1🥀

211 13 5
                                    

Happy Reading)

Malam yang gelap sunyi dan membisu. Serta gemuruh dan petir petir beradu dengan air yang terus turun menderu,menerjang derasnya gemburan angin. Menjadikan siapa saja yang melihat menjadi urung, dan undur diri memilih terlelap di balik selimut. 

Hari ini adalah hari pertama ia menginjakan kakinya ke kota baru. Yang harus rela berpindah-pindah kota karena pekerjaan orang tua nya. Dan dengan perasaan tak bersalah, mereka tak mau mengerti keadaan gadisnya dan mereka egois, membuat gadis itu merasa sendiri dan sepi. Takut

Takut untuk kembali berinteraksi, berinteraksi dengan lingkungan baru tidaklah semudah itu. Bertemu, bertegur sapa dan saling mengenal satu sama lain. Kemudian mulai nyaman dan harus kembali di pisahkan oleh keadaan. Seperti itulah kehidupan gadis ini

Terbiasa sendiri membuatnya sedikit kikuk bertemu dengan orang baru. Dia yang jarang memperlihatkan dirinya, dan hidup nomaden membuatnya sulit mendapatkan teman akrab.

-//-

Sinar terang menghiasi kota baru, pagi yang menarik. Hujan yang tadi malam turun,sudah berhenti sejak diri hari. Semerbak bau hujan bercampur tanah menusuk tajam di hidung nya. Apalagi kota ini bukanlah ibu kota, dan sangat jarang terjadi kemacetan.

"Siap ke sekolah baru nak?" Tanya pria berumur 34 tahun, sambil menatap lekat wajah putrinya yang duduk di jok mobil sampingnya.

Gadis itu mengangguk pelan, mempersiapkan sedikit dirinya untuk berinteraksi dengan manusia baru. Yang enak berapa puluh orang akan di temui. Tipikal manusia pendiam yang irit bicara.

Mobil hitam glossy, bermerek terkenal  itu memasuki pagar tinggi dengan logo besar bertulisan SMA KARTIKA PELITA terpampang jelas di hadapan mereka. Gadis itu turun perlahan dan segera berjalan menuju ruang guru.

Di balik itu semua, pria berjas. Bersetelan rapih itu sedang sibuk menelepon seseorang di sebrang. Sampai tak tahu, bahwa keberadaan gadisnya sudah tak ada di sisinya lagi.


" Kamu murid baru benar?" Pertanyaan itu muncul dari seorang wanita dewasa dengan baju rapi dan rambut diikat kebawah. Terlihat bijaksana dan sudah pasti perempuan ini adalah guru disini.

Perempuan itu hanya mengangguk. Setelahnya guru itu tersenyum dan mengangguk paham. "Kamu berada di kelas 10 MIPA 2. Mari ikut say, saya antar kamu. Kamu akan jadi anak saya disini, saya wali kelasnya. Semoga bisa betah yah nak cantik. Nama ibu Bu Miranti"

Lagi-lagi gadis itu mengangguk dan tersenyum sedikit. Tidak terlalu buruk pikirnya. Karena sejak tadi dia berjalan, banyak pasang mata yang menatapnya dengan hangat. Seperti menerima keberadaan di sekolah ini.


" Permisi" kemudian Bu Miranti masuk dan menggandeng tangan perempuan yang sedikit menunduk. Mungkin karena malu atau ia takut berhadapan dengan puluhan temannya yang besok akan menjadi teman satu kelas nya.

Kelas yang gaduh karena pelajaran seni budaya, dan bab nya adalah membuat kerajinan dari bangun datar membuat kelas ramai dan berantakan. Guru yang mengawasi pun hari ini izin tidak masuk, berakhirlah jam kosong dan di gunakan untuk bersenang-senang ria.


"Selamat pagi anak-anak!!"

"Pagi buu Mirantiiii" serentak suara itu mengudara di dalam kelas.

RUMIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang