🌟 10. [Punishment]

807 64 6
                                    

Bukan isapan jempol belaka, ketika seorang Jeon Jungkook menginginkan sesuatu. Dari perkataan sepele saja bisa menjadi sesuatu yang luar biasa jika Jungkook sudah menginginkannya.

Seperti yang terjadi saat ini misalnya. Baru beberapa waktu yang lalu Jungkook berkata di meja makan untuk mengajak Nara ikut dengannya berolahraga, semuanya benar-benar terjadi di tengah udara dingin Seoul siang ini. Mereka berdua pergi ke sebuah taman yang tak jauh dari dorm.

Member Bangtan dan para trainee dari agensi yang sama pun sering berolahraga di taman ini, tanpa perlu takut ada penggemar atau wartawan yang melihat dan menjepretkan kamera karena taman ini termasuk tempat privasi milik agensi Bangtan. Perlu diketahui, beberapa tempat seperti taman, toko, dan cafe sudah mendapat izin privasi dari agensi mereka, sebagai bentuk perlindungan bagi para artis dalam beraktifitas dan melakukan suatu pertemuan.

Nara tengah berlari dengan langkah lambat di belakang Jungkook yang masih bersemangat dengan langkah lari panjang-panjang. Seringkali Nara tertinggal jauh dengan Jungkook yang sudah berada jauh di depan sana, sementara dirinya sudah mulai kesulitan mengatur nafas.

Namun, berkali-kali pula Jungkook berkata, "Cepatlah! Aku tahu kau manusia, bukan siput."

Nara mendengis kesal mendengar ucapan Jungkook yang terdengar begitu meremehkan dirinya. Nara mengakui langkah larinya yang kecil dan lambat karena kakinya yang pendek. Tidak seperti Jungkook yang dapat berlari dengan langkah lebar karena kakinya yang jenjang. Ingin sekali Nara memberi pelajaran dengan mengajak Jungkook bertukar kaki dengannya, agar Jungkook merasakan bagaimana menjadi Nara yang harus berlari lebih lambat dengan kaki pendeknya. Tapi Nara tak melakukan itu. Ia jelas tak bisa melakukan apa pun karena ini adalah bagian dari pekerjaannya sebagai manager. Yaa...melayani setiap member Bangtan, termasuk pria menyebalkan di hadapannya ini. Nara terpaksa harus berlari lebih cepat untuk menyusul Jungkook tanpa bisa mengelak lagi.

Nara akui, kegiatan berlari ini memang membuat tubuh panas dan terhalau udara dingin Seoul siang ini, seperti yang tadi dikatakan Jungkook saat sarapan, tapi mau dipikirkan sampai sepuluh kali pun, rasanya tidak logis ketika orang-orang banyak terlelap di atas ranjang bersama selimut berbulu tebalnya, ia justru harus rela berkeringat di tengah terpaan angin yang membuat seseorang menggigil. Semua ini berkat Jungkook.

"Jung--jung--kook~ssi. Bisakah kita berhenti sebentar? Aku harus bertahan hidup dan mengambil nafas." Ucap Nara, di sela-sela nafasnya yang mulai tersengal, ia akhirnya menyerah dan memberanikan diri menghentikan langkah karena sudah sangat tidak kuat, nafasnya menjadi patah-patah tak beraturan.

Jungkook yang berada di depannya pun menghentikan langkah larinya. Melihat Nara yang kini membungkuk dengan kedua telapak tangan ia tumpukan di atas lutut. Nafasnya tersengal-sengal dan Jungkook bisa dengan jelas melihat bulir-bulir keringat mengaliri dahi dan pelipis gadis di hadapannya itu.

"Kau tidak pernah berolahraga sebelumnya?" Tanya Jungkook.

"Ani. Aku pernah melakukannya saat SMA." Jawab Nara, jujur.

Jungkook mengalihkan pandang sambil mendesis kecil. Tak habis pikir ada orang yang melakukan olahraga hanya pada saat jam pendidikan jasmani di SMA dan kemudian tidak pernah berolahraga lagi setelah lulus. Selang beberapa detik, Jungkook kembali menunduk memandang ke arah Nara.

"Ya! bukankah kau bisa berjalan kaki dari dorm ke super market dan dari super market ke dorm tanpa mengeluh kemarin?"

"Aku terbiasa berjalan, tapi tidak pandai berlari dengan waktu yang cukup lama seperti ini." Jawab Nara yang sudah berhasil mengatur nafasnya.

Jungkook memijit pangkal hidungnya, merasa frustasi sendiri karena bukannya membantu, mengajak Nara justru membuat waktu olahraganya tersita banyak seperti ini.

Can I Touch Your Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang