Chapter 28. Kencan Pertama

145 20 6
                                    

28. KENCAN PERTAMA

Now playing | Hanin Dhiya – Berkawan dengan rindu

Lebih baik kita berpisah dari sekarang, daripada malah menambah luka yang bahkan belum sepenuhnya padam.
— Seira untuk Aksara

Aksara duduk diam diatas motornya. Pemuda itu masih mengenakan seragam SMA sekolahnya. Laki-laki itu baru saja mengantar Vania.

Aksara sebenarnya sangat menolak permintaan Vania, berhubung gadis itu mengatakan; Hari ini aja, deh! Please. Ini yang terakhir!

Kata-kata itu membuat Aksara sedikit luluh walaupun sangat memberatkan hatinya, karena hari sudah sore, mau tak mau Aksara harus mengantar Vania.

Aksara masih sama, duduk diatas motor memperhatikan sebuag rumah megah berlantai dua disana. Aksara masih diam memeperhatikan rumah itu, sebelum suara pagar terbuka mengalihkan fokusnya. Seorang perempuan berpakaian tertutup keluar dari rumah itu dengan mengendap-endap. Gadis itu Seira.

Seira berjalan keluar rumah dengan mengendap-endap, seperti takut untuk bertemu sesuatu.

Aksara berkerut heran. Mengapa Seira mengendap-endap dirumahnya sendiri?

Seira menulusuri jalan, memasuki sebuah mobil. Lagi-lagi Aksara dibuat heran, apa dan siapa yang ada dimobil itu?

Sampai mobil itu berjalan perlahan. Aksara yang sadar, melajukan motornya mengikuti kemana mobil itu pergi.

Hingga sekitar lima menit, mobil itu berhenti disebuah restoran cepat saji. Aksara lagi-lagi bertanya-tanya. Mengapa Seira pergi ke restoran cepat saji? Mungkin bertemu teman?

Dugaan Aksara salah, Seira keluar kembali dengan cepat, sambil menenteng tiga bungkusan besar berisi banyak makanan.

Ada apa?

Apa yang dilakukan Seira?

Seira kembali masuk kedalam mobil itu. Kendaraan itu melaju perlahan membelah jalanan yang sedang sepi.

Aksara menahan gejolaknya untuk mengikuti Seira, sayangnya Aksara tidak bisa untuk tidak mengindahkan rasa penasarannya.

Mobil itu berhenti tepat disebuah gang sempit, bahkan mobilpun tak bisa melewati jalan itu.

Aksara menyinyirt, apa yang dilakukan Seira disana? Apakah ada sesuatu yang spesial dari tempat itu?

Aksara perlahan turun dari motornya, mematikan mesinnya dan memarkir motornya ditempat yang menurutnya aman. Tanpa basa-basi, Aksara mengikuti Seira yang keluar dari mobil terlebih dahulu.

Aksara masih setia membuntuti Seira. Memperhatikan gerak-gerik perempuan itu dari jauh.

“Bang Untit!”

Suara itu mengagetkan Aksara. Menatap bocah laki-laki yang sedang menarik-narik jaketnya.

Aksara terkejut ketika melihat Seira hendak berbalik. Aksara membungkam mulut bocah itu lalu bersembunyi di balik tembok yang tinggi.

“Ssttt.. Diem, jangan berisik!” kata Aksara.

Bocah laki-laki itu mengangguk polos. Sampai saat Aksara lengah, bocah itu keluar dari tempat persembunyiannya.

“Kakak cantik!”

Aksara membeo ketika bocah laki-laki itu menarik paksa tangannya dan memanggil seseorang dengan kencang.

Aksara menoleh pada orang yang dipanggil Kakak cantik oleh bocah itu.

Aksara membeku. Ketika sorot mata yang sangat dikenalinya menatapnya juga sambil mengerutkan alisnya dalam.

Seira untuk Aksara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang