🌟 23. [The Thurt Untold]

688 58 5
                                    

Rekomendasi lagu yang berjudul sama dengan bab ini untuk menemani kalian baca 🎶🎶

Boleh sambil di play yaa 😉

Bab ini panjang bgt 4000 kata lebih, jadi aku harap kalian ga bosen bacanya 💕💕

Happy reading!! 💜

🌟🌟🌟

Suara lonceng di atas pintu kaca berdenting ketika Nara mendorongnya untuk membawa tubuhnya masuk ke sebuah cafe yang sudah ia sepakati dengan seseorang yang akan ia temui.

Nara melangkahkan kaki untuk masuk dan mencari meja tempat seseorang sudah menunggunya. Ia mengedarkan pandangan untuk mencari karena ini adalah kali pertamanya bertemu dengan orang itu.

Tak lama, pandangannya tertuju pada seorang wanita setengah baya yang duduk sendirian di meja dekat jendela cafe. Kemeja cokelat muda dan rambut pendek di atas bahu wanita itu, sesuai dengan yang di deskripsikan oleh seseorang yang akan ia temui hari ini ketika mereka berkirim pesan tadi.

Nara memantapkan langkahnya untuk mendekat ke arah meja wanita itu. Tak lama, ia pun berdiri di depan wanita itu.

"Cogiyo...apakah...." Belum selesai Nara bertanya, wanita itu sudah tersenyum, membuat matanya menyipit seperti bulan sabit dan menampilkan beberapa kerutan di dekat matanya karena faktor usia.

Wanita itu tampak seumuran dengan bibinya, yaitu adik dari ibunya. Kalau boleh memperkirakan, wanita itu berusia sekitar empat puluh tahun. Namun, Nara tidak bisa berbohong, senyumannya tampak begitu hangat dan berwibawa di usianya yang sudah menginjak kepala empat.

Nara membalas senyuman itu. Ternyata dia tidak salah menghampiri meja. Wanita di hadapannya adalah orang yang ingin ia temui.

"Jung Nara~ssi?" Wanita itu memastikan.

Nara tersenyum, kemudian membungkukkan badannya sedikit untuk memberi salam.

"Ne, annyeonghaseo, Manager Han."

Ya, wanita yang ia temui adalah Manager Han. Setelah semalam ia berbincang dan berkata ingin menanyakan beberapa hal, hingga kemudian mereka memutuskan untuk bertemu secara langsung agar bisa berbincang lebih banyak lagi.

"Duduklah." Manager Han mempersilahkan.

Nara melepas mantel yang ia kenakan dan menyampirkannya di punggung kursi, sebelum kemudian beranjak duduk di hadapan Manager Han.

"Kau mau memesan sesuatu dulu? Aku sudah memesan secangkir kopi tadi." Ucap Manager Han.

Nara tersenyum, mengangguk, kemudian tangan Manager Han terangkat untuk memanggil pelayan. Tak lama, satu orang pelayan laki-laki datang menghampiri meja mereka.

"Apa yang ingin kau pesan?" Tanya Manager Han.

Tanpa melihat menu, Nara langsung berucap,

"Americano."

Mendengar pesanan Nara, pelayan itu pun melangkah pergi, setelah sebelumnya tersenyum ramah.

Kini, tinggal mereka berdua duduk dalam satu meja. Manager Han menatap Nara, masih dengan senyuman ramahnya. Sementara Nara berusaha menahan gugup dalam dirinya.

"Jadi benar kau Manager Jung?" Tanya Manager Han.

Mendengar kata 'manager' di depan namanya, membuat hati Nara berdesir entah mengapa. Solah ini adalah pertama kalinya ia dianggap ada sebagai seorang manager. Perasaan yang melegakan karena ada seseorang yang menghargai pekerjaannya.

Can I Touch Your Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang