🌟 15. [Conspiracy]

632 56 8
                                    

Mau minta maap sangat yaa kemarin kamis ga update soalnya ga ada waktu 😥😥😥

Pulang sore udah capek dan ga sempet nulis... maap banget molor sampe hari senin ini 😣😣

Arab maklum namanya anak sekolah 😩😩😩

Terus lagi gaada mood buat nulis jugaa 😟😟 takutnya kalo nulis dengan kondisi lagi ga ada mood, jadinya ceritanya gaje 😔😔

Semoga masih pada mau baca dan nerima part ini dengan enjoy ya 🙏🙏🙏

Happy reading!!

Happy reading!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌟🌟🌟

Langkah kaki Nara menapaki jalanan menuju ke dorm Bangtan, setelah ia turun dari bus yang ia tumpangi dari halte dekat apartemen Jungkook ke halte dekat dorm Bangtan. Di tangan kanannya menggantung sebuah totebag cokelat berisi cupcake yang tadi ia beli untuk Jungkook, namun ditolak dengan mudahnya hanya dengan satu kalimat menyebalkan yang keluar dengan entengnya dari bibir Jungkook.

Nara masih jelas mengingat percakapannya dengan Jungkook di apartemen beberapa waktu yang lalu, setelah kejadian tak mengenakkan dikejar orang gila.

"Kenapa kau selalu membuat masalah? Aku tidak habis pikir, kau selalu saja merepotkanku." Jungkook mengomel, setelah kakinya menapak ruang apartemennya, sambil membuka jaket yang ia kenakan.

"Aku tidak...."

"Aku sudah mengatakan padamu untuk cepat kembali. Kenapa orang gila justru mengejarmu?"

"Aku hanya...."

"Sudahlah, lebih baik kau pergi. Aku lelah."

Selanjutnya, Jungkook meninggalkan Nara yang diam mematung di dekat pintu.

Sungguh, Nara merasa kesal sendiri karena tidak diberi kesempatan untuk bicara. Padahal ia memiliki alasan. Ia hanya ingin berbuat baik. Tapi mengapa justru disalahartikan seperti ini? Mengapa ia seolah menjadi seorang bandit yang selalu membuat masalah sekarang?

Nara menguatkan tekadnya untuk bicara, sebelum Jungkook benar-benar masuk ke dalam kamarnya.

"Kau tidak mengerti."

Seketika langkah Jungkook terhenti di depan pintu kamarnya. Tangannya yang semula terulur untuk menekan knop pintu pun berhenti bergerak.

"Aku tidak bermaksud membuat masalah. Aku hanya ingin membantu."

Jungkook masih diam, mendengarkan apa pun yang Nara katakan tanpa membalik tubuhnya yang menghadap ke arah pintu kamarnya.

"Maaf jika aku membuatmu sulit. Tapi kau harus tahu, aku tidak bermaksud begitu. Aku tahu kau mungkin membenciku, entah karena aku manager yang buruk, atau karena kau memang tidak suka aku ada di sini sekarang karena kau masih berharap manager Han kembali."

Can I Touch Your Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang