Chapter 4. Awal dari Rasa

199 23 3
                                    

04. AWAL DARI RASA

Sepertinya, rasa itu perlahan menjadi nyata.—Aksara Fernandio D.

Aksara sedang duduk melamun dimejanya sendirian, pria itu tengah memikirkan apa yang dilakukannya pada Seira.

Aksara masih tak percaya bahwa dia bisa semanis itu pada perempuan. Aksara adalah sosok yang dingin. Namun sejak bertemu Seira, entah kemana perginya sifat dingin seorang Aksara.

Sejak bertemu Seira, Aksara lebih menjadi dirinya sendiri. Dan ketika melihat Seira, Aksara merasa ingin melindunginya.

"Woy! Ngapa lo? Ngelamun aja,kesambet arwah jin baru tau rasa lo!" Teriakan Daniel membuat Aksara kaget. Pria itu menepuk pundak Aksara dari belakang

"Bisa nggak sih, ngomong dijaga dikit." sinisnya.

Daniel kini duduk disebelah Aksara. "Lo ada masalah? Cerita lagi sama gue."

"Nggak ada masalah Dan, gue lagi pengen sendiri. Udah sono!" Aksara mendorong bahu Daniel agar menjauh. Tapi Daniel malah semakin mendekatinya.

"Mau ngapain lo?" Dahi Aksara berkerut.

"Mau bersandar dibahu babang Aksara." kata Daniel dengan nada manja.

Aksara bergidik ngeri. "Jijik sumpah gue sama lo, udah sana pergi!"

"Ish! Yaudah gue nggak berisik, gue cuma mau duduk disini doang. Nggakpapa kan?"

Aksara mengangguk mengiyakan. Lalu mengambil kertas dibawah mejanya dan mengambil pensil.

"Mau ngapain lo Sa?" tanya Daniel.

"Mau gambar segitiga sama kaki," jawabnya.

Daniel bertepuk tangan kagum. "Gue nggak salah milih temen ternyata."

"Kenapa?"

"Lo selain pinter, ternyata ada goblognya juga ya? Lo mikir dong, lo mau gambar segitiga sama kaki kan?"

Aksara mengangguk. "Emangnya kenapa?"

"Gue aja gambar segitiga sama tangan masih menceng-menceng, nah elo gambar pake kaki. Sumpah! Temen gue pinter banget dah!" katanya sambil tertawa terbahak-bahak.

"Eh sakit Bege! Dipuji juga, malah nyakitin!" ringis Daniel ketika sebuah hadiah injakan spesial mendarat dikakinya.

"Gue punya temen ogebnya nggak ketulungan, masyaallah." kata Aksara dramatis.

Daniel lebih memilih mendengus kesal.

Hening beberapa lama. Daniel memilih memainkan game online di hpnya. Sedangkan Aksara memilih menggambar segitiga tadi.

"Dan," panggil Aksara memecahkan keheningan.

"Apaan?" sahut Daniel.

"Lo kenal Seira anak IPA?" tanya Aksara.

Handphone Daniel mendadak jatuh. Hal tersebut membuat Aksara kaget.

Seira untuk Aksara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang