"Aku harus pergi."
"Aku akan pergi dan tidak akan pernah kembali lagi."
Kalimat itu masih menggema jelas di kepala Jungkook. Suasana sunyi lorong rumah sakit seolah menjadi saksi bagaimana dirinya merasa dicampakkan dan benar-benar dibenci oleh Nara, sebelum kemudian ditinggalkan. Semuanya terasa nyata. Tentang kehancuan yang timbul di hatinya ketika gadis itu melangkahkan kaki menjauh dan hilang dari pandangan mata.
"Kajima! Kajima Jung Nara!"
Seru Jungkook sembari menggelengkan kepalanya kalut.
"Kajima! Kajimaaa!!"
Jungkook berseru semakin keras, nyaris berteriak. Kemudian adalah kelopak matanya yang terbuka. Nafasnya menderu tak teratur, seolah baru saja mengalami kejadian buruk yang membuatnya terguncang. Jantungnya berdebar, terlebih lagi karena melihat tiga orang yang berdiri di hadapannya dengan tatapan menelisik cenderung penuh curiga.
Tiga orang itu tak lain adalah para hyungnya yaitu, Taehyung, Jimin, dan Hoseok. Mereka sudah berada di ruangan rawat Jungkook sejak lima belas menit yang lalu, bergantian dengan Minhae, Namjoon, dan Yoongi yang baru saja pulang ke dorm karena mereka sudah menjaga Jungkook semalaman.
Kini, mereka justru keheranan mendapati Jungkook yang berteriak-teriak aneh dalam tidurnya. Terlebih lagi, ia menyebutkan nama seseorang yang jelas mereka kenal. Jung Nara.
"Maknae kita benar-benar sudah gila."
"Dia bahkan memimpikan Nara~ssi."
"Mereka berpacaran?"
"Ya! Sudah jelas mereka memiliki hubungan khusus."
"Sulit dipercaya. Dia bahkan mengencani mantan manager kita."
"Mm...dia adalah golden maknae."
"Ya! Bukankah dia tampak mesum? Dia bahkan memanggil nama perempuan saat tidur!"
Taehyung, Jimin, dan Hoseok saling beradu argumen sambil tetap menatap ke arah Jungkook yang masih berbaring dengan mimik wajah kebingungan. Ia masih berusaha mengatur nafas dan pikirannya. Satu sisi, ia merasa kesal dengan para hyungnya yang meracau bahkan di detik pertama setelah ia membuka mata. Di sisi lainnya, ia merasa lega karena sesuatu yang ia takutkan tidak terjadi. Dia tidak ditinggalkan. Apa yang terjadi antara dirinya dan Nara hanyalah mimpi. Ya, semua itu hanya sekedar bunga tidur.
Jungkook memejamkan matanya, merasa dirinya akan pingsan lagi mendapati kelakuan para hyungnya.
"Ya...hyung...hentikan! Aku bisa pingsan lagi kalau kalian meracau seperti itu." Ucap Jungkook, dengan suara yang masih serak.
"Sepertinya tidurmu nyenyak sekali. Apa kau memimpikan hal-hal yang menyenangkan bersama wanita? Siapa dia? Jung Nara?" Jimin bertanya sambil mendekatkan wajahnya ke arah Jungkook, memberikan tatapan intimidasi.
"Ya! Hentikan! Dia baru saja bangun!" Hoseok menepuk kepala Jimin, membuatnya memundurkan langkah dengan mulut mengerucut kesal.
Jungkook masih diam, berusaha meyakinkan diri bahwa apa yang baru saja ia alami adalah mimpi dan keberadaan para hyungnya saat ini adalah nyata.
"Apa kau merasa lebih baik? Kau sudah tidur terlalu lama. Aku akan memanggil perawat untuk memeriksa keadaanmu." Taehyung bersiap melangkah menuju pintu.
"Tunggu. Hyung, berapa lama aku tertidur?" Tanya Jungkook, merasa heran mendengar Taehyung mengatakan dirinya sudah tertidur lama.
Taehyung mengurungkan langkahnya dan kembali menghadap ke arah Jungkook, begitupun Jimin dan Hoseok yang saling menatap, mendengar Jungkook bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Touch Your Heart?
FanfictionJungkook adalah orang yang paling kehilangan saat manager Han memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai manager Bangtan. Ketika Seokjin berhasil menemukan manager baru yang tak lain adalah temannya di desa bernama Jung Nara, semua...