🌟 14. [Somewhat]

685 59 16
                                    

"Lupakan apa pun yang baru saja terjadi."

Nara menghembuskan nafasnya keras, merasa sebal mendengar kalimat itu kembali diucapkan oleh Jungkook padanya.

"Jungkook~ssi, kau sudah mengatakannya lima belas kali. Harus berapa kali lagi aku mendengarnya?"

Memang benar. Kalimat aneh itu sudah berulang kali diucapkan Jungkook setelah kejadian pelukan tak terduga beberapa waktu yang lalu. Padahal Nara tidak menganggap itu sebagai hal serius. Mungkin Jungkook masih terbawa dengan alam mimpinya, karena waktu bangun tidur, seseorang memang cenderung merasa terkejut dan berhalusinasi terhadap sesuatu.

Nara benar-benar tidak ambil pusing soal itu, dan dia tidak tahu mengapa Jungkook justru membahasnya terus-menerus dan menyuruh Nara untuk melupakan apa yang sudah terjadi.

"Kau tidak berpikir yang macam-macam kan? Aku hanya belum sepenuhnya sadar karena baru saja bangun tidur. Tidak usah berpikiran yang lain."

Ucapan Jungkook membuat Nara membuang nafasnya kesal. Tak habis pikir Jungkook mengatakan itu. Ia meletakkan pakaian yang sedari tadi sedang ia tata di lemari milik Jungkook dan membalik badannya.

"Jungkook~ssi. Aku sama sekali tidak memikirkan apa pun perihal kejadian tadi. Aku tahu kau mungkin baru saja bermimpi bu...."

"Cukup." Jungkook memotong ucapan Nara sembari berdiri dari duduknya.

Nara terkejut dan merasa bingung sendiri melihat sikap Jungkook yang begitu aneh. Apakah ia masih merasa terpukul akan hari kematian ibunya kemarin sampai-sampai ia menjadi sedikit gila seperti sekarang?

"Pergilah. Belikan aku soda."

Nara mengerutkan keningnya. Lagi-lagi terkejut dengan ucapan yang keluar dari bibir Jungkook. Semakin aneh dan mengada-ada. Bahkan kali ini, Nara tidak mampu menahan rahangnya untuk tidak jatuh menganga cukup lebar. Alih-alih menyuruhnya membeli air putih seperti ketika melakukan olahraga di taman, kali ini Jungkook menyuruhnya membeli soda pula?

"Jungkook~ssi, ada apa denganmu sebenarnya??" Nara sedikit memberi penekanan pada setiap kata yang ia ucapkan.

Nara menatap Jungkook lekat-lekat, sementara Jungkook seolah melempar tatapan kosong ke arah depan, seperti orang linglung.

"Jungkook~ssi? Kau dengar aku?" Nara kembali bicara karena merasa Jungkook tak merespon apa pun dan malah diam melamun.

Jungkook mengerjapkan matanya beberapa kali sambil sedikit menggelengkan kepala dan memijit dengan satu tangannya, seolah ia sedang memikirkan sesuatu yang berat dan membuatnya kehilangan kesadaran.

"Ani, cepatlah pergi, jangan terlalu lama, aku menunggu."

Tatapan Nara mengekor mengikuti langkah Jungkook yang berjalan pelan menuju kamarnya sambil memijat pelipisnya.

Sungguh, akal sehat Nara seolah terenggut habis oleh sikap Jungkook yang begitu absurd bagi Nara. Apakah ia sengaja memperdaya Nara karena masih tidak menerimanya sebagai manager? Atau ada hal lain yang Nara tidak tahu?

Kalau hanya karena insiden tak terduga bangun tidur tadi, bukankah justru Nara yang seharusnya menjadi kesal karena dirinyalah yang dipeluk tiba-tiba oleh Jungkook? Kenapa jadi sebaliknya? Ini Nara yang terlalu polos, atau memang Jungkook yang sedikit kehilangan kewarasannya?

🌟🌟🌟

Sudah beberapa menit yang lalu Nara membawa langkah beratnya keluar dari sebuah mini market sambil menenteng plastik hitam berisi soda pesanan Jungkook dan beberapa makanan ringan yang sengaja Nara beli untuk dirinya, karena Nara berpikir setelah memberikan apa yang Jungkook minta, ia akan langsung pulang ke rumah kost, kemudian menonton serial televisi favoritnya yang tayang seminggu dua kali, sambil memakan camilan.

Can I Touch Your Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang