Jangan menjadi silent readers. Comment sebanyak yang kalian bisa. Biar aku tau pendapat kalian terhadap karyaku. Jangan lupa vote, gak bakal lama kok.
***
Adera sedang membaca sebuah novel yang berjudul 'Not A Perfect Wedding' sambil duduk bersandar di head bed.
Hp nya bergetar tanda pesan masuk. Ia segera mengambil hp yang tepat berada di sampingnya itu. Ia segera membukanya, namun nomor asing yang mengiriminya pesan.08315988××××
P
HaiSiapakah orang itu? mengapa menghubunginya? ia membalas pesan tersebut.
Adera
Maaf, siapa ya?Belum ada tanda-tanda akan di balas. Adera kembali melanjutkan membaca novelnya.
Lagi. Hp nya bergetar. Ia menutup novelnya. Pikiran menebak-nebak orang ini.
08315988××××
DickyPikiran Adera kembali pada 2 minggu lalu. Waktu di mana ia menghabiskan waktu untuk merawat Dicky. Seketika bibirnya melengkung membentuk senyuman. Tapi benarkah dia adalah Dicky yang ditolongnya waktu itu. Dia masih tidak yakin, untuk itu ia akan memastikannya.
Adera
Kak Dicky?
Korban kecelakaan waktu itu?08315988××××
IyaAdera kembali tersenyum sambil menatap layar hp di tangannya. Ia bahagia karena masih bisa berkomunikasi dengan Dicky. Tak di sangka bahwa Dicky akan menghubunginya.
Chatt berlanjut, seperti menanyakan kabar dan basa-basi lainnya. Adera bahagia karena Dicky baik-baik saja. Adera masih ingat betapa khawatirnya dia saat tidak menemukan Dicky di kamar inapnya. Ternyata Dicky sudah di pindahkan oleh pihak keluarganya. Ia tak mengetahui sedikitpun tentang kepindahan Dicky yang mendadak walaupun dia sadar bahwa dia hanyalah orang asing. Memang sepantasnya Dicky bersama keluarganya.
Kini Dicky kembali hadir dalam kehidupan Adera. Adera berharap Dicky tidak akan pergi tanpa kabar seperti dulu. Kenyataan menyadarkan dirinya. Ia tak punya hubungan apapun dengan cowok yang ditolongnya dulu. Ia tak bisa terus menahan Dicky untuk tetap di sisinya.
Ia pun sadar bahwa ia mulai menaruh rasa pada Dicky. Entah rasanya akan terbalas atau tidak. Matanya kembali melirik ke arah novel yang sempat terabaikan. Ia mengambil novel tersebut dan meletakkannya di atas pangkuannya.
"Akankah hidupku akan seperti alur novel ini? rasa cinta yang berawal dari kecelakaan. Meskipun harus merasa kehilangan terlebih dahulu untuk mencapai titik kebahagiaan."
Adera menghela napas, lalu berucap kembali, "Tapi aku tidak ingin kehilangan Dicky lagi, walaupun dalam kurun waktu yang singkat. Ya Allah, jika dia memang jodohku, maka dekatkanlah. Tapi jika dia sekedar datang lalu pergi, jangan biarkan rasa ini semakin berkembang."
Tak ada tanda-tanda Dicky membalas pesannya lagi. Ia memutuskan bangkit dari kasur dan berjalan menuju dapur. Ia membantu Mamahnya memasak untuk makan malam.
Ia bagian mengiris bahan-bahannya saja, urusan panci dan kompor di ambil tugasnya oleh Mamahnya.
Tak perlu waktu lama, mereka hanya memasak 3 menu yang terdiri dari ayam goreng, sop ikan dan telur balado. Menu sederhana untuk makan malam dengan keluarga tercinta.
Selesai makan, Adera hanya merapikan meja makan. Sementara Mamahnya yang mencuci piring. Berbagi tugas agar pekerjaan lebih terasa ringan.
Adera kembali ke kamarnya. Duduk di kursi tempatnya biasa belajar. Ia mengambil pena dan membuka bukunya. Ia baru akan mengerjakan PR, tiba-tiba saja hp nya berdering ada panggilan telepon masuk. Panggilan tersebut dari Naima. Ia berharap yang menelponnya adalah Dicky. Ada sedikit rasa kecewa dalam hatinya. Ia menggeser icon berwarna hijau tersebut.
"Assalamu'alaikum." sapa Naima di seberang sana
"Wa 'alaikumsalam. Ada apa, Na?"
"Maaf ya ganggu malam-malam begini, aku mau ngasih tau bahwa besok ada rapat PMR sehabis pulang sekolah. Kamu minta izin sama orang tua kamu buat pulang lebih sore dari biasanya." ucap Naima menjelaskan tujuannya menelpon Adera
"Gak ganggu kok, makasih ya infonya. Nanti aku minta izin biar dibolehin orang tua ikut rapat."
"Iya, sama-sama. Good Night, Ra. Assalamu'alaikum."
"Wa 'alaikumsalam."
Adera meletakkan hp nya di atas meja kembali. Ia mulai membolak-balikkan halaman buku. Tangannya baru menulis dua kata, tapi lagi-lagi hp nya berdering.
Baru nulis beberapa kata udah ada telpon lagi. Siapa sih yang nelpon? padahal mau ngerjain PR. Batinnya.
Ia tetap mengangkatnya walaupun sedikit kesal. Tapi, begitu melihat nama yang tertera di layar hp nya, ia malah tersenyum. Kalo bisa loncat-loncat kayak tupai yang ketemu kacang.
Setelah mengatur napasnya yang sejenak tak karuan, ia menggeser icon berwarna hijau tersebut.
"Halo" suara Dicky yang dirindukannya terdengar merdu di telinganya.
"Iya, kak? kenapa?"
"Gak papa, cuma mau nelpon aja. Gue ganggu ya?"
"Nggak kok, aku gak sibuk."
Halah, ini aja lagi ngerjain PR. Yang nelpon juga bikin dia kesel bahkan sempat mau marah-marah.
"Lagi ngapain?" tanya Dicky basa-basi
"Lagi ngerjain PR." jawab Adera jujur. Dia kan anak yang baik.
"Banyak?"
"Lumayan sih, tapi gak susah-susah kok soalnya."
"Oh, gitu. Kerjain aja."
"Iya, ini masih di kerjain."
"Jangan terlalu di paksain kalo susah. Jangan kemaleman tidurnya. Good night, have a nice dream."
"Makasih perhatiannya, aku bakal jaga pola istirahat kok. Good night too, kak."
Panggilan terputus. Entah setan apa yang ngerasukin Dicky malam ini. Mungkin setan kasmaran. Ia jadi perhatian gitu ke cewek. Padahal ia biasanya terkesan cuek dengan lingkungan, apalagi urusan cewek kecuali keluarganya.
Adera seneng banget malam ini. Pengen terbang aja gitu kalo dia punya sayap. Ia jadi semangat banget ngerjain PR terus bisa tidur lebih awal. Ia yakin bahwa malam ini ia akan tidur nyenyak dan bermimpi indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Atas Luka
Teen FictionAdera Aurelia Fathina hanyalah gadis sederhana, meskipun keluarga termasuk keluarga berada. Ia hidup dengan kasih sayang orang tua, sahabat dan orang-orang di sekitarnya. Ia bergabung dengan organisasi PMR, alasannya karena ingin menolong banyak ora...