ikut berperang" Senyum bak bunga yang baru mekar terlihat jelas di bibir manis Laysa, bahkan saking senangnya, ia sampai memeluk dan mencium pipi kanan Joe. "makasih kakak"
"ais.... Jangan panggil aku dengan sebutan itu, aku tidak setua yang kau bayangkan" Joe mengacak-acak rambut Laysa dengan senyuman.
"apa yang baru saja kau katakan? " tanya Yuan dengan alisnya yang sudah tidak datar. "sudahlah, jangan paksa dia untuk tidak ikut, apa kau mau tidak diberi energi, kau tidak tahu Laysa marah seperti apa, anak ini memang sangat keras kepala sejak kecil" Joe mengacak-acak kembali rambut Laysa. Yuan hanya mengangguk mengerti namun ada unsur menyerah.
Untuk saat ini pasukan mereka belum sepenuhnya berkumpul. Hal ini juga membuat Yuan dan Alex khawatir. Ada hal yang mencurigakan disini. Jangan bilang jika beberapa mereka telah bergabung dengan Raja Vampir jelek itu. " aku punya firasat buruk tentang ini" seketika mata mereka menoleh ketika Karin mengatakan suatu hal.
"maksudmu? " alis dan mata Rendra mengeryit bingung. " Ray dan Dyana sedang melakukan misinya sekarang, mereka mempengaruhi klan yang akan menuju kesini, hanya beberapa, sisanya selamat, tapi jika itu terus terjadi,aku takut kita akan kalah" penjelasan Karin barusan membuat Laysa geram.
Tangannya telah mengepal kuat hinggan hampir saja kekuatan hitam keluar dan mempengaruhinya. Oh, astaga sebegitu licik sahabatnya dulu, sampai-sampai ia sungguh akan membunuh dirinya. Tunggu, sahabat? Tidak, tidak, semuanya sudah putus kala Dyana menyerang Laysa habis-habisan.
Saat sedang mengatur strategi, seorang panglima peri datang membawa berita. Yuan mengizinkan panglima itu untuk berbicara. " kabar buruk pangeran, pasukan depan,telah tewas sebelum perang dimulai, musuh telah meracuni peri-peri kecil agar berbuat jahat, dan setelah bagian depan, peri-peri kecil itu mungkin akan menyebar,bagaimana menurut anda pangeran, apa yang harus saya lakukan?"
"ck..... Mereka memulainya sebelum waktu tiba, "
Brak....
Alex begitu kesal mendengarnya. Ia lantas beranjak pergi dan mengambil sebuah pedang miliknya. Laysa yang mengetahui hal itu segera menyusul, emosi Alex sulit mereda. Teman-temannya yang lain mengikuti langkat mereka berdua yang sudah tertinggal jauh. Alex mengeluarkan sayap hitamn dan segera mungkin terbang cepat untuk menghindari teman-temannya yang mengejar.
Tapi tidak, kecepatan terbang Laysa jauh lebih kencang. Dan ia berhasil menangkap tangan Alex dan menggengamnya erat. "kau mau apa? " teriak Laysa.
"aku akan memulainya juga"
"jangan gegabah, pikirkan secara matang, lalu lakukan"
"kau pergilah, ini urusanku bukan urusanmu, "
"ini urusanku, karena didalam tubuhku terdapat Athena, dan tugasku adalah menjaga kalian,untuk itu kita pikirkan masalah ini dengan baik" Alex berhenti, ia menoleh kearah Laysa sebentar dan terbang kembali menuju gua, tempat dimana ia menyusun strategi tadi. Laysa terseyum tipis dan terbang mengikuti Alex kembali.
"lah, balik lagi? "tanya Rendra bingung. Ia kemudian juga berbalik arah, kembali menuju goa. Tapi di pertengahan jalan, matanya tidak sengaja menatap seorang gadis cantik yang sedang berjalan-jalan di hutan. Ia berhenti dan bersembunyi. Mengamati siapa gadis cantik tersebut. Apakah musuhnya?
"eh buset, ngapain anda di sini bambank? " tanya Yuan yang juga tengah memperhatikan gadis cantik itu. " lah anda sendiri ngapain kamvret? "
"seperti yang kau lihat," jawab Yuan dengan santai.
"apa kau merasakan aura yang berbeda? Sesuatu yang aneh? " seketika Rendra mengerti apa yang dipertanyakan oleh Yuan kepadanya. Dia bukan peri bukan vampir dan bukan dari klan manapun, lantas jenis klan apa dia?
"hei sedang apa kalian? " suara Laysa membuat kedua manusia penuh dosa itu kaget. Sehingga menimbulkan
Suara yang lumayan keras, membuat gadis tadi lari secepat mungkin." yah kaburkan" Keluh Yuan. Laysa menaikkan satu alisnya bingung. Maksudnya kabur apa?"siapa? "
"gadis cantik yang entah dari klan mana? " jawab Rendra dengan jujur.
"maksudmu Hana? "
"kau tahu namanya? Dari siapa? Sejak kapan? Dari mana? Kenapa bisa?" beribu pertanyaan keluar begitu saja dari mulut Yuan. "dia lahir dari darahku" setelah berucap Laysa menarik keduanya untuk segera memasuki gua. "kok bisa? " Yuan kembali bertanya.
"kau ingin jawabannya, tanyakan pada Joe, dia yang membuat gadis itu bisa hidup"
"pantas saja wajahnya mirip dengan kalian berdua" Rendra masih heran dengan hal ini. Darah bisa menghasilkan seorang berwujud manusia?. Keren......
Seketika itu juga Yuan berlari menghampiri Joe yang tengah mengasah pedangnya didekat sungai. Tanpa bicara apapun Joe sudah tahu apa yang akan ditanyakan oleh Yuan kepadanya sekarang. Rendra datang dengan nafas tergesa-gesa. " kau tahu, Laysa dan aku mempunyai darah yang berbeda dari kalian, dengan bersatunya darah kami, sebuah makhluk menyerupai manusia dapat muncul, tapi ia tidak akan hidup lama, jika saja diantara kami ada yang terluka, maka ia akan otomatis hilang, bahkan tanpa jejak"
"lalu bagaimana bisa terbentuk?Dan apa tujuannya?"
"kami membuat Hana untuk mengalihkan perhatian ketika peperangan tengah terjadi, ia akan ikut berperang nantinya, hanya untuk menjadi pengalih perhatian saja, jika berhasil maka aku dan Laysa akan dengan mudah menyerap seluruh energi musuh, dan satu lagi, jangan ajak dia bicara,jika melanggar tanggung akibatnya"
"akibat seperti apa? "
"mati mungkin, sudah akau bilang bukan, aku dan Laysa akan dengan mudah menyerap energi musuh jika sampai tergoda olehnya, kalian paham? Atau aku jelaskan kembali" mendengar hal itu, mereka berdua tidak akan berani mendekati makhluk cantik seperti Hana. Takut mati. Ngeri bukan.
Sementar Alex,masih saja diam di tepi sungai yang jauh dari gua. Ia meleparkan beberapa batu ke sungai. Laysa yang terus menatap Alex dari kejatuhan merasa iba. Ia memberanikan diri untuk menghampirinya. "mau apa kau? Aku butuh waktu sendiri" Laysa mundur satu langkah. Saat ingin berbalik,Alex kembali berucap. "tunggu, duduklah disini, aku ingin menceritakan sesuatu kepadamu, tapi jaga ini dengan baik-baik"
Laysa mendekat dan duduk disamping Alex dengan memeluk lututnya.
================================
Up... Up. Up
Silahkan marahi author yang up cerita ini lama banget...... Tapi jangan yang aneh-aneh.
Author kan dan ngingetin,kalau mau up cepe japri ajah... Paksa author up cepet.
Biar author ngerasa kalian tuh readers yang baik.... Warga +62 tidak semuanya buruk... True?
Ok sekian dulu ya... Aku tunggu dm dari kalian....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Angel
FantasyHidup Laysa begitu rumit, sangat rumit. Kehidupan yang ia jalani begitu membingungkan. Dia secara tiba-tiba menjadi seorang angel dan mempunyai banyak teman. Takdir Tuhan memang diluar dugaan. sampai dia harus memilih "membunuh atau mati" *********...