6

969 70 4
                                    


" Bi, adik sama abang mau ngomong serius sama abi, " Wajah Ghiffar yang serius sebenarnya sangat lucu. Tapi Rama berusaha menahan tawa agar tidak meledak.

" Rencananya aku mau masuk akpol kalau abang Akmil, boleh kan bi? Si Ipel juga ngikut Ghiffar bi mau ke Akpol, " Gravin mengangguk mengerti.

" Iya bi. Kalau resto sama butik bisa kita pantau waktu ada pesiar. Aku dah pesen juga ko sama orang kepercayaan andaikan kita gak awasi langsung, " Rama menambahkan.

" Sebenarnya abi sudah tahu kalian ingin menjadi abdi negara. Buktinya banyak sekali. Apapun jika itu baik akan selalu mendukung. "

😇😇😇

Bulan-bulan yang menguras emosi, tenaga, pikiran sedikit surut. Kembar dan Akuifer sibuk mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk mendaftar. Juga tetap melakukan latihan fisik rutin. Setelah mempersiapkan berkas Ghiffar dan Rama menyempatkan untuk mengawasi resto dan butik. Mereka membawa berkas laporan perkembangan ke rumah. Akuifer membantu Ghiffar dalam menyelidiki berkas.

😇😇😇

Paman Faren ikut dalam mengawasi latihan ketiganya. Apalagi setiap ada om-om tentara mereka juga ikut latihan. Kulit yang awalnya kuning langsat sekarang menjadi agak kecoklatan. 

Ghiffar mengusap peluh yang menetes. Ia tengah beristirahat di bawah pohon dekat lapangan. Akuifer melempar air mineral ke pangkuan Ghiffar. Cowok itu membuka botol dan meminum isinya sampai tandas.

" 10 menit lagi mulai. Jangan ke mana-mana. Bentar lagi teman paman akan ke sini. Paman ada urusan lain. Jangan bantah. "

" Siap paman Faren. "

😇😇😇

Ketiganya berangkat ke tempat untuk seleksi. Memakai seragam hitam putih. Seleksi dilakukan sampai beberapa tahap dengan rentang waktu yang berbeda.

😇😇😇

Rama dan Ghiffar tidak sabar menunggu waktu pengumuman pantukhir. Mereka lolos seleksi untuk beberapa tes sebelumnya. Ghiffar yang cemas hanya bolak-balik keluar kemudian masuk rumah lagi. Akuifer juga sedang di rumah kembar. Ia memakai apron ingin mencoba resep seblak mi. Rama membantunya memasak. Ghiffar yang menyadari tidak ada abang dan sahabatnya melangkah ke dapur. Rama menggetok pelan kepala sang adik.

" Duh sakit bang, " Ghiffar pura-pura meringis.

" Hilih. Daritadi kamu itu cuma mondar-mandir pusing lihatnya. Sebenarnya gak mau lihat tapi kelihatan. Iya kan Fer? "

" Iya. Bantuin masak aja. Kalau gak ya duduk aja sih Pal. Heran deh bibi sama paman gak Ada tuh yang kebanyakan gaya kek kamu, " Ghiffar mengacak rambut Akuifer sampai berantakan. Membuat gadis itu menggeram. Ia menepis kasar tangan Ghiffar. Menguncinya. Ghiffar mencoba membuka kuncian tapi hasilnya kedua tubuh mereka hanya berputar-putar. Rama jengah dengan pemandangan di depannya. Ia melanjutkan memasak seblak mi.

😇😇😇

" Aduh pelan-pelan Pal. Sakit tahu. "

" Iya berisik, " Ghiffar sedang menyisir rambut Akuifer yang sudah tidak berbentuk. Membuatnya harus pelan-pelan menyisir agar rambut gadis itu tidak tertarik sisir. Rama sudah menikmati seblak hasil buatannya. Ia tersenyum kecil.

" Bang mau dong. Suapin, " Ghiffar merengek dengan lucu. Rama menyendok seblak tidak menyuap ke adiknya namun memakannya sendiri.

" Abang! Nyebelin, " Rama menyendok lagi. Namun, ia menyuap ke depan mulut Akuifer. Gadis itu menerimanya dengan senang. Ghiffar merengut sebal.

Rama akhirnya mengarahkan sendok yang telah terisi seblak ke depan mulut sang adik.
" Duh pegel nih, " Ghiffar segera memakan seblak. Ia mengunyah pelan. Merasakan sensasi yang ada di dalam mulutnya.

Beloved Brave (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang