14🥀

18 2 0
                                    

Happy Reading)

"Si Hellen kemana si. Tumbenan anak rajin kek dia g berangkat? "

" Abis makan rujak kemaren kali, jadi diare. "

" Eh, jangan jangan di culik pas pulang sekolah. Soalnya kemaren aku liat yang jemput bukan papanya. "

" yang bener aja lo jes, ngaco ah. "

"Dih,beneran kali."

Mereka diam sesaat sambil menikmati hidangan di depannya dengan pikiran mereka masing masing. Duduk bertiga seperti ada yang kurang. Biasanya Essa dengan Berly dan Jessy dengan Hellen.

Tapi gatau kenapa, manusia lugu dengan bahasa aku kamu nya sekarang sedang menghilang. Seperti di telan bumi saja.

Tidak memberinya kabar, dan tidak aktif saat ponselnya ia hubungi. Atau mungkin ia tidak punya paketan ya buat bales. Ah kayanya tidak, horang kaya macam Hellen susah bangkrut kali.

"Liat Hellen ngga? " sontak 3 pasang bola mata menatap pria yang berdiri dengan tumpukan 1 kaki.

Ia uang ditatap insentif langsung kikuk dan diam menunggu jawaban "NGAPAIN CARI HELLEN?!"

"Gue cuma nanya, gausah ngegas kali. "

" Lo siapanya Hellen? "

" Itutu,anak kurang ajar yang hina gue dan Hellen. Bilang kita bisu lah. Brengsek. " Jessy yang emosinya bukan main saat melihat wajah Farrel si pria berwajah sedikit kebule bulean

" OH, JADI ELO YANG SUKA HINA HELLEN?" Jessy ngegas Essa bertindak. Sedangkan Berly hanya memandang nya tajam

"Itukan dulu, waktu lo sama Hellen gamau respon gue. Niatnya gue tanya baik baik ko. "
Farrel yang bicara cukup tenang. Membuat arah pandangan mereka berubah

Sedikit lebih reda dan melunak. Ia mulai terbuka dan menceritakan. Bahwa Hellen dari pagi tidak ada kabar, dan mereka juga bertanya tanya dimana Hellen.

Setelah selesai makan, mereka pergi meninggalkan mejanya dan juga Farrel yang masih diam berdiri di situ. Sampai di penempatan jalan tak sengaja bertemu ALTAR wakil ketua osis paling sadis mulutnya.

Mereka hanya memberi tatapan tajam tanpa ekspresi. Mereka menyelonong pergi. Saat itu juga mulut pedas ALTAR berkomentar. "Woy elhha, tumben gasama cewe jadul norak itu. Yang sok alim."

Saat itu juga mereka serempak menatap Altar dengan tatapan siap makan. Altar dengan gaya petantang petentengnya ia bersiap maju

"Bisa diulang tidak bapak wakil ketua osis yang paling paripurnaaa. " ucap jessy imut manis dengan geramnya

" Dimana tu cewe kampung, norak pake aku kamu an. "

" LO BILANG SEKALI LAGI GUE BEJEK BEJEK JUGA TU MUKA BULUQ LO!! " Essa siap makan Altar dengan tidak sabaran

" Tadi di suruh ulang gimanasi?" kali ini Olin dan Bintang hanya memandang mereka tanpa niat membantu dan melerai, tapi justru mereka bermesraan. Bukan si tepatnya si Olin yang sedang bermaja sama Bintang

"Hei, laki ko mulutnya pedes banget. Waktu nyidam mak lo ngemil cabe ya? Apa jangan jangan emang lo dari kecil di kasi makan cabe, sampe udah mendarah daging gitu? "

" Cewe kecil kecil ngomongnya ngejleb, gede mau jadi apa?! "

" Laki gede gede ngomongnya banci, kecil udah jadi apa? Cabe hahahaha. " mereka tertawa. Lebih tepatnya menertawakan mimik muka Altar. Dimana ia sangat marah dan tersinggung atas ucapan Berly

Mereka bertiga serempak meninggalkan Altar and the geng nya. Dan memilih menuju kelas, kali ini pelajaran pak Irawan guru IPS lagi- iya mereka jurusan ipa tapi pelajaran banyak IPS nya hehe

"Itu kok bangku kosong. Temen sebelah kamu yang manis itu kemana jes? " you kwno pak irawan, bar bar tapi santuyyy

" Lagi nikah kali pak. " Vega temen di pojok kanan itu menyeletuk sambil tertawa.

"Hust,yang bener aja. Bapak ko engga di undang ya. Kan untung makan gratis."

"Bapak sukanya gratisan. Pantes di kantor cuma makan nasi sama tempe,namanya juga gratisan" Sontak seisi kelas tertawa atas lelucon si Djordhan. Emang murid kurang ajar si aslii

"Ngawur kamu, bapak kan lagi diet. Yagitu makanya nasi sama tempe. " pak Irawan pun menanggapi guyonan itu tanpa serius

" Diet, tiap hari pak? "

Saat mereka asik tertawa tiba tiba Raka menyeletuk sebagai pahlawan kesiangan "Bibik dirumahnya Hellen lagi sakit, jadi Hellen nemenin pak."

Sontak mereka bertiga berly, Jessy dan Essa melihat Raka melongo. Bagaimana laki laki itu bisa tau padahal dia bukan siapa siapa nya. Sedangkan mereka yang sahabatnya aja engga tahu.

Dalam hatinya Jessy ia tersenyum kecut, Apa udah ada rasa di antara mereka. Jessy hanya menunduk sambil memainkan roknya. Hingga pelajaran selesai.

Bel pulang menggema, membuat heboh semua warga SMA. Siswa siswa semua bersemangat menganggapi nya, mereka mengemas buku tanpa di suruh. Iyala mana ada pulang sekolah di suruh:(

"Essa, Jessy! Berly duluan ya.. udah di jemput soal nyaaa... "

" Iya" jawab Essa dan anggukan dari Jessy

"Lo gapapa Jes? " kali ini Essa berbicara sedikit pelan dan privat

"Gapapa ko, emang gue kenapa?" katanya seolah olah ia tidak kenapa napa

"Gausah sok tegar, ceritain! Lo cemburu sama Hellen? "

" engga ko saaa, aku engga papa siapa juga yang cemburu! Udah lah ayo pulang. Naik apa lo? " ajaknya sambil membawa ia lari pegi ke depan gerbang

" Gue naik angkot biasa. Nyokap kan gapernah bisa jemput. "

"Gue duluan! Dadah ya papah udah jemput!"

Iya, katanya mengangguk sambil tersenyum manis 'Gue tau ko, Lo lagi kenapa napa!'

Setelah bergumam demikian ia pergi menuju halte untuk segera pulang. Menemui adik adik nya dan membelikanya sedikit jajan dari sisa uang jaja nya

-🌙-

Remember vote & comentt ok!!

RUMIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang