🌟11. [Speak]

767 64 9
                                    

Satu minggu setelah kejadian 'hukuman perlombaan' antara Jungkook dan Nara, menjadi hari kesekian di musim dingin tahun ini. Matahari bersinar cukup cerah dari hari-hari sebelumnya, merambat melalui sela-sela awan di langit yang biru menawan di pandang mata, menimbulkan semburat sinar orange di sekeliling Kota Seoul.

Musim dingin masih berlangsung, meskipun matahari tampak memberikan harapan kehangatan saat ini. Angin sesekali berhembus, membuat siapa pun yang merasakannya menggigil kedinginan.

Namun, tidak dengan delapan orang di dalam kabin pesawat yang tengah duduk menikmati sensasi ketenangan dengan penghangat ruangan yang menghalau dinginnya udara musim ini serta sayup-sayup suara berdesis yang ditimbulkan oleh mesin pesawat.

Namjoon, Seokjin, Yoongi, Hoseok, Jimin, Taehyung, Jungkook, dan Nara sudah berada di dalam pesawat sejak satu jam yang lalu, dalam perjalanan menuju sebuah negara tropis di Asia Tenggara yaitu Indonesia, untuk kelanjutan tour dunia Bangtan.

Dari tempatnya duduk, Nara dapat melihat dengan jelas kesibukan para member Bangtan di kursi masing-masing, terlebih Jungkook yang tampak tertidur di kursi seberang dengan tangan terlipat di depan dada, kepala yang bersandar nyaman di punggung kursi empuknya dan earphone musik di telinganya.

Sementara itu, Nara sibuk mengedarkan tatapannya ke luar jendela pesawat. Nara memang selalu suka pemandangan di luar pesawat yang menampakkan birunya langit dengan awan putih yang tampak seperti gerombolan biri-biri terbang. Ia sesekali menjepretkan kamera ponselnya untuk sekedar mengabadikan birunya langit berselimut awan putih itu, kemudian tersenyum memandangi hasil fotonya.

Nara bukanlah tipikal gadis yang suka berswafoto dengan wajah penuh di layar ponsel. Ia lebih suka mengabadikan sesuatu yang menurutnya indah dan menarik untuk di kenang, seperti pemandangan atau benda-benda yang ia suka. Semua foto itu hanya tersimpan di memori ponselnya selama bertahun-tahun, tanpa ada keinginan untuk mempublikasikan di akun media sosialnya, karena Nara adalah Jung Nara. Dia bukan Jung Hani yang sangat hobi memposting apa pun yang sedang ia lakukan di media sosial. Alasannya sederhana, Hani suka mencari perhatian orang, sementara Nara tidak. Dia tidak mau dianggap pamer atau sok populer dengan melakukan itu di media sosialnya. Cukup ia simpan dan nikmati sendiri setiap momen yang pernah ia lalui.

Pandangan Nara teralihkan ke arah kursi di depannya ketika Jimin terlihat menyembul dari balik punggung kursi dan memanggilnya,

"Nara~ssi!"

"Ne, Jimin~ssi?" Jawab Nara, sambil menurunkan ponselnya yang baru saja ia pakai untuk memotret pemandangan di luar.

"Apa yang biasanya kau lakukan saat di dalam pesawat?" Tanya Jimin.

Nara diam, seolah sedang memikirkan jawaban yang tepat, namun yang ia temukan hanyalah jawaban sederhana, "Aku biasanya hanya duduk dan memandang ke luar jendela sambil sesekali memotret dengan ponsel."

Jimin tampak mengerucutkan bibirnya.

"Ah, tidak seru. Apa kau tidak punya permainan? Aku sering bosan kalau hanya berdiam diri di dalam pesawat selama berjam-jam seperti ini." Ucap Jimin.

Nara tersenyum canggung, bingung akan melakukan apa karena dia biasanya memang hanya berdiam diri di dalam pesawat tanpa melakukan kegiatan tertentu.

"Bagaimana kalau kita bermain?" Jimin mendapat ide.

Nara menegakkan kepalanya menatap Jimin, sedikit bingung permainan apa yang dimaksud Jimin.

"Bermain apa?"

"Thurt or dare?"

Manik mata Nara sedikit terbelalak menanggapi usulan Jimin. Permainan itu sempat memberikan kesan buruk bagi Nara.

Can I Touch Your Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang