Sebuah besi yang tampak kuat dan tangguh bisa berubah menjadi barang karatan dan lapuk. Bebatuan karang yang kokoh bisa terkikis habis oleh deburan ombak yang memukul setiap harinya.
Begitulah Nara selalu berpikir. Sekeras apa pun hati seseorang, pasti terdapat titik di mana dirinya bisa berubah menjadi lembut. Ia selalu ingin melakukan itu terhadap orang-orang di sekitarnya. Terlebih, kepada Jungkook.
Nara pikir, setelah ia mencoba berbincang dengan Jungkook semalam, mungkin sikapnya akan menjadi lebih baik di kemudian hari. Namun, nyatanya Jungkook justru terlihat lebih buruk dari hari sebelumnya, bahkan setelah mereka tiba di Bandara Incheon. Nara sengaja mencari jadwal penerbangan pagi untuk kepulangan mereka ke Seoul. Bukan karena ia tidak ingin Bangtan menyapa penggemar mereka, hanya saja ia tidak ingin insiden seperti kemarin dapat terjadi lagi. Mungkin kemarin Jungkook hanya jatuh. Tidak menutup kemungkinan di lain waktu mungkin member lain akan mengalami hal serupa atau justru lebih buruk. Nara hanya tidak mau hal itu terjadi.
Pukul lima pagi mereka sudah berada di dalam pesawat. Jungkook tak banyak bicara selama di perjalanan. Ia hanya menutup mata dengan earphone menyangkut di telinganya. Entah kali ini ia benar-benar tidur atau hanya memejamkan mata dan entah earphone itu memutar musik atau tidak, yang jelas Jungkook tampak tidak terinterupsi sama sekali ketika Jimin dan Taehyung menggoda Nara dengan berusaha membuatnya bernyanyi.
"Ayolah Nara~ssi. Aku ingin mendengar suaramu sedikit saja." Jimin yang menyembul dari kursi di depan Nara, sudah memegang kamera handycamenya sejak tadi, bersiap merekam jika Nara menyanyi.
"Nara~ssi, sekaliii saja. Biar Jimin merekamnya ya." Taehyung ikut memaksa.
"Aniyo, aku tidak bisa bernyayi. Kalian tidak mau pesawat ini meledak tiba-tiba karena mendengar suaraku kan?" Nara berusaha menolak.
Nara benar-benar tidak mau kalau disuruh menyanyi. Terakhir kali ia bernyanyi adalah ketika ada praktik seni musik di sekolah. Itu pun ia hanya menyanyi satu bait lagu karena gurunya cepat-cepat menyuruhnya berhenti bernyanyi.
Nara lebih memilih memeras susu sehari semalam di kandang sapi dari pada harus bernyanyi satu bait lagu lagi sekarang.
"Ah, wae? Wajah cantikmu tidak akan membuat pesawat ini meledakkan diri bagaimana pun suara nyanyianmu itu, benar kan?" Jimin mulai menggoda sambil menyenggol bahu Taehyung di sampingnya dan mereka terkekeh bersama.
"Tidak bisakah kalian duduk dengan tenang? Pramugari akan menegur kalian lagi nanti." Seokjin angkat suara ketika mulai risih mendengar semua kebisingan mereka.
"Hyung, kenapa kau selalu berusaha menghentikan keseruan kami? Kau terkesan seperti pacar posesif."
Mendengar ucapan ngawur Jimin, membuat Seokjin mengulurkan tangannya ke arah Jimin yang duduk di sampingnya, berusaha memukulnya dengan majalah yang tadi sedang ia baca. Namun, segera ditangkis oleh Jimin dengan tangannya.
"Ya! Kau jangan asal bicara!"
Jimin dan Taehyung menggerutu sebal karena waktu bersenang-senang mereka dengan menggoda Nara sirna. Sementara Nara hanya bisa diam dengan perasaan canggung atas apa yang baru saja terjadi. Sempat bertatapan dengan Seokjin dan tersenyum tipis, sebelum kemudian tak sengaja menjatuhkan pandangan ke arah Jungkook.
Apakah itu yang memang selalu Jungkook lakukan ketika di pesawat? Atau terjadi sesuatu yang Nara tidak tahu dan membuat Jungkook merasa malas melakukan apa pun?
Nara tidak mengerti. Dia merasa sudah melakukan apa yang ia bisa semalam, yaitu dengan mengajak Jungkook bicara, meskipun mungkin itu hanya pembicaraan ringan yang bahkan bisa dibilang tidak bermutu, namun Nara berharap Jungkook mungkin akan merasa sedikit lebih baik atas apa yang mungkin sedang ia alami dalam pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Touch Your Heart?
FanficJungkook adalah orang yang paling kehilangan saat manager Han memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai manager Bangtan. Ketika Seokjin berhasil menemukan manager baru yang tak lain adalah temannya di desa bernama Jung Nara, semua...