Suasana ruang tengah dorm siang ini begitu ramai bahkan cenderung ribut setelah Nara datang membawa tteokbokki yang sengaja ia beli di salah satu kedai yang ia lewati ketika akan menuju kemari.
Jimin dan Hoseok masih sibuk bermain dengan play station mereka sementara Seokjin, Taehyung, dan Jungkook memakan jatah tteokbokki mereka dengan lahap.
Tak ada yang bicara selama beberapa saat. Ruangan hanya terisi dengan suara televisi yang digunakan Jimin dan Hoseok untuk bermain balap mobil melalui play station.
Nara tengah mengetikkan balasan pesan Mi Ran yang menanyakan kemana dirinya, karena memang Nara tidak memberi tahu Mi Ran kalau dia akan pergi ke dorm hari ini. Tadi, pagi-pagi sekali, saat Nara bersiap untuk pergi, Mi Ran masih terlelap dalam tidurnya. Ia pun memilih langsung pergi karena tidak mau mengganggu tidur temannya itu.
"Nara~ssi, kudengar kau akan kembali ke desa?" Tanya Taehyung, di sela-sela kunyahannya.
Nara menurunkan ponsel dan meletakkannya di atas meja kemudian menatap ke arah Taehyung, bersiap untuk menjawab.
"Ne. Aku sudah memesan tiket kereta untuk besok pagi." Jawab Nara.
Taehyung tampak mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar jawaban Nara, sementara seseorang tiba-tiba menyambar percakapan.
"Ya! Kau harus kembali kemari secepatnya!"
Nara menatap heran ke arah sang pemilik suara yang duduk di sampingnya, tak lain dan tak bukan adalah Jungkook.
"Wae? Kau takut dia berselingkuh?" Seokjin ikut menyambar dengan pertanyaan asal yang membuat Jungkook membelalakkan matanya seketika.
"Hyung! Aniya!" Seru Jungkook tak terima.
Seruan Jungkook yang tampak benar-benar kesal membuat semua orang di ruangan itu menahan tawa cekikikan, begitupun Nara. Gadis itu menatap ke arah Jungkook dengan senyuman menyelidik.
"Waeyo? Apa kau akan mati karena merindukanaku kalau aku terlalu lama di desa?" Tanya Nara, masih dengan senyumannya, sengaja menggoda Jungkook.
Selanjutnya adalah suara-suara dari Seokjin dan Taehyung yang kemudian menggoda Jungkook sembari mencubiti tubuh dan mengacak-acak rambutnya. Laki-laki itu tampak malu dan kesulitan bicara karena ulah para hyungnya.
"Ya! Ya! Hyung!" Seru Jungkook, yang kemudian menghentikan aksi kedua hyungnya itu.
Jungkook melempar sumpit yang semula ia pegang untuk memakan tteokbokki, kemudian merapihkan rambutnya yang berantakan karena diacak-acak oleh Seokjin. Tak lama, matanya beralih ke arah Nara yang masih melebarkan senyum ke arahnya.
"Benar! Aku akan merindukanmu kalau kau pergi terlalu lama! Wae? Aku, kan kekasihmu." Suara Jungkook terdengar lantang mengisi ruangan, membuat semua orang nampak terkejut mendengarnya, begitupun Nara yang sedikit terperanjat mendengar Jungkook mengucapkan kata 'kekasih' begitu lantang di depan para hyungnya.
"Ya! Maknae~ya!" Panggil Hoseok yang ternyata sudah menjeda permainannya dengan Jimin, mungkin karena mendengar seruan Jungkook tadi.
Jungkook menoleh ke arah Hoseok yang sedang berdiri dari duduknya di atas karpet bersama Jimin.
"Kau....benar-benar...."
Yang terjadi selanjutnya adalah Hoseok dan Jimin yang menubruk tubuh Jungkook di atas sofa sembari mencubiti tubuh laki-laki itu, disusul oleh Seokjin dan Taehyung yang kemudian bergabung untuk menggoda Jungkook.
Nara hanya bisa tertawa melihat tingkah para pria itu yang memang apabila sudah berkumpul akan menjelma menjadi seperti anak kecil.
Di sela-sela teriakan Jungkook yang meminta ampun dan tawa para hyungnya, suara telepon terdengar. Bukan ponsel, kali ini suara panggilan dari telepon rumah yang terletak di atas meja di dekat sofa, lebih tepatnya di samping Taehyung duduk.
"Tunggu sebentar, aku akan mengangkat telepon." Ucap Taehyung, merasa menjadi orang yang paling dekat dengan letak telepon.
Aksi mencubiti Jungkook pun terhenti sejenak, semua orang seolah membiarkan Taehyung mengangkat telepon dengan tenang tanpa suara-suara bising teriakan para member dan juga suara tawa Nara.
"Yeoboseo?" Sapa Taehyung, sesaat setelah meletakkan gagang telepon ke telinga.
Beberapa detik semua orang terdiam seolah menunggu kabar apa yang akan Taehyung dapat dari telepon itu, karena memang dorm sangat jarang mendapat telepon melalui telepon rumah. Biasanya, wartawan atau orang-orang agensi akan menghubungi melalui ponsel manager. Tentu saja panggilan telepon rumah saat ini membuat semua orang penasaran akan sang penelepon di seberang.
Hening beberapa saat. Tak ada yang bicara, begitupun Taehyung yang hanya terdiam dengan tangan masih memegang gagang telepon di telinganya. Ekspresi wajah yang ditunjukkan Taehyung, sedikit banyak membuat semua orang menatapnya heran dan semakin penasaran. Hingga kemudian, setelah waktu bergulir cukup lama bersama keheningan, Taehyung pun bicara, mengucapkan satu nama yang membuat semua orang di ruangan tercengang tak percaya.
"Park Rea?"
🌟🌟🌟
Singkat aja.
Cuma mau spoiler doang kok hehe... 😆😆Ditunggu yaa kisah Taehyung sama Rea 😇😇
Segera
Hanya di akun @yondarinestu
Stay tune!
Oh!
Jangan lupa mampir ke ceritaku yang lainnya juga yah kalau sempat :)
Ada Quandary, Oase, dan I Found Love In The Loneliest City On Earth yang ga kalah menarik untuk diikuti.See ya ♡
💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Touch Your Heart?
FanficJungkook adalah orang yang paling kehilangan saat manager Han memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai manager Bangtan. Ketika Seokjin berhasil menemukan manager baru yang tak lain adalah temannya di desa bernama Jung Nara, semua...