Sudah sejak lima belas menit yang lalu, Nara duduk di sebuah tempat duduk melingkar dengan pohon besar di tengahnya. Pemotretan Bangtan sudah berlangsung beberapa sesi sejak mereka berangkat ke lokasi tadi pagi, dan kini masih menyelesaikan untuk sesi foto individu.
Nara keluar dari ruang pemotretan untuk sekedar mencari udara segar. Walaupun itu hanya dijadikan sebagai alasan agar ia bisa pergi dari situasi yang membuatnya tidak nyaman sejak pemotretan dimulai tadi.
Hari ini, rasanya dia tidak melakukan apapun untuk persiapan pemotretan Bangtan. Saat ia datang ke dorm pagi-pagi seperti biasa untuk menyiapkan barang-barang dan pakaian yang dibutuhkan untuk pemotretan, Minhae sudah melakukan itu jauh sebelum dirinya datang. Saat di dalam ruang pemotretan pun, yang melayani para member, seperti memberikan air atau membantu Jungkook memaksi dasi adalah Minhae, bukan Nara.
Jadi, Nara merasa tidak ada alasan kuat untuk dirinya tetap ada di dalam ruang pemotretan, sementara tidak ada pekerjaan apapun yang dia lakukan. Nara merasa inilah akhir pekerjaannya sebagai manager. Semua tugasnya benar-benar sudah diambil alih oleh Minhae.
Itu bagus, karena berarti Minhae adalah manager yang bertanggung jawab dan juga cekatan. Sudah pasti akan lebih baik dari dirinya yang bahkan sempat meninggalkan Bangtan untuk pergi ke desa selama beberapa hari dan terkesan tidak bertanggung jawab akan pekerjaannya.
Nara tersadar dari semua pikirannya saat beberapa waktu kemudian terdengar suara langkah seseorang yang mendekat ke arahnya. Nara memalingkan wajah untuk melihat siapa pemilik langkah kaki itu. Dan tepat di sampingnya duduk, berdiri sosok Jimin yang tersenyum ke arahnya, memperlihatkan lengkungan kelopak matanya yang menyipit.
"Jimin~ssi? Kenapa kau di luar? Apa kau butuh sesuatu?" Tanya Nara, sembari bersiap untuk berdiri, tetapi segera ditahan oleh Jimin.
"Aniyo, aniyo. Aku hanya mengambil ponselku yang tertinggal di dalam mobil, lalu melihatmu duduk. Kenapa kau tidak masuk?" Tanya Jimin.
Nara tersenyum tipis, masih dengan posisi duduknya.
"Aku...hanya mencari udara segar. Pemandangannya juga cukup indah di sini." Nara beralasan.
Jimin tampak mengangguk-angguk kecil mendengar jawaban Nara. Meski Jimin tahu gadis itu sedang berbohong. Ada lebih banyak hal berkecamuk di kepalanya yang membuatnya memilih keluar dan duduk menyendiri seperti ini. Semua member pun menyadari bagaimana tugas Nara digantikan oleh Minhae dan mungkin saja itu akan terasa sedikit tidak nyaman untuk Nara yang biasa melakukan semua tugas itu sendiri.
"Bolehkah aku duduk di sini? Kurasa melihat pemandangan luar akan membuat suasana hatiku menjadi lebih baik."
Nara mendongak, menatap ke arah Jimin. Jujur, Nara cukup terkejut mendengar ucapan Jimin. Namun, dirinya pun tidak memiliki alasan untuk melarang siapapun duduk, karena tempat ini bukan miliknya. Akhirnya, Nara pun mengangguk sambil tersenyum, mengiyakan Jimin untuk duduk di sampingnya.
Jimin balas tersenyum dan beranjak duduk di bangku yang sama dengan hanya berjarak sekitar satu meter dari tempat Nara duduk.
Nara kembali mengalihkan pandangannya ke depan, menatap pemandangan yang memperlihatkan taman bunga dan pohon-pohon rindang di sekelilingnya. Tempat pemotretan Bangtan kali ini terletak di kota kecil yang cukup sunyi dengan pemandangan yang asri. Sekilas, sempat mengingatkan Nara pada suasana desa yang juga sama asrinya, dengan udara dingin yang sejuk dan pepohonan hijau menghiasi sekeliling.
Setelah Jimin duduk, suasana mendadak hening beberapa saat. Baik Jimin maupun Nara masih sibuk menatap pemandangan indah yang terpampang di depan mata mereka, seolah berhasil terbawa oleh suasana tenang tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Touch Your Heart?
FanfictionJungkook adalah orang yang paling kehilangan saat manager Han memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai manager Bangtan. Ketika Seokjin berhasil menemukan manager baru yang tak lain adalah temannya di desa bernama Jung Nara, semua...