Chapter 46. Crushed and Fused

105 14 2
                                    

Ini chapter spesial woy. Please vote, jangan pura-pura lupa. Kita disini simbiosis mutualisme, kan?
Well, silahkan vote!🥳

46. Crushed and Fused

NOW PLAYING:
Geisha – Tak Seimbang
Geisha – Cinta Dan Benci

“Jika masa lalu ada bukan hanya untuk dikenang, maka, masa depan ada juga bukan hanya untuk perubahan.”
Ir.

_________________________________________________________________________________________

   PERLAHAN tapi pasti, Seira dan Ferdy keluar dari mobil berwarna biru itu.
Seira melangkahkan kakinya dengan pelan, berusaha tak menciptakan suara walau hanya berupa deruan napas saja.

Saat ini, mereka tengah berjalan menuju pintu terbuka sebuah taman.
Seira tak tahu nama taman ini apa. Namun yang ia tahu, taman ini tak dibuka untuk publik. Malah, tempat yang dipenuhi tumbuhan hijau ini terkesan tak terawat.

Pasalnya, tempat ini sedikit terpencil dari kota. Seira sendiri heran, bagaimana Aries Boy itu tahu tempat semacam ini?

Namun Seira tak ambil pusing. Gadis itu tetap berjalan membuntuti langkah Ferdy yang ada di depannya.

“Kak, ini beneran tempatnya?”
Seira menepuk bahu Ferdy dari belakang, membuat laki-laki tampan itu terkejut bukan main.

“Sei ...” desis Ferdy. “Tolong jangan bikin Kakak jantungan, please.”

Seira mengedikkan bahunya tak peduli. “Salah sendiri. Orang aku nggak niat ngagetin kok. Aku cuma manggil Kakak terus nanya. Emang ada yang salah? Nggak, kan?”

Sarkasan Seira semakin membuat wajah Ferdy memerah. Laki-laki itu sedikit kesal dengan ucapan Seira yang terkesan meremehkannya.

“Eh ... Oke-oke. Terserah Kakak. Kakak yang paling bener,”
Seira tersenyum dibuat-buat, lalu meninggalkan Ferdy dengan raut kesalnya.

“Untung sayang,” desis Ferdy sambil mengusap dadanya pelan.

Krek

“Sei ... Kamu ngapain?”

Seira menoleh dengan kaki bergetar. Gadis itu menunjuk kakinya dan sosok berjubah hitam di hadapannya dengan jari telunjuknya yang naik turun bergantian.

Ferdy terkejut melihat kaki Seira. Gadis itu baru saja menginjak ranting hingga menimbulkan suara seperti tadi.

Mata Ferdy melebar, baru mengingat sesuatu.
Dia memalingkan pandangannya menuju sosok berjubah hitam yang ada di balik pohon beringin di depan sana.
Mungkin sosok itu menjadi satu alasan utama mengapa Seira tak bergerak atau mengeluarkan suara sama sekali.

Dia siapa?
Seira bertanya tanpa suara. Dia berharap, semoga gerakan bibirnya dapat dibaca oleh Ferdy.
Dan berhasil, Ferdy mengerti ucapan Seira. Namun naas, laki-laki itu juga tak tahu siapa sosok di balik jubah hitam itu.

Kita deketin dia, terus bekep dari belakang. Gimana?

Seira melongo mendengar rencana Ferdy. Mau tak mau, Seira terpaksa mengangguk.

Seira untuk Aksara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang