20

686 22 1
                                    

Gravin ikut menyiapkan pernikahan anak Kapten Qori. Kapten Qori masih termasuk kerabat dekat Breach. Ia merupakan kakak papa Breach.

" Assalamualaikum... " Breach menjawab panggilan video Gravin. Ia sangat penasaran.

" Wa'alaikumussalam Breach. Apa kabar? " Gravin tersenyum ramah.

" Alhamdulillah sehat, Paman Gravin sehat? "

" Alhamdulillah sehat. Oh ya kamu bisa pulang besok gak? Papamu sibuk terus minta tolong paman buat kabari kamu. " Breach bingung. Tidak biasanya sang papa menyuruh weekday untuk pulang.

" Ko mendadak? Ya bisa sih tapi aku harus bolos kuliah. " Breach menunduk baru kali ini ia berencana bolos.

" Andara mau nikah, kamu gak mau datang? "

Breach sudah ada di rumah kakak sepupunya. Ia menyapa Andara. Gadis yang akan menikah itu terlihat berseri. Tadi setelah mata kuliah terakhir, Breach pulang menggunakan bus.

" Barakallah kakak cantikku. " Andara memeluk Breach.

" Makasih, udah lama banget kamu gak main loh. " Breach tersenyum kecil.

" Kuliah kak, jarang pulang. Calon kakak siapa? "

" Arwind Yudhatama, kamu pasti kenal. " Breach berusaha mengingatnya.

" Ah Kak Ican. Ko bisa sih? "

Breach ingin menghapus segala sesuatu yang menempel di kulit wajahnya. Ia merasa pakai topeng. Mama Kak Andara memaksanya untuk jadi pagar ayu.

" Mama sepatu sneakerku mana? " Mama terpaku. Ia terkesan melihat sang Putri. Biasanya tidak pernah dandan. Sekalinya dandan terlihat manis.

" Aduh Kak Be masa udah kebaya gitu pakai sneakers sih? "

" Hei Lian kamu enak pakai sepatu gitu. Aku aja yang pakai itu sini! " Lian menghindar. Ia seumuran dengan Breach. Lian adik Andara. Breach dan Lian sibuk beegulat. Satunya menyerang satu lagi menghindar.

" Breach sudah, dah cantik masih petakilan. Mentang-mentang Rama gak ada. "

" Apa sih mama. Rama kan di Magelang. " Breach masuk ke rumah setelah memberi selamat kepada Andara dan Ican. Ia berganti dengan kemeja dan celana jeans. Berkat pembersih wajah di kamar Andara make up Breach telah terhapus. Ia akan menyelinap dari pesta. Breach benci keramaian. Harusnya ia tidak pulang. Masih bisa video call dengan Andara. Ia menyesal telah bolos kuliah demi acara ini.

Breach mendapat ceramah panjang lebar dari sang mama. Sang papa hanya menepuk pundak Breach agar sabar mendengar petuah.

" Kamu dengar gak sih? " Mamanya menatap garang. Tangannya bersedekap di dada. Breach menatap sang mama sendu. Agar mama tidak mengomelinya lagi. Ia merasa melakukan hal benar. Tadi sudah memunculkan wajah pada pernikahan Andara. Semua keluarga juga sudah ia sapa. Apalagi salahnya? Sebelum menyelinap pergi Andara memberi izin karena wajah memelas Breach.

" Dengar, ma. Terus maunya mama gimana? Breach harus apa? " Mama meminum air dari gelas. Breach tidak lepas pandangan.

" Temani mama besok, kamu ke Magelang setelah menemani mama. " Breach membuka ponsel. Ia mengirim banyak pesan ke Rama. Walaupun ia tahu tidak mendapat balasan karena bukan waktu pesiarnya. Ia kesal sekali. Pesannya sudah seperti novel panjang dan banyak. Juga pesan voice note saat Breach pegal mengetik dengan jarinya.

Taruna yang setingkat dan memiliki program studi sama dengan Rama bersiap untuk kunjungan ke universitas. Laboratorium Universitas Gajah Mada menjadi tujuan.

Beloved Brave (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang