23🥀

10 1 0
                                    

Happy Reading)

Berapa lama lagi ia akan bertahan. Nyatanya sudahh di ambang kematian. Selang sudah di pasang di sekujur tubuhnya.

Air mengalir ke dalam tubuh. Ia tergeletak tak berdaya. Air mata bercucuran pada kedua mata orang sekitar. Mereka hanya memandang melas

Tangan yang hampir putus nadinya itu terbungkus perban. Para medis yang berusaha menyambung kembali. Nafasnya mulai normal, tapi ia dalam keadaan setengah mati, koma.

"Sayang, cepat bangun ya" mohon wanita paruh baya yang sudah berlinang air mata

Dan pria itu, merangkul pundaknya. Menenangkan sambil mengelusnya. Membiarkan ia menyadarkan kepada di dadanya

"Assalaamu’alaikum, tante keadaan Jessy bagaimana? " ucap perempuan itu. Hellen

Ia datang dengan kedua temannya. Essa dan Berlly. Ia masuk dan melihat bagaimana mengenaskanya keadaan Hellen.

" Ini semua gara gara kamu! Kenapa kamu ngebiarin anak saya mau bunuh diri! Kenapa kamu ngga mau serahin raka buat anak saya! " Teriaknya frustrasi di depan wajah merek bertiga

" Maaf, bukanya Raka dengan Jessy baik baik saja tante. Tadi saya liat dia duduk berdua di perpus " Elak Essa

" Ia pulang dengan keadaan kacau, ia menyayat dan menyakitibagian tubuhnya. Itu gara gara kalian! " Teriaknya yang masih belum bisa tenang

" maaf - tan-"

"Sudah sudah, sebaiknya kamu pergi saja. Keadaan sedang tidak baik. Besok bisa ke sini lagi" jelas pria itu, sambil merangkul pundak istrinya

Mereka kembali. Kembali ke arah parkiran dan masuk ke dalam mobil milik Hellen.  "Ini salah aku! Kenapa Raka suka aku tidak suka Jessy aja!" tangisnya sendu

"Udah, ini bukan salah elo. Bajingan itu aja yang ngga punya hati. Pengen kita bantai mereka"

"Gue gabisa tinggal diem. Jessy sahabat gue, jadi harus di kasih pelajaran! "

Mereka meninggalkan Rumah sakit Pitavega dengan supir. Ia harus menyusun rencana untuk menjebak pangeran kutu bukunya Jessy, bisa di bilang bajingan nya Jessy.

-🌙-

" Hallo yang, ada apa? "

"..."

"kenapa?"

"..."

"Hah?kaparat!"  sontak ia menjatuhkan gelas kaca yang ia pegang.

"... "

" Yaudah, besok kesana lagi ya bareng gue. Kalian gausah bertindak biar gue aja. Semua beres"

".... "

" Yaudah dadah yang, jangan kangen muah"

Ia kembali ke dalam kamar dan meninggalkan pecahan gelas. Kurang ajar memang, tapi ia tidak peduli.

"Hallo, bawa anak anak kumpul di base camp"

RUMIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang