7🥀

62 5 0
                                    

Happy Reading)

"Pulang tidak tahu waktu!!"

"Anak disekolahkan seperti tidak punya tata krama! "

" Kamu mendengar!! "

" Untuk apa saya mendengar kan anda! Kalau anda juga tidak pernah mengerti saya! " Setelah itu, ia meninggalkan mereka. Menuju kamar, untuk merebahkan tubuhnya

Ia lelah. Lelah, untuk setiap hari mendengar orang tuanya cekcok dan tidak peduli. Dia yang selalu di salahkan dan yang selalu di libatkan.

Jika kalian sudah tidak saling sayang, mengapa kalian masih bersatu? Lagian kalian juga memiliki kekasih sendiri sendiri kan?

Kalian merasa kasihan kepada saya? Shit! Tanpa kalian pun saya masih bisa hidup. Kalian hanya memberi saya harta bukan kasih sayang.

Atau kalian malu terhadap orang tua kalian? Untuk apa kalian menikah dulu jika akhirnya seperti ini. Untuk apa kalian menghasilkan saya jika tidak pernah mendapat perhatiannya

Oh, atau mungkin kalian memperalat saya untuk di jadikan hasil kekayaan kalian? Kalian terlalu munafik dan terlalu ambisius terhadap harta.

Padahal harta banyak pun tak membuat kalian bahagia. Kalian juga selalu menuduh saya anak yang tidak punya sopan santun dan tidak punya etika. Kalian juga selalu menyalahkan saya dalam sekolah.

Bahkan kalian juga tidak peduli saat beberapa kali saya memenangkan berbagai perlombaan? Atau apresiasi apapun anda tidak peduli

Jadi untuk apa saya peduli terhadap kalian?

Memang kalian yang menghidupi saya dan kalian juga yang membuat saya hadir di dalam dunia yang kejam ini. Tapi, saya bisa hidup tanpa kalian.

Jika boleh memilih, saya lebih baik tidak lahir dalam keluarga kalian. Saya juga lebih baik lahir di keluarga miskin, pedalaman dan bodoh. Tapi punya banyak kasih sayang, dari pada hidup berguling harta tapi tidak memiliki kasih sayang.

Dia muak dengan segalanya. Ia mengguyur seluruh badannya di bawah shower itu. Terus mengalir deras.

Hari ini menunjukan pukul 1 dini hari. Dan ia baru beranjak tidur, padahal sekolah besok pagi masih menanti.

Bunyi ketokan itu terus menggema. Menimbulkan ia yang sedang tenang ya tertidur menjadi terganggu.

Matahari sudah sangat terang. Tapi kamarnya masih gelap, sunyi dan sedikit dingin. "Ada apa?" ucapnya khas orang bagun tidur

Hanya wajahnya yang keluar tanpa badan. Membuat ibu ibu tua itu kaget dan sedikit terpental. "Astagfirullah bikin kaget aja den"

Dia hanya menaikkan sebelah Alisnya, dia belum menjawab pertanyaannya. "Maaf lancang den. Aden masuk sekolah engga?"

Sontak ia melihat jam dinding di belakangnya. Shit! Dia akan telat. Buru buru ia lari ke kamar mandi dan dengan cepat ia membasahi tubuhnya.

Dengan pakaian yang acak acak tanpa sarapan ia pergi menggunakan mobil verary milik orang tuanya. Ia, itu bukan mobil nya. Ia di paksa pakai, katanya biar kelihatan kita itu kaya

Shit! Orang tua macam apa dia. Jalanan yang macet ini membuat nya semakin telat. Hampir jam 8 ia baru sampai di gerbang sekolah.

Terlihat bapak tua itu sedang memarahi murid di depannya. Pak Mario, ia sedang memainkan kumis dan membawa bambu kecil.

"Kamu bukan murid baru lagi! Kenapa telat lagi! "

Dengan sedikit hati hati ia berdiri di sebelah gadis itu. Gadis yang selalu ia hina. Gadis yang pertama kali membuat ia merasa berbeda

Tapi karena ia tidak tau cara mengungkapkan bagaimana, jadi ia hanya orang bodoh yang menahan gemuruhnya dengan menghina nya.

"KAMU LAGI!! ANAK SEKOLAH SELALU TELAT!! TINGGAL MU DIMANA SI? HUTAN?! " spontan ia melihat wajahnya pak Mario

"Alhamdulillah, saya tinggal di perumahan Rinai, indah blok A. Kalo bapak pengen tau itu perumahan elit pak."

"DIAM KAMU! GA USAH KURANG AJAR! "

"Kan tadi bapak tanya. Jadi saya jawab." ucapnya enteng. Sambil kakinya ia tumpukan pada 1 kaki. Tangannya sambil sedekap dada

"PEL SEMUA DERETAN KELAS 11l2 SAMPAI RUANG GURU! "

" Bapak bercanda? " ucap gadis itu dengan mata terbuka, dan itu menandakan ia terkejut

" BILANG APA KAMU?! CEPET LAKUKAN! " Mereka berjalan. Si gadis itu berjalan kikuk karna dia mengenal orang tersebut. Shit! Ketua brandal squad pikirnya

Orang itu. Atau akrab di panggil Farell berjalan duluan. Meninggalkan Hellen di belakangnya. Ia, dia sudah tau nama gadis itu.

" Hei cangtip, kita di hukum bareng lo" katanya sambil senyum senyum gajelas

Hellen hanya diam. Membisu, sebenarnya ia takut akan perlakuan pria ini. Tapi apa boleh buat, ini kesalahannya karena telat.

Remember vote & comentt ok!!!

RUMIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang