Perpustakaan Universitas Tidar masih ramai. Walaupun hari makin sore. Crane dan Breach sudah duduk lesehan di perpustakaan lantai 2. Mereka janjian setelah salat ashar. Sampai sekarang batang hidung mereka belum kelihatan. Crane sebal jika harus menunggu. Ia sudah membuka laptop. Breach ribut di grup.
Kelompok 1 Hidraulika
Breahia: Woi katanya habis ashar. Kenapa belum datang sih? Pada di mana?
Crane: Iya. Udah keriting nunggu daritadi 😢
Mugi: Bentar nunggu motor lagi dipakai
Suno: otw perpus
Aji dan Ifan telah sampai. Crane dan Breach telah memperbaiki laporan. Hanya kurang sedikit. Biarlah nanti yang lain mengerjakan sisanya.
" Sorry, sorry. Crane marah? " Crane memasang wajah garang. Mugi dan Suno ikut duduk.
" Iyalah telat mulu. Lama tahu nunggunya. Yaudah kerjain sebagian udah kukerjain sama Breach. " Crane beranjak dari duduknya. Ia akan ke toilet lantai bawah. Toilet di perpus memang hanya ada di lantai 1. Jika sedang di lantai 2 ia harus turun untuk ke toilet.
" Eh mau ke mana? "
" Toilet. "
😊
Mood Crane sudah bagus lagi. Tadi saat ke toilet ia bertemu Mba Luvya di lantai 1. Syukur kalau bisa langsung asistensi dengan Mba Luvya.
" Udah belum? Di bawah ada Mba Luvya. Kalau selesai langsung asistensi aja. " Wajah Aji, Ifan, Suno, dan Mugi terlihat pusing. Kalkulator yang dipegang Suno terjatuh ke karpet mendengar suara Crane.
" Yang bener? Yaudah ke bawah dulu ya? " Breach beranjak. Ia meninggalkan alat tulis di meja.
😢
Breach mengusap wajahnya lelah. Suara ketukan pintu kos membuatnya membuka pintu. Aiman sudah berdiri di balik pintu.
" Aiman, ada apa? " Aiman menyentil dahi Breach.
" Lupa? Kan ada acara kelas. Ayo berangkat. "
" Lupa asli. Tungguin deh mau mandi dulu. " Aiman mengangguk. Laki-laki itu duduk di kursi teras. Breach mengambil pakaian secara acak kemudian mengambil handuk. Lima belas menit ia sudah rapi. Setelah memgambil dompet, ponsel, serta sling bag ia menemui Aiman. Mereka berangkat ke kontrakan Rafi.
Kelasnya mengadakan acara barbekyu di kontrakan Rafi. Harusnya mereka wajib datang pukul 16.00. Tetapi Breach lupa, ia tadi mengerjakan laporan praktikum.
" Huu curang, udah matang semua baru datang. " Breach menangkupkan kedua telapak tangan meminta maaf. Kalau Aiman tidak menjemput kemungkinan besar ia tidak hadir.
" Maaf tadi ngerjain laprak. Baru aja pulang terus dijemput Aiman. Lupa beneran hehe. "
Mereka menata nasi dan lauk di atas daun pisang secara memanjang. Makan bersama ala teknik. Kebersamaan, canda, tawa menghiasi. Selain itu, jika menggunakan daun pisang tidak perlu mencuci piring.
Ayam bakarnya agak asin menurut Breach. Tapi ia makan dengan nikmat. Tidak ikut memasak tapi ikut makan. Beruntung ia tidak lupa membayar iuran.
" Crane gak diajak Breach? " Reala yang duduk di dekatnya berbisik.
" Habis ngerjain laprak pulang terus tidur itu anak. "
" Ko bisa bareng Aiman? Janjian ya? " Breach menggeleng. Ia minum air mineral di botol.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Brave (Tamat)
Novela JuvenilSekuel Future Pedang Pora nih. Hehe.😀😀😀 Ini adalah aku dengan tujuanku. Umi kuharap umi meridhoiku walau tidak di sini. Banyak yang harus aku korbankan. Tapi jika aku bisa apapun untuk ibu pertiwi akan kulakukan.