🌟 2. [First Impression]

1K 86 7
                                    

Hari ini adalah hari kepulangan Bangtan kembali ke Seoul. Pagi-pagi sekali tadi mereka sudah bersiap mengepack barang-barang mereka ke dalam tas-tas dan koper. Jungkook dibantu oleh Seokjin mengemas barangnya, padahal Jungkook sama sekali tidak meminta bantuan pada siapa pun untuk mengemas barangnya, namun Seokjin tiba-tiba masuk ke kamarnya dan mengatakan bahwa barang-barangnya sudah beres dan ia menawarkan diri untuk membantu Jungkook mengemas barangnya.

Sebenarnya, Seokjin juga punya maksud lain mengapa ia menemui Jungkook, yaitu untuk membicarakan persoalan manager baru mereka yang sudah ia hubungi semalam yaitu teman perempuan Seokjin di desa. Dia merasa masih harus meyakinkan Jungkook agar dia lebih bisa menerima kehadiran temannya sebagai manager.

"Jungkook~ah, aku harap kau mau mengerti dan menerimanya. Dia perempuan yang baik. Aku menjamin." Seokjin meyakinkan

Jungkook tak banyak menanggapi saat Seokjin bersikeras meyakinkan Jungkook melalui ucapannya di sela-sela kegiatan packing mereka. Namun, dari tanggapan terakhir Jungkook yang tersenyum dan mengatakan, "Aku percaya padamu hyung. Ku harap dia orang yang menyenangkan dan tidak kabur saat ku suruh-suruh." Senyum Seokjin mengembang mendengar penuturan Jungkook yang mau mencoba menerima kehadiran manager baru.

Sekitar pukul sepuluh pagi mereka sudah berangkat menuju bandara menggunakan mobil. Dan saat ini, mereka sudah duduk rapi di dalam pesawat yang membawa mereka pergi dari Filipina menuju Seoul.

"Apa kau sudah menghubungi temanmu hyung?" Tanya Hoseok.

"Ya, dia bilang setuju saat ku tawari semalam."

"Sepertinya dia sangat membutuhkan pekerjaan." Lanjut Yoongi, yang menurunkan sandaran kursinya agar tubuhnya bisa merebah dengan nyaman.

"Apa kita bisa langsung bertemu dengannya nanti?" Tanya Hoseok lagi.

"Mungkin. Dia bilang sudah berada di Seoul tadi pagi dan menginap di rumah temannya."

"Hyung, apakah dia cantik?" Canda Tehyung mulai genit.

"Ya! Kita sedang mencari manager, bukan model sabun mandi!" Timpal Seokjin.

"Aku lebih berharap kalau dia seksi." Jimin ikut genit.

Selagi Jimin melakukan tos persekongkolan genit dengan Taehyung, Seokjin hanya bisa memukul lengan mereka berdua secara bergantian, berharap mereka segera sadar dengan keadaan yang dibutuhkan sesungguhnya. Namjoon hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar semua itu dari kursi belakang.

Sementara Jungkook mencoba menutup matanya dengan memiringkan wajah ke arah jendela.

Terasa berlebihan memang. Mungkin orang-orang pikir, Jungkook hanya kehilangan seorang manager, bukan kehilangan kekasih yang sudah dia lamar dan di hari pernikahan, kabur dengan selingkuhannya. Kedekatan Jungkook dengan manager Han lebih dari member Bangtan lainnya. Dia yang hidup tanpa seorang ibu dan berada jauh dari keluarganya di desa sejak usia remaja dan menjadi trainee, merasa menemukan sosok ibu kedua ketika manager Han terpilih menjadi manager Bangtan. Jungkook tetap merasa kehilangan meski 'hanya' seorang manager. Lagi pula, belum tentu juga dia bisa menemukan seorang manager lagi yang benar-benar mengerti sifatnya yang sedikit keras kepala itu kan?

🌟🌟🌟

Separuh beban dan rasa lelah para member bangtan terangkat ketika menjelang sore hari mereka tiba di dorm.

"Yaa...akhirnya kita bisa menghirup sedikit kebebasan di sini." Taehyung yang pertama membuka obrolan setelah tiba di dorm.

"Kau benar. Kita sudah terlalu sibuk dengan tour sampai lupa menghirup udara segar dan bersantai seperti ini." Jimin merebahkan tubuhnya di sofa cokelat yang ada di dorm mereka.

Can I Touch Your Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang