Chapter 7. Dilema

182 24 0
                                    

07. DILEMA

Dilema, satu kata yang menyiratkan dua pilihan. —Laviona Seira A.

"Nomor yang ada tuju sedang tidak aktif, atau berada diluar jangkauan, tunggu beberapa saat lagi,"

Sudah berkali-kali Seira menelfon Fara, tapi hanya dibalas oleh suara operator,

Pagi ini, Seira akan membicarakan sesuatu tentang kembalinya Ferdy, cinta pertama Seira.

"Fara, angkat dong!" Seira terus menggerutu sambil sesekali menggigiti kukunya.

"Fara lo kemana sih?"

Seakan sudah tak tahan lagi, Seira berlari keluar kelas, dan berlari mencari Fara,

Tempat pertama yang ia kunjungi, adalah pos satpam,

"Permisi pak," sapa Seira pada pria berumur sekitar 50 tahun,

"Eh.. Neng Seira, ada apa ya?" sapanya hangat.

"Bapak lihat cewek ini masuk sekolah hari ini?" tanya Seira sambil menunjukkan foto Fara pada ponselnya.

Bapak itu nampak berpikir, "Neng,ini udah dateng dari tadi, perasaan saya mah gitu. Dia tadi di ajak sama lima cewek neng cantik-cantik,"

"Lima cewek?

Satpam itu mengangguk, "Nggak diajak sih neng, lebih mirip ditarik paksa,"

Seira membulatkan matanya, "Yaudah pak, makasih!"

Seira berlari menuju suatu tempat, jika Fara di bully, hanya satu tempat yang berada di pikiran Seira, toilet.

***

"Udah berapa kali sih gue bilang! Seira itu nggak seperti yang lo bilang!" sarkas Fara.

Perempuan itu tangannya sedang diikat, dan duduk disebuah kursi kayu tua,

"Fara, Fara, buka mata lo! Lo itu cuma dimanfaatin sama dia!" balas Vania.

Vania, teman sekelas Fara yang menikung Seira tempo hari.

"Lo itu cuma dimanfaatin karena jago karate! Buka mata lo!" sarkas yang lain.

Vania menampar pipi kiri Fara dengan bengis, "Sadar! Lo itu cuma dimanfaatin!"

"Cemen lo semua main keroyokan!" Fara tak bisa berbuat apa-apa selain berteriak, agar ada yang dapat mendengarnya.

Kedua tanganya diikat, juga kedua kakinya, gadis itu hanya mampu meringis, setiap kali ke-lima perempuan itu menghina atau bahkan menampar.

"Mending lo gabung sama kita-kita," tawar Vania sambil tersenyum miring,

"Oh.. Jadi ini cara lo buat ngehasut semua mantan Seira, biar lari ke lo semua?" Kini Fara yang tersenyum sinis.

"Jaga bicara lo ya!" bentak Jesi.

Fara tersenyum miring, "Jesi, Jesi, ternyata gini kelakuan busuk lo? Ternyata selama ini gue salah nganggep lo temen,"

Seira untuk Aksara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang