Bacanya boleh sambil muter lagu di atas 😋
Enjooyyy 💋💋
🌟🌟🌟
Sibuk.
Adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan suasana tempat pemotretan Bangtan hari ini. Semua orang tampak fokus pada pekerjaannya masing-masing. Ada yang mempersiapkan pakaian, menata barang, dan berlarian kesana kemari mengatur jalannya pemotretan.
Sungguh pemandangan yang tampak melelahkan di mata Nara. Meski pun dirinya tak lepas pula dari segala kesibukan itu. Bahkan mungkin bisa dibilang Nara adalah orang yang paling sibuk dengan tugas dan pekerjaan segunung di sana.
Itu benar, karena pagi-pagi sekali sejak mereka tiba, dia sudah sibuk mengerjakan banyak hal. Dari mulai mempersiapkan barang keperluan Bangtan, membeli sarapan (karena dia tak sempat memasak kali ini), sampai berlarian bolak-balik ke mobil untuk mengambil barang-barang yang masih tertinggal.
Nara tidak mengeluh atas semua itu, karena ia menyadari, ini adalah pekerjaannya, ia digaji untuk melakukan semua itu. Lagi pula, jika bisa mengeluh pun, memangnya dia bisa mengeluh pada siapa? Tidak mungkin pada para member Bangtan kan? Nara tahu, mereka sudah cukup lelah mengikuti berbagai jadwal dari mulai konser sampai pemotretan. Jadi, Nara hanya bisa diam. Dan terus seperti itu.
Saat ini Nara baru bisa terduduk di ruang tunggu pemotretan, karena para member sedang melakukan sesi foto dan sementara, pekerjaannya sudah beres. Ia duduk sambil meraih botol air mineral yang tergeletak di meja sampingnya, kemudian meneguknya hingga tersisa setengah.
Lega rasanya memiliki waktu istirahat di sela-sela kesibukannya. Pemotretan hari ini direncanakan akan ada tiga sesi. Dan siang ini, mereka sedang melakukan sesi yang kedua, setelah tadi pagi melakukan sesi pertama dan di selangi waktu istirahat.
Nara baru saja akan berdiri untuk berjalan keluar dari ruang tunggu, setelah menutup dan meletakkan kembali botol airnya di atas meja, namun dering ponsel pertanda pesan masuk menunda langkahnya.
Nara merogoh celana jeansnya dan membuka pesan tersebut.
Park Rea :
Kuenya sudah siap. Pukul berapa aku harus mengantarnya?
Seketika Nara menepuk jidatnya, teringat pesanan kue ulang tahun Taehyung pada Rea dua hari yang lalu. Benar sekali, Nara memutuskan untuk memesan kue pada Rea dan meminta rasa cokelat sekaligus vanila, agar Hoseok dan Jimin tidak lagi bertengkar memperdebatkan soal rasa vanila atau rasa cokelat.
Jemarinya bersiap mengetik balasan pesan itu, namun seketika ia merasa kebingungan sendiri, dia pun tidak tahu kapan acara kejutan Taehyung yang para member rencanakan. Haruskah ia bertanya pada seseorang?
Pandangan mata Nara yang semula menunduk menatap layar ponsel tiba-tiba mendongak setelah mendengar suara pintu ruang tunggu terbuka dan mendapati sosok Seokjin di sana. Kebetulan sekali, dia bisa menanyakan soal rencana itu pada Seokjin.
"Oppa, kapan...." Belum juga Nara menyelesaikan ucapannya, Seokjin justru mengisyaratkannya untuk diam dengan menaruh telunjuk ke bibir sambil mengeluarkan suara 'sssttt'.
Nara sempat heran mengapa Seokjin melakukan itu, namun setelahnya ia menyadari mungkin suaranya yang terlalu keras dan Seokjin tidak mau rencananya sampai di dengar Taehyung.
Seokjin melangkah mendekati Nara yang masih diam berdiri.
"Kau sudah memesannya?" Suara Seokjin lirih, nyaris berbisik.
Nara tahu yang dimaksud Seokjin adalah kue, maka ia mrnganggukkan kepala mantap.
Seokjin tersenyum lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Touch Your Heart?
FanfictionJungkook adalah orang yang paling kehilangan saat manager Han memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai manager Bangtan. Ketika Seokjin berhasil menemukan manager baru yang tak lain adalah temannya di desa bernama Jung Nara, semua...