8🥀

42 3 0
                                    

Happy Reading)

"Boleh kenalan g? "tiba tiba Farrel yang beda itu bertanya kepada Hellen dengan nada yang jauh dari kata angkuh. Maybe itu yang di tangkap Hellen untuk kali ini.

"Michelle." ucapnya sembari meraih gagang pel di sebelah tembok. Sambil menjelupkanya di bak berisi sabun.

"Gue Farrel." Hellen hanya ber-oh sambil terus melakukan pekerjaannya. Ia sedikit heran dengan sifat Farrel, yang bisa di bilang berbeda.

"Kamu kenapa beda? " Katanya sambil berdiri melihat manik mata coklat milih Farrel. "Apanya yanh-g eh, ber beda?" kelihatan sekali. Bahwa Farrel sedang gugup dan salah tingkah atas pertanyaan Hellen.

"kenapa kamu? Eh, engga maksudnya kenapa bilang pake Aku-kamu gitu. " menyengir seperti orang bodoh dan malu malu tidak jelas. Sebenarnya Hellen ingin tertawa dengan ekspresi Farrel. Tapi- ah sudah lah tidak tahan.

Akhirnya Hellen tertawa, renyah. Tapi tidak terbahakan. Membuat si Farrel yang menyaksikan langsung di depan mata hanya cengo. Dan membuatnya lebih lebih seperti orang bodoh.

Bagaimana tidak ia akan terlihat seperti orang bodoh. Hey! Shit! Lihat pemandangan di depan membuat hatinya semakin cair dan meleleh.

Ini pertama kali baginya. Melihat wanita yang sangat manis, ber ton ton gula pun tak bisa membuat semanis dirinya. Lihat, lesung pipit di kedua pipinya dan taring gigi atau gigi gingsul di bagian kiri.

Ya tuhan, nikmat mana yang kau dustakan kali ini. Plis Michelle cantik banget. Nyesel rasanya sering ngehina dia. Rambutnya yang pendek sebawah bahu itu terombang ambing di angin pagi ini. Aura apa yang kali ini kau pancarkan.

"Kenapa bengong? Aneh ya pake Aku-kamu? Kebiasaan hehe. " Setelah itu Hellen dan Farrel sama sama tersadar. Pak Mario ternyata memantau mereka dari sebrang.

Shit! Guru kurang ajar dateng lagi. Rusak suasana aja. Sumpah lo jatuh pas turun tangga. Hellen tak menghiraukan gumaman si Farrel.

Ia memilih menyelesaikan pekerjaannya. Ia sengaja membagi tugas, di bagian kanan untuk Farrel dan kiri untuk dirinya.

1 meter lagi pekerjaan mereka selesai. Tepat bel istirahat berbunyi. Pelataran kelas 12 yang baru ia pel sebelah sisi utara masih basah dan sekarang sudah penuh oleh jejakan sepatu milik kelas 12.

Ingin nangis rasanya saat melihat itu. Tubuhnya langsung menyender tembok dan ia terduduk sambil memegang pel dan ember di sebelahnya. "kita harus ngepel lagi?" katanya lemas. Ia tidak tahu padahal sebentar lagi akan selesai.

Mengapa cobaan ini sangat berat. Ia akan ketinggalan pelajaran dan itu membuatnya harus bertanya kesan kemari jika pun ada yang mau memberi tahu apa materi tadi.

Sedangkan si Farrel ada sedikit rasa senang di dalam hatinya. Entahlah, yang ia pikirkan saat ini adalah ia bisa berlama lama dengan Michelle.

"Helennnn!!!!!" Suara siapa lagi kalo bukan milik Jesy. Ia datang tergopoh gopoh sambil membawa kantong kresek di tangannya.

Helm hanya menengok tak bergairah kepada Jesy, ia mendengus tapi tak memperdulikan. Kini matanya tertuju pada di ketua geng brandal squad. Farrel

"Lo kenapa bisa di sini hah?! Orang kurang ajar!! "

"Len, napa lo mau si dihukum bareng si brengsek ini?!"

"Udah la, itu ga penting jes. Yang penting liat noh depann!! " katanya sambil tangannya menunjuk ke deretan kelas 12

Tercengang. "Eh, cewe galak ngapain lo kesini?"

"Eh! Lo bilang apa?! Cewe galak?! Ngaca deh lo! Gue galak juga karna lo brengsek dan suka ngehina orang ya!" Jesy sudah emosi akan sebutan dari si brengsek Farrel

"Ehh, bosss!! Lo ngapain di sini? Sama cewe cupu dan bisu kaya mereka! "

" Jaga ucapan lo brengsek! Lo ga sempurna malaikat gausah bacotin orang! "

Kali ini anak buah si Farrel datang dengan berbondong bondong. Gila apa! Sekarang lantai yang mereka pijak sama seperti deretan kelas 12. Tak berupa, bukanya di pel makin bersih ini mah, boro boro!

Hellen hanya tercengang atas insiden ini. Dan Farrel hanya diam membisu. Bedanya udah remuk suruh ngepel dan sekarang harus begini. Shit

"Brengsek kalian semua! Liat lantai nya jadi kotor! " kali ini benar benar emosi Hellen. Jesy yang baru pertama kali melihat Hellen demikian hanya diam. Dia juga bingung harus bagaimana

Memilih pergi meninggalkan semua, ia memilih ke kantin. Oh ya, dia juga meninggalkan Jesy. Jesy buru buru mengejar Hellen dengan ucapan terakhir "Lo semua harus tanggung jawab! Pel tuh lantai!"

"Cewe gitu ya? Selalu benar! " kali ini salah satu orang yang ada di geng itu menyeletuk. Setelah itu sifat Farrel kembali kasar terhadap para anak buahnya. Bukan, eh entahlah yang mana sifat aslinya.

"Kalian pel semuanya! Gue gamau tahu!!" semua anak buah itu langsung kaget,mau menolak pun tidak bisa. Karna memang dia ketuanya.

🌎

Kali ini semua menyaksikan,bagaimana ada suatu hal yang tidak biasa.

Ya, saat ini geng brandal squad sedang mengepel lantai. Tapi tanpa ketua, ah mereka tidak peduli dengan ketuanya. Yang penting ia bisa melihat penderitaan nya para brandal squad yang biasanya sangar.

Sekarang berubah dengan wajah lesu dan tampak terpaksa. Bedanya yang lumayan besar dengan baju di keluarkan serta 2 kancing di atas terbuka. Tanpa dasi.

Membuat para guru guru kaget. Siapa yang menghukum mereka, untung saat ini pak Mario sedang rapat komite di luar sekolah. Jadi dia tidak akan memarahi si anak kurang ajar Farrel dan si polos Hellen.

REMEMBER VOTE & COMENTT OK!!!

RUMIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang