Satu hal yang sangat sulit untuk ditampik oleh Nara adalah kelakuan adiknya. Semua yang Hani katakan dan lakukan akan benar-benar menjadi kenyataan seolah dirinya adalah peri dari Negeri Ginseng. Tak ada satu pun orang yang dapat menghentikan tekad seorang Jung Hani. Jika sudah bertekad, maka hal yang mustahil pun pasti bisa terjadi.
Seperti hari ini misalnya. Setelah satu minggu yang lalu ia membuat kakaknya malu karena pembicaraannya dengan Seokjin di telepon, kini dia benar-benar berdiri di hadapan Nara dengan senyum mengembang seperti baru saja menang undian sabun colek. Senyumnya bahkan tampak mendominasi keramaian bandara yang penuh orang berlalu lalang.
"Kau membawa koper padahal hanya akan disini selama dua hari?" Ucap Nara ketika ia melihat ke bawah kaki Hani yang terdapat sebuah koper berukuran sedang.
"Tentu! Aku membawa semua baju terbaikku di lemari. Aku harus tampil cantik saat bertemu dengan member Bangtan." Hani menjawab dengan tanpa menurunkan sunggingan senyum di bibirnya.
"Ya! Kau tidak akan bertemu mereka. Kau hanya menonton konsernya saja." Ucap Nara.
"Mwo? A--ani...bukankah kemarin aku sudah bicara dengan Seokjin oppa? Bukankah kita bisa bertemu besok?" Kali ini senyum Hani lenyap.
"Ti--dak! Kau kemari hanya untuk menonton konser, bukan untuk memasang wajah bodohmu itu di hadapan mereka dan merusak reputasiku sebagai manager. Jangan coba-coba menyelinap dan menemui Seokjin oppa!" Nara memberikan wejangan kepada adiknya yang saat ini sudah mengerucutkan mulutnya.
Nara tidak memperdulikan sikap adiknya dan meraih koper Hani untuk segera pergi dari bandara yang semakin ramai ini.
"Yaa...Eonniii!"
Hani terus merengek sepanjang perjalanan menuju ke rumah kost Mi Ran. Nara enggan menanggapi Hani karena dia bisa saja terjebak oleh wajah memelas yang sudah siap adiknya pasang untuk membuat kakaknya itu luluh.
Hani adalah saudara kandung satu-satunya yang dimiliki Nara. Dia menyayanginya, tentu. Tapi di saat-saat seperti ini, rasanya ia malas mengakui Hani sebagai adiknya.
🌟🌟🌟
Hari konser akhirnya tiba. Pagi-pagi sekali yang dilakukan Nara seperti biasa adalah datang ke dorm Bangtan, membaca jadwal mereka dan membantu menyiapkan barang-barang para member.
"Semuanya, kita akan berangkat sepuluh menit lagi. Konser dimulai pukul sembilan dan kita harus tiba jauh sebelum konser dimulai untuk melakukan banyak persiapan. Ada yang memerlukan bantuan?"
Nara mengatakannya dengan suara lebih lantang dari biasanya, berharap semua member bergegas karena mendengarnya.
Hoseok yang pertama keluar dari kamarnya dengan membawa tas berisi barang pribadinya. Kemudian di susul Namjoon, Taehyung, Yoongi, dan Seokjin. Mereka berkumpul di ruangan depan sambil menunggu member yang belum juga keluar dari kamarnya.
"Nara~ssi, aku tidak bisa menemukan topiku, apa kau bisa membantuku?" Jimin yang datang dengan tergopoh-gopoh meminta bantuan pada Nara.
"Ne." Nara menjawab singkat dan langsung masuk menuju kamar Jimin untuk mencari topi yang dimaksud.
Nara membuka laci dan melongok-longok ke kolong tempat tidur untuk mencari topi itu, sedangkan Jimin tampak mengacak-acak lemarinya.
"Apa topinya berwarna hitam dengan tiga cincin di bagian depan?" Tanya Nara.
"Ne. Bagaimana kau tahu?" Jimin menengok ke arah Nara, terkejut dengan perkataannya.
"Aku menemukannya." Ucap Nara yang berjalan ke arah Jimin sambil membawa sebuah topi yang dimaksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Touch Your Heart?
FanficJungkook adalah orang yang paling kehilangan saat manager Han memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai manager Bangtan. Ketika Seokjin berhasil menemukan manager baru yang tak lain adalah temannya di desa bernama Jung Nara, semua...