Hari ini cukup ditunggu oleh Dicky. Cowok itu tidak sabaran menunggu keponakan kesayangannya. Dengan semangat membara, Dicky malah mengajak Adera ke rumahnya. Adera yang bingung akan ajakan Dicky yang mendadak, hanya mengikuti saja.Adera dapat merasakan kegembiraan yang dirasakan oleh cowok di sampingnya ini. Meski tak terlalu menunjukkan ekspresinya, tapi Adera cukup tau dengan perasaan Dicky.
Untuk kedua kalinya, Adera menginjakkan kaki di rumah Dicky. Suasananya cukup berbeda antara sebelumnya dan sekarang. Rumah ini sedikit ramai. Tidak seperti sebelumnya yang terkesan sepi.
Terdengar gelak tawa dari dalam rumah, menandakan rumah ini mempunyai penghuni. Tangan Dicky tak pernah lepas dari tangan Adera. Ini semakin membuatnya cemas-cemas. Bahkan, tangannya mulai berkeringat.
"Kak Dicky datang!" seru salah satu anak kecil yang berusia 10 tahun.
Sontak, semua pandangan menoleh terhadapnya. Bukan hanya pada Dicky, tapi juga pada gadis yang dibawanya. Adera semakin dibuat gugup dengan pandangan orang-orang.
Dicky menarik tangan Adera agar mengikutinya untuk duduk bersama keluarganya. Membuat Adera mau tidak mau mengikuti langkah Dicky.
"Dicky bawa cewek ke rumah, siapa namanya?" tanya Ardi, adik dari Papa Dicky.
"Nama saya Adera, Om." jawabnya
Dicky malah menggendong seorang bayi dari salah satu Tantenya. Tanpa ragu menimangnya dan bermain-main sedikit, seperti menggoyang-goyangkan tangan mungil bayi tersebut.
"Pacarnya Dicky? dia gak pernah bawa cewek ke rumah sebelumnya. Jadi yang pertama ke sini dong." goda Rika
Adera ingin menjawabnya, tapi justru ucapannya di sela oleh Dicky.
"Gak harus pacar untuk bisa di bawa ke rumah." ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya pada bayi kecil di pangkuannya.
Dicky sedikit memiringkan tubuhnya menghadap Adera. Sengaja dengan niat memperlihatkan baby Al yang sedang berada di pangkuannya. Tangan Adera terulur untuk mencubit pipi tembemnya.
"Imut banget bayinya." ucap Adera
Keluarga yang lain hanya memperhatikan keduanya. Sesekali menahan senyum melihat Adera dan Dicky yang begitu antusias terhadap keberadaan Alfisya.
Al mengayunkan kedua tangan mungilnya berusaha menggapai Adera. Adera merentangkan tangannya dan Dicky mengalih gendongkan Al kepada dirinya. Al tertawa, memperlihatkan gusi merahnya yang belum di tumbuhi gigi. Adera dan Dicky yang melihatnya ikut tertawa. Mereka terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia.
Suasana seperti ini memang sedikit langka. Melihat Dicky yang leluasa tertawa menunjukkan kebahagiaannya pada semua orang. Untuk itu, keluarganya hanya bisa senyum tanpa merusak kebahagiaan yang di rasakan Dicky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Atas Luka
Teen FictionAdera Aurelia Fathina hanyalah gadis sederhana, meskipun keluarga termasuk keluarga berada. Ia hidup dengan kasih sayang orang tua, sahabat dan orang-orang di sekitarnya. Ia bergabung dengan organisasi PMR, alasannya karena ingin menolong banyak ora...