3🥀

107 10 1
                                    

Happy Reading)


Suasana kali ini sangat ramai dan tidak kondusif. Orang orang berhamburan kesana kemari. Menuju satu titik, dimana titik itu paling menarik semua warga nya. Kantin

Seorang pemuda itu yang kesulitan berjalan sedang mencari sahabat karibnya,Altar.

Laki laki itu jalan dengan santainya. Dengan tangan di letakan pada kedua saku celananya. Dan dengan gaya cool nya ia menampakkan wajah datarnya.

"Bantuin gue ke. "

" Aela. Gitu doang jalan sendiri. "

" Kejem lo. Gue sumpahin jatoh ntar lo. "

Altar hanya menatap Bintang tajam. Bintang memilih kembali ke kelas karna dia tidak mungkin jalan dari kelas nya sampai kantin yang jauhnya kebangetan. Eh engga de

Memilih duduk dan memainkan ponsel. Rasa lapar yang dari tadi hadir terus terusan membuat dia mau tak mau, harus ke kantin.

Saat sedang susahnya berdiri tiba tiba Altar datang. Sambil membawa kantong kresek. Bintang yakin itu adalah makanan

"Baik juga lo. "

" Gue gasejahat lo kira. "

Altar. Pria bermulut sadis, ketus dan tidak terkontrol. Kapten tim Volly di angkatanya, sekaligus wakil ketua Osis.

Jadi bisa di bilang Most the wonted. Yyy anak sultan sang pujaan. Berwajah datar tapi cute, sedikit sombong dan tidak tau malu.

Altar cukup. "Tar lo gila ya. Gue gasuka bakso pake ijo ijo."

"Abangnya salah. Udh ke makan aja bawel. "

" Ini bekas lo y? "

" Iya, udh makan ke. "

'Gue kira lo baik,ternyata sama aja! Altar masih pelit! ' saat sedang mendengus sebal tiba tiba ia di panggil Aqia. Katanya ada yang mau ketemu.

"Bintang. Inget aku ngga?" Bintang hanya menatap orang itu datar dan sedikit senyum. Altar yang sedang fokus pada ponsel tiba tiba ia memandang Helen

Dengan tatapan yang sulit di mengerti. Saat itu Helen datang dengan Jessy si ketua Basket putri. Jessy hanya menatap Altar ganas

"Iya, ada apa? " Bintang yang masih bingung atas kedatangan mereka

"Kamu udah ngumpulin hukuman pak Mario?"

Sontak Bintang menepuk jidatnya. Sungguh dia lupa, hukuman itu. Bagaimana bisa lupa, mampus kalo ga ada gadis ini. Biar bisa hukumnya bakal parah.

"Gue lupa sumpah! Lo udh? "

" Belum, makanya aku mau ngajak kamu bareng biar lebih mudah. "

" Masi jamanya ngomong aku kamu? Alay lo!? " Tiba tiba Altar menyeletuk

"Lo ngomongnya bisa sopan dikit g?! " Jessy yang tidak terima akan omongan Altar langsung emosi

" Udh jes, biarin aja. Kenal engga, gausah di ladenin. " saat itu Helen bicara dengan nada yang teramat bodoamat

"Lo ga kenal gue? Oh, atau lo murid baru ya? Gue Altar idola di sini!"

"Aku ga peduli . Gamau kenal juga" saat itu Jessy tersenyum senang. Mampus orang sombong kaya dia harus di skak

"Udh udh. Buruan yu gue mau bareng lo. Keburu masuk. "

Saat itu Bintang buru buru berdiri dan mengajak Bulan pergi. Mencari tanda tangan semua guru yang mengajarnya.

15 menit ia habiskan untuk mencari tanda tangan itu. Cukup mudah karena guru guru sedang istirahat dan memudahkan mereka. Langsung saja ia memberikan hasilnya kepada pak Mario.

Percaya atau tidak setelah ia mengumpulkan tugas itu dan di terima. Tiba tiba pak Mario meremas kertas itu dan membuangnya ke dalam tong sampah.

Ia lari ke sana kesini dengan kaki yang kesulitan. Dan semudah itu ia membuangnya ke tong sampah. Sebenarnya Bintang ingin marah, tapi apa boleh buat dia guru sedangkan dirinya hanya murid. Takut dosa wkwk

"Itu kok guru ga menghargai banget ya. " Ternyata Helen merasakan hal yang sama. Dari raut mukanya terlihat bahwa dia kesal.

" Dia emang gitu. Sifatnya bikin orang geleng geleng kepala. " Ucapnya sambil seakan memelas

" Kenapa geleng geleng? Sakit kepala? " Bintang tidak habis pikir. Ini gadis oon atau memang polos si. Bulan berucap sambil menampakkan raut berpikir.

" Lo siapa?! Kenapa bareng sama Bintang?! " kali ini Olin datang dengan marah marah.

" Bintang dia siapa? Lo ga selingkuh kan? " Bintang menatap heran Olin. Kenapa ni orang

" Engga la. Tadi gue di hukum bareng ni orang abis ngumpul hasil hukuman. " Raut Olin di buat buat seakan dia ngambek.

" Gausah ngambek kali sayang. " katanya sambil mencubit hidung Olin. Olin yang di perlakuan demikian langsung mencubit perut Bintang dan tertawa.

Helen dari tadi hanya memperhatikan mereka. Bagaimana bisa mereka bermesraan saat ada orang di samping nya. 'Astaga dari tadi aku jadi obat nyamuk'

Sontak Helen langsung lari menuju kelasnya tanpa mengatakan sekata apapun. "Kenapa tu orang?" Olin hanya mengangkat bahu bertanda tidak tahu.

Mereka melanjutkannya sampai ke kelas nya. Dan Bintang kembali ke kelas karena memang bel sebentar lagi berbunyi.

'Cewe aneh. ' Kenapa dari tadi Bintang hanya memikirkan Michelle. Ah kacau

Remember vote & comentt ok!!!!

RUMIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang