HAPPY READING)
FAREL POV|| Sudut pandang Farel"Pipi kamu gapapa kan?"
Tanyanya saat ia duduk berdua di depan terasa rumah milik Hellen.
Setelah Farel meninggalkan rumah tadi, yang ia anggap sebagai neraka itu. Ya itu rumah milik kedua orang tuanya yang ia anggap sebagai neraka. Dimana seharusnya rumah itu hangat, tapi justru sebaliknya. Di dalam rumah itu hanya ada kedinginan di antara makhluk berpenghuni.
"Gapapa kali, cuma di tampar. Laki masa lemah" candanya sambil tertawa dan sebelah kanan tangannya terangkat mengacak acak rambut Hellen.
"Ih, Farel apa apaansii. Jadi berantakan tau"
"Gapapa kamu kalo lagi berantakan kelihatan seksinya. " godanya sambil terus menerawang mata coklat milik Hellen
" Ih, engga. Udah lah, YUK masuk!"
"Hah? Serius? " ia berucap demikian dengan nada yang sangat spontan. Tanpa dirinya sadar
" Kamu gamau masuk kedalem rumah? mm beneran mau di seriusin? " kali ini Hellen mencoba menggoda balik Farel
Hatinya tertawa keras melihat Farel yang terlihat seperti orang bego "Langsung KUA aja yuk cussss!!" seru ya keras
Mungkin tetangga sebelah akan mendengar jerit Farel. Dasar kurang ajar. Setelah berkata demikian Hellen tak segan segan mencubit perut Farel yang menurut nya keterlaluan.
Sang empu hanya mengadu kesakitan sambil tertawa cengengesan "Hust diem, tetangga ntar dengar."
"Gapapa kali, biar tu tetangga sekalian kondangan bawa amplop kan lumayan. " ucapnya sambil berbisik
" Siapa yang mau ke KUA?" ucapnya pria paruh baya yang keluar dari dalam rumah dengan seorang wanita seumuran.
"Eh, papah udah pulang tumben. Tante. " Hellen berucap sambil mengalami mereka berdua secara bergantian
" sudah sayang. Eh siapa kamu anak jagoan? "
" Saya Farel om, tante. Temen sekolahnya Hellen. " ucapnya sama, sambil menyakiti mereka berdua secara gantian
" Ini, yang ngajak anak saya ke KUA"
"hehe, kalo mau saya si siap om. Mintain jawaban sama anaknya dong om, masa di gantungin mulu. Celana yang saya gantung kemaren aja udah kering. "
Mereka tertawa, Hellen yang menjadi objek perbincangan hanya malu dan terus menunduk.
" Udah udah kasian Hellen malu, yuk masuk aja. " wanita paruh baya itu mempersilahkan Farel masuk dan Hellen sudah aibrit lari menuju lantai atas
" Kamu temen sekelasnya Hellen? " tanya nya
" Bukan om, saya beda kelas dengan Hellen. "
" OH, kamu bisa jamin buat Hellen bahagia? Kalau bisa kamu boleh bersamanya dan saya akan melepas setengah tangguh jawab saya kepada kamu terhadap Hellen. "
Dengan deg deg an akhirnya mulut yang kadang engga berakhlak ini menyeletuk tanpa pikir panjang. "Doakan saya om agar bisa menjaga amanat yang om kasih. Saya akan selalu menyalurkan energi bahagia kepada Hellen dan saya tidak akan pernah menyakiti Hellen."
"Saya doakan kamu, saya serahkan kepada kamu. Jadi dia, sudah terlalu banyak luka di batinya. Buat dia bahagia, jaga dan sayangi dia. Buat diri kamu selalu ada untuk Hellen. "
" Iya om, insyaallah saya akan menjaga amanat dari om" setelah berkata panjang kali lebar bagi dua kali tinggi itu pria paruh baya menepuk pundak Farrel.
Rasanya seperti akan menghadapi prosedur ijab kabul. Deg deg an engga karuan. Hellen udah dapet lampu ijo ni dari papah mertua, masa dari kamu masih kuning aja si.
Setelah beberapa lama, ya lama. Perempuan - biasa. Hellen turun dengan setelah outfit sweeter berwarna putih kebesaran dan celana boy friends. Kali ini ia menggunakan jilbab pashmina
Ia sedang ingin belajar menutup aurat. Ia sempat bercerita tadi sedikit. Ia akan membiasakan dirinya untuk menggunakan jilbab.
Entah apa alasannya. Ia sekarang terlihat sangat cantik. Farel hanya diam sambil memandang Hellen tak berkedip.
"cantik banget subahanaallah " gumamnya lirih
Tapi disini siapa yang tidak mendengar. Semua orang yang ada di dalan ruang tamu. Hellen hanya tersenyum malu sambil salting engga jelas
" Kamu mau kemana sayang? " seakan akan papah Hellen itu mengerti keadaan putrinya. Di suasana yang menurutnya awkarn
" Mau jenguk temen. Pah kita langsung berangkat ya. "
" yasudah, hati hati ya. "
" pamit om, tante" setelah itu mereka meninggalkan rumah dan menuju rumah sakit
Kali ini Farel tidak menunggangi Ferrari kebanggaan orang tuanya. Tapi ia menggunakan motor kawasaki miliknya. Dari uang jajan yang di berikan orang tuanya ia tabung untuk membeli motor tinggi ini.
Helm full face memenuhi kepalanya. Hellen yang sudah bertengger di atas boncenganya itu memandang jalanan.
"Gamau pegangan gitu? " tanya gue keras sambil memundurkan tubuh supaya Hellen denger
" Pegangan mana? "
" Pinggang gue kosong. " dih, si Hellen malah senyum ga karuan
"Beneran gamau? Sama ketua geng brandal squad?" Eh, si doi semakin kenceng tawanya
Tak di respon balik, akhirnya gue memilih untuk kembali memfokuskan pandangannya ke jalanan.
Tak berselang lama tiba tiba kedua tangan melingkar kencang di pinggang."Cie, di terima juga ni tawaranya. "
" Kasian, ntar nangis. Haha" tawanya
"Iya, tapi lebih nangis lagi kalo kamu ninggalin aku. "
" Ih, apaan si. Engga yaa haha " gatau yabg di ucap Hellen becanda atau serius. Tapi mendengar kata engga itu. Langsung nyesss rasanya. 'Semoga aja si beneran, gue berharap lebih sama lo len'
REMEMBER VOTE & COMENTT OK
![](https://img.wattpad.com/cover/189312536-288-k443811.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] *Hargai penulis dengan cara Follow akun ini okey:) Gausah deskripsi-deskripsian lah. Mending cussss langsung baca. Oke! #Don't copy paste # Belum sempet revisi, ceritanya masih kotor🤣 cover by pinterest RANK! 1-Fiksi...