Chapter 15. Kesepakatan Gila

137 19 2
                                    

15. KESEPAKATAN GILA

"Hidup itu harus ada pilihan, kalo lo nggak mau ngelakuin apa-apa. Semua bakal tetep sama dan nggak bakal berubah." - Aksara

Suara klakson motor Aksara melekit di indra pendengaran setiap murid yang melangkah melewati gerbang sekolah.

Bisik-bisik mulai menggema ditelinga Seira dan Aksara, sekaligus yang menjadi pusat perhatian.

"Sa, lo ngerasa ada yang aneh nggak sih?" ujar Seira sambil memperhatikan sekelilingnya.

Aksara menoleh, "Enggak tuh."

"Tapi, aneh. Gue kaya nggak nyaman gitu sama tatapan mereka." Seira berkata.

"Udahlah, Ra. Nggak usah dipikir, mending pikirin ujian bentar lagi. Daripada mikirin mereka, nggak guna." Aksara mengelus lembut rambut Seira yang dikuncir kuda.

"Udah, yuk ke kelas."

"Lah, kita bareng?" tanya Seira.

"Iya, kenapa?"

"Tapi kan jurusan kita beda. Gedungnya juga beda." ujar Seira.

"Nggak papa kali, emang salah gue anterin lo?"

Seira menggeleng polos. Memang tidak salah kan?

Mereka berdua berjalan menyusuri koridor IPA. Membuat banyak mata menatap keduanya. Mereka berjalan beriringan, seperti sepasang kekasih. Tapi bukan, nama apa yang pantas disebut untuk mereka? Hubungan tanpa status? Atau Teman tapi mesra?

"Udah, nggak usah dipikir tatapan mereka." bisik Aksara ditelinga kiri Seira.

"Kenapa ya ekspresi mereka sangar gitu?"

"Nggak tahu, mereka belom cuci muka kali." jawab Aksara seenaknya.

"Gila," gumam Seira malas.

Mereka berdua tertawa setelahnya, membuat banyak pasang mata kembali memeperhatikannya.

"Eh, lo berdua pacaran?" tanya salah satu siswi yang lewat.

Keduanya terkejut, terutama Seira. Tapi matanya, mengisyaratkan Aksara untuk menjawabnya.

"Enggak," jawab Aksara.

Ada sedikit keganjalan ketika Aksara mengatakan mereka tidak berpacaran. Seperti ada gelenyar aneh yang menggerogoti hati Seira. Tapi, bukannya kenyataannya memang begitu?

"Terus hubungan kalian itu apa?" tanya Siswi itu lagi, sambil menunjuk lengan Aksara yang mengalung manis di leher Seira. Sedangkan Seira, meronta meminta dilepaskan.

"Oh, ini?" Aksara semakin menarik leher Seira hingga pipi keduanya saling berdekatan. "Gue tunangannya Seira,"

Seira dibuat melotot oleh ucapan Aksara.

"TUNANGAN?!" pekik segerombolan siswi perempuan yang ternyata ikut mendengarkan obrolan mereka.

"Iya, kenapa?" ujar Aksara setenang mungkin.

"Lo nggak takut ketahuan guru BP?"

"Enggaklah, ngapain juga. Kalo udah tunangan, masa iya mau dibatalin lagi? Gila kali gue," kata Aksara.

Sedang segerombolan siswi perempuan tadi berhambur ke arah Seira. Kompak menatap gadis itu sendu.

"Kenapa?" tanya Seira keheranan.

Salah satu siswi, meletakkan kedua tangannya di bahu Seira, menepuknya bersamaan.

"Lo harus kuat, Ra. Semoga lo bisa hadapin semuanya." ujar Siswi itu dengan nada kasihan.

Seira untuk Aksara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang