Kelopak mata Jungkook bergetar, berusaha membuka setelah terlelap semalaman. Ia mendudukkan tubuhnya di atas tempatnya semula membaringkan tubuh. Baru ia sadari, ia tertidur di atas sofa kamar apartemennya.
Jungkook melemaskan otot-otot tubuhnya, sambil menggertakkan tulang-tulang lehernya, berusaha menyadarkan diri dan mengingat rangkaian kejadian tadi malam.
Dari mulai dirinya yang keluar menemukan keberadaan Nara sedang terduduk di depan sebuah toko dengan bersinarkan temaram lampu jalan, penampakan mata gadis itu yang sembab karena menangis sampai kemudian pingsan dan membuat Jungkook membawanya kemari, karena jika ia membawa Nara ke tempat pemotretan, di sana tidak ada tempat untuk berbaring, selain sofa yang hanya bisa diduduki oleh satu orang dan kursi panjang di ruang tunggu yang keras karena terbuat dari kayu. Hanya ada satu tempat yang terlintas di pikiran Jungkook, yaitu apartemennya. Lagi pun, lokasi mereka semalam lebih dekat dengan apartemen Jungkook dari pada dorm.
Setelahnya ia membawa tubuh lemas Nara menaiki taksi dan menyempatkan diri menghubungi member Bangtan lainnya, bahwa mereka bisa pulang ke dorm tanpa harus menunggu dirinya, karena ia akan pergi ke apartemen malam ini. Jungkook juga sempat mengatakan pada para hyungnya untuk tidak khawatir karena Nara aman bersamanya.
Jungkook memijat kepalanya yang terasa sedikit berat. Rangkaian kejadian kemarin membuatnya kesulitan tidur, sehingga jika diingat lagi, ia hanya tidur selama beberapa jam saja tadi malam.
Jungkook menormalkan posisinya, kemudian menoleh ke arah tempat tidur di mana ia membaringkan Nara semalam. Jangan salah paham. Jungkook tidak memiliki maksud apa pun dengan membaringkan Nara di atas tempat tidurnya, karena apartemen Jungkook ini, meski pun besar dan mewah, memang hanya memiliki satu kamar tidur, mengingat Jungkook hanya tinggal sendiri selama ini.
Tidak ada gadis itu di sana. Tempat tidur itu bahkan sudah rapi. Selimut terlipat di atas kasur, bantal dan guling pun tersusun sedemikian rupa seolah tidak pernah ada orang tertidur di sana sebelumnya.
Jungkook menurunkan pandangannya dan mendapati sebuah selimut biru yang membalut kakinya. Seingat Jungkook, ia tidak memakai selimut semalam karena tertidur begitu saja setelah beberapa waktu memainkan ponsel karena kesulitan memejamkan mata. Apa Nara yang melakukan semua ini?
Tangan Jungkook menyibak selimut itu dan menurunkan kakinya untuk berjalan ke arah pintu kamar dan membukanya. Hal pertama yang Jungkook dapati adalah suara televisi menyala yang sedang menayangkan siaran berita yang terasa asing memasuki rongga pendengarannya. Apa Nara yang menyalakan televisi? Padahal dirinya saja sangat jarang bahkan nyaris tidak pernah menghidupkan televisi apartemennya selama ini, kecuali jika sedang ada member Bangtan yang datang untuk sekedar menumpang tidur atau bahkan nongkrong di apartemennya.
Jungkook mencari-cari keberadaan Nara di ruang tengah, namun tidak ada siapa pun di sana. Laki-laki dengan kemeja putih yang belum sempat ia ganti setelah kemarin digunakan untuk pemotretan, dengan lengan panjang yang kini digulung hingga siku itu kembali mengedarkan pandangannya. Kali ini, manik matanya jatuh ke arah dapur yang tidak jauh dari ruang tengah tempat televisi berada.
Ia mendengar suara pisau yang mengetuk alas kayu, seperti sedang memotong sesuatu. Dengan segenap rasa penasaran, Jungkook memutuskan membawa langkahnya menuju pintu dapur. Dan benar saja dugaannya. Tampak seorang gadis yang tak lain adalah Nara, sedang memotong wortel di atas meja dapur. Di belakang tubuh gadis itu, Jungkook dapat melihat kompor yang menyala dengan sebuah panci di atasnya. Rupanya Nara sedang memasak sesuatu di sana.
Jungkook masih berdiri di depan pintu dapur, agak bersembunyi di samping tembok karena tak ingin mengganggu kesibukan Nara di dapur. Bola mata Jungkook fokus menatap setiap gerakan tangan Nara yang menekan pisau di atas wortel hingga kemudian menghasilkan bundaran-bundaran kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Touch Your Heart?
Fiksi PenggemarJungkook adalah orang yang paling kehilangan saat manager Han memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai manager Bangtan. Ketika Seokjin berhasil menemukan manager baru yang tak lain adalah temannya di desa bernama Jung Nara, semua...