5🥀

92 7 0
                                    

Happy Reading)

Saat itu mobil sedan sudah berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Semua mata tertuju padanya. Hellen yang melihat mobil itu hanya pasrah. Itu mobil ayahnya, bikin malu saja.

Pelan pelan ia berjalan menuju mobil itu sambil di temani Jesy. Jesy hanya meng-iya-kan kemauan teman barunya. Alasannya agar Jesy bisa menutupi dirinya dari umum.

"Papah kenapa jemput tepat di depan gerbang si? " Saat itu Hellen bertanya dengan tenang tapi dalam hatinya sungguh ia emosi

"Papah cuma pengen mempermudah kamu sayang. Sudahlah kenapa memangnya?" Tirta menjawabnya dengan mudah. Tanpa berpikiran tentang anaknya, eh tunggu. Sejak kapan ia memikirkan perasaan anaknya.

Jujur saja sifat tidak pedulinya Hellen itu berasal dari Tirta. Ia heran, mengapa ia harus menuruti sifat tidak peduli, cuek dan dingin. Kenapa tidak ramah, murah senyum dan humble seperti Diana ibunya?

Ah sudahlah. Tidak mau lagi mengurus hal yang tidak penting. Mengurus diri saja acak acakan.

"Bagaimana sekolah baru kaku sayang? " tepat saat ia bertanya selesai, handphone nya berdering berarti tanda masuk. Saat ingin menjawabnya, itu harus terpotong karena telpon itu.

Dan sudah sampai. Belum sempat Hellen menceritakan kepada ayahnya, sudah sampai. Tuhan baik membiarkan Hellen menahan semua sendiri.

Ia langsung pergi menuju rumahnya. Mobil sedan itu pergi lagi meninggalkan rumah. Karna sekarang memang bukan jam pulang kerumahnya.

Siang ini ia berencana ingin pergi ke toko buku. Tangannya gatel sekali ingin membeli berbagai komik anime.

Karna masih baru di kota ini dan ia belum mengerti jalan akhirnya memutuskan memeberhentikan taksi di depan gang. Tepat saat itu juga taksi lewat dan kosong

"Kemana neng? "

"Toko buku terdekat ya pak." katanya sambil mengambil lalu memainkan ponsel nya

"Warga baru ya neng? " sontak ia menoleh bapak tua itu.

" Iya pak. " Selang beberapa lama akhirnya taksi itu sampai di toko buku. Terdekatnya.

Saat memasuki yang pertama kali ia tangkap adalah tempatnya yang minimalis,banyak buku dan tertata rapi.

Ada juga, sepertinya tempat membaca di sudut kanan depan dengan pemandangan luar dan sebuah tengga menuju atas.

Saat pelayan itu di tanya apa maksud tangga itu. Ia menjawab hanya sebagian undak-undakan tanpa akhir.

Seperti kita yang akan selalu naik ke atas tanpa memikirkan akhir bukan? Menuntut ilmu pun demikian. Tangga melambangkan sebuah proses, dari indahnya surga kesuksesan.

Diatas sana hanya ada loteng yang diisi oleh bangku bangku kecil serta meja. Dan tanaman hias mengelilingi. Serta pagar setengah badan, fungsinya untuk melihat pemandangan sekitar.

Pertama kali memasuki loteng itu ia sempat terkejut tapi kemudian ia terkesima. Bagaimana orang bisa berpikir untuk membuat orang membaca di tempat sperti ini?

Sangat cerdas. Dan bagi siapapun yang membaca di sini akan merasa tenang dan menghayati. Sebelumnya dengan memesan makanan ringan dan minuman di bawah sebelah tangga.

Turu. Ia melanjutkan tujuannya untuk membeli komik anime. Saat itu matanya tak sengaja menangkap sosok pria. Dan sepertinya ia mengenal nya. Dia Raka

Sstt. Ingat Hellen adalah orang yang cuek, dingin dan bodoamat. Jadi ia memutuskan untuk tidak peduli akan hal itu.

Pusing memilih nya, karena ia ingin beli semua. Tapi bisa bisa kena amukan papanya dan membakar semua komik. Oh itu tidak baik

Libra of nil admirari menjadi salah satu pilihan dari buku itu. Sosok Akira lah yang membuat nya tertarik. Serta nona kuze yang cantik menawan dan tentang organisasi buku besar terkutuk menjadi topik pembicaraan.

"Michelle? " Hellen yang merasa terpanggil sontak menghadap belakang dan menemukan sosok Raka sedang membawa beberapa buku tebal.

"Iya."

"Gue Raka. Ketua kelas. " Hellen hanya ber oh. Dan canggung harus berbuat apa

"Suka komik?"

"Iya, kamu? Ngapain beli novel? "

" Ini buat kaka, tadi nitip. " Raka. Terlihat sekali kewibawaanmu. Pantas saja Jesy menyukai-mu.

"Kamu udah? Ayu ke kasir. Setelah itu mungkin kita bisa minum teh di kedai sana." Hellen segera mengangguk dan membiarkan Raka berjalan mendahului nya.

Transaksi pembayaran beres. Ini lah saat saat dimana dia harus beradaptasi lagi. Hanya dengan Jesy tidak cukup. Dan di saat seperti inilah jiwa jiwa Insecure nya muncul

"Kamu kesini sama siapa? " katanya basa basi sambil memanggil pelayan.

" Sendiri. " cukup terdengar helaan napas nya pelan dari raka.

" mau pengen apa? " Kali ini pelayan yang bertanya. Dengan ramah, andai saja dirinya bisa seperti itu.

"Thai tea satu sama-" aku memotong pembicaraan karena matanya Raka mengkode untuk memberikan pesananya "Millshake tapi pake boba ya." pelayan itu meng-iya-kan dan pergi meninggalkan mereka

"Gausah jadi pribadi yang terlalu introvet. Kamu yakin kamu bisa, maka kamu akan bisa. "

Remember vote & comentt ok!!!

RUMIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang