Happy Reading)
'Gue harap ga bakal terjadi apa apa setelah ini' Gumamnya dalam hati.
Essa. Winaratri Saegnase! Perempuan berdarah indo asli kini sedang melamun. Matanya kosong menatap jalanan, sili berganti ke kendaraan berlalu lalang.
Mata coklatnya itu bersinar terang. Buku mata lentiknya yang terbawa angin kesana kemari. Rambut yang selalu ia kepang terduduk manis di pundak nya.
"Cipadek Cipadek panglima! Panglima yo! Turun turun turun!!!! " Teriak kenet angkot yang membuat lamunan Essa seketika buyar
Buru buru ia berdiri dan memanggil abang kenet agar berhenti "Turun bang!" Teriak nya membuat orang yang berdiri di depannya seketika menepi dan memberikannya akses jalan keluar.
Lalu ia memberikan 1 lembar uang 2000an dan turun. "Makasi neng" ucap abang abang kenet sambil menghitung uang kembali
Ia hanya senyum terus turun. Kemudian berjalan memasuki gang sebuah 5 meter dan sampailah ia di depan rumah kontrakan kecil miliknya
2 adik laki lakinya langsung berlari dan memeluk di atas pahanya "Kaka udah pulang?"
"udaahh, coba tebak kaka bawa apa? " laki laki tadi sangat excited dan mencoba terus menebak
" Bawa gorengan ya? "
" Bawa martabak mini? "
" Bawa papeda bukan? "
"Coba lihat sendiri!"
"Wahh, es cream! Ewin udah lama g makan es krim makasih kaka Essa! " ucap bocah berusia sekitar 5 tahanan
"Kaka punya Elik mana?" ucapnya manis sambil menunduk
"ini" teriaknya sambil memberikan 1 buah es krim mini corneto
Memang tidak seberapa, tapi bisa membuat adik nya senang. Bahagianya Essa adalah bahagia keluarga nya juga.
Untuk kali ini keluarga Essa sedang di landasan bencana keuangan. Papanya di tuduh korupsi dan semua harta benda nya di sita oleh bank untuk melunasi korupsi yang tidak ia lakukan.
Semua harta benda si sita lebih baik dari pada ia harus melihat ayahnya mendekam dalam jeruji penjara. "wah, kayaknya ada yang lagi seneng banget!"
"Iya dong! Kan baru di beliin esklim sama ka Essa! " cerocos Erik bocah berusia 3 tahun.
"Kayaknya enak ya?"
"Bunda mau? Ini ambil punya Ewin! " serahnya sambil menodongkan es cream yang tinggal separuh itu
" engga buat Ewin aja ya" dengan gelengan ia menolak halus sembari tersenyum.
Lalu mendekati Essa "Uang dari mana sa?" ucapnya lirih
"Dari sisa uang bun"
"Kamu tidak menabung nya? " ucapnya khawatir. Karna memang keadaan sekarang seperti ini.
" Nabung ko. Bunda tentang aja yaaaa " tenangnya sambil memegang telapak tangan Erinka dan mengusapnya halus
"Gimana? Tadi jualan es Cincau nya gimana? Laku?"
"Laku, tapi hanya separuh "
" Yaudah, separuhnya biar Essa yang ngiderin yaa"
"Gausah kak, kamu capek! Istirahat aja biar ibu yang jualan lagi keliling. "
" Gausah! Bunda dirumah aja ya. Jaga Ewin sama Erik. Essa gapapa ga cape ko! Tenang aja ya, nanti biar Essa uang keliling. Pokoknya g ada penolakan!" ucapnya tegas sambil menatap mata bundnya untuk meyakinkan bahwa ia tidak apa apa
Erinka hanya membuang napas pasrah. Sifat keras kepala nya Essa adalah turunan dari ayahnya. Edo! Keterlaluan emang, kalo sudah begini ia bisa apa.
Selesai berganti pakaian dan makan siang seadanya ia nyamperin ibunya yang sudah menyiapkan dagangan untuk di jual siang ini.
"Cincau cincau segeerrrrr!!!! " ucapnya kerasa saat ia mulai keluar dari gerbang kontrakan
" Cincaunya mba masss, seger segeerrrrr!!! "
Teriakan demi teriakan terus ia lontarkan. Tapi belum ada yang mau membeli cincau miliknya. Sampai akhirnya ada seseorang yang turun dari motor KLX kaswari miliknya.
"Lo geng nya cupu ya? Gayanya kaya nyatanya cuma dagang cincau!" ucap laki laki itu lalu membuka kedoknya di balik helm Shoei Marquez.
"Mending minggir deh, gue kasi lo kesempatan! " ucapnya sabar sambil menatap pria itu bengis
" Minggir?! Mana mau! Besok bakal ada berita heboh di sekolah kita dong ya. Salah satu geng cupu ternyata jualan cancau! " gelak tawanya memenuhi isi kepala Essa.
" Gue engga peduli. " ucapnya acuh, karna ia tidak akan membiarkan tubuhnya mengeluarkan energi. Terus ia langsung pergi meninggalkan pria sinting yang sedang mengejeknya
" WOY! Kang cancau. Semangat nanti kesandung batu tumpah semua tu es " katanya sambil tertawa ngakak
"gue sumpahin lo jatuh sampe mulut lo di jait. Mampus biar gabisa julid lagi dasar anak lutung!" ucapnya geram. Entah di dengar atau tidak.
-🌙-
REMEMBER VOTE & COMENTT OK!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] *Hargai penulis dengan cara Follow akun ini okey:) Gausah deskripsi-deskripsian lah. Mending cussss langsung baca. Oke! #Don't copy paste # Belum sempet revisi, ceritanya masih kotor🤣 cover by pinterest RANK! 1-Fiksi...