🌟 16. [Nonsense]

629 54 12
                                    

Hayo tarik napas dulu 😥😥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayo tarik napas dulu 😥😥

Pencet bintang di pojok kiri bawah 🌟🌟

And....

Enjoy this part 😘😘

🌟🌟🌟

Matahari pagi yang menembus dari sela-sela jendela kamar dorm Jungkook membuatnya sedikit menyipitkan mata.

Semalam ia memutuskan untuk menginap di dorm, karena beberapa alasan. Salah satunya adalah karena Yoongi yang terlanjur melihatnya dan cepat-cepat menyuruhnya masuk ke dorm dan Jungkook tak dapat menolak permintaan hyungnya yang satu itu.

Tubuhnya terduduk di sisi tempat tidur dengan kakinya menapaki lantai dorm yang terasa dingin. Matanya mengerjap perlahan mengumpulkan segenap nyawa setelah terlelap dalam mimpi tidur malamnya. Kepala yang sedikit berdenyut, membuat sebelah tangannya memijat pangkal hidungnya untuk sekedar meredakan rasa nyeri di sana.

Ia tidur cukup larut tadi malam. Bukan karena Yoongi yang mengajaknya begadang main kartu seperti biasanya. Kali ini, ia lebih memikirkan sebuah kalimat yang ia dengar keluar dari bibir Nara dengan jelas.

'Aku pernah membunuh seseorang'

Kalimat itu terus menerus terputar di kepala Jungkook, bahkan ketika ia berusaha menepisnya dan berusaha untuk tidak terlalu larut, karena mungkin saja itu hanya omong kosong yang Nara buat. Tapi, entah bagaimana kalimat itu justru terasa begitu mengganggu pikiran Jungkook. Kalimat yang aneh. Yang tidak pernah Jungkook kira akan terucap dari bibir seorang Nara.

Jungkook ingat jelas apa yang terjadi setelah kalimat itu meluncur menembus telinganya. Ia sempat terdiam beberapa saat karena cukup terkejut mendengarnya. Terlebih, ketika ia mendapati perubahan mimik wajah Nara yang drastis. Tampak murung, sedih, dan atau bahkan frustasi. Begitulah menurut Jungkook.

"Apa maksud...."

Belum selesai Jungkook bertanya, Nara sudah memotong terlebih dahulu, sembari tubuhnya yang beranjak berdiri dari duduknya.

"Aku harus pergi."

Dan tanpa berusaha mencegah atau meminta penjelasan lebih, Jungkook membiarkan Nara membawa langkahnya menjauh. Matanya masih sempat terpaku menatap punggung gadis itu yang kemudian menghilang ditelan kelokan jalan.

Dalam dirinya, Jungkook seolah masih belum bisa menerima makna sebenarnya dari kata 'membunuh' yang Nara ucapkan semalam. Apa gadis itu psikopat? Pembunuh berantai? Atau....

'Tok...tok...tok'

Suara ketukan yang berasal dari pintu kamar Jungkook terdengar, membuat Jungkook tersadar dari pikirannya sejenak, sebelum kemudian mempersilahkan sang pengetuk pintu untuk masuk karena pintu tidak dikunci.

Mata Jungkook sempat melebar beberapa saat, setelah mendapati sosok yang muncul dari balik pintu kamarnya, namun sesegera mungkin ia menormalkan kembali sikapnya.

Can I Touch Your Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang