Chapter 2. Senyuman Termanis

254 26 1
                                    

02. SENYUMAN TERMANIS

Aku baru menyadarinya, ternyata, bidadari tanpa sayap itu memang benar ada.
-Aksara Fernandio A.

Seira berjalan tertatih menuju UKS. Tiba-tiba kepalannya pusing dan badannya juga panas. Mungkin efek terlalu lelah.

Sebenarnya Fara ingin menemaninya, namun segera dilarang oleh gadis itu. Karena hari ini dikelasnya ada ulangan harian.

Sesampainya di UKS, ia mendudukkan pantatnya pada ranjang UKS yang empuk. Dan menutup tirai hijau yang mengelilingi kasur itu. Menidurkan kepalanya ada bantal tersebut.

Setidaknya masalah hari ini cukup sampai disini.

***

"Dan? Lo kenapa?" tanya Aksara penasaran.

Daniel meringis sambil memegangi perutnya. "Perut gue sakit anjir,"

"Lagian sih lo, sok-sok an makan cilok pakek sambel lima sendok." ketusnya.

"Yehh.. Bege. Temennya sakit malah di nasehatin. Udah sana, ambilin gue obat di UKS sono buruan." suruh Daniel.

"Emang gue babu lo apa," sarkas Aksara.

"Kalo iya kenapa? Udah cepett! Perut gue sakit."

"Kenapa gak lo aja sono ke UKS sendiri."

"Gue nggak kuat jalan Sa, plis lah."

Aksara mendengus kasar. "Iya-iya gue ambilin."

Pria itu berdiri lalu berjalan menuju UKS.

UKS terlihat sepi dari luar, tanpa pikir panjang Aksara pun masuk. Ia berjalan menuju lemari deretan obat-obatan.

"Obat sakit perut.... " gumamnya sambil menunjuk deretan obat disana.

"Nah, ketemu." seru Aksara.

"Semua cowok brengsek! Brengsek!" teriak seseorang.

Aksara membalikkan badan, tidak ada siapaun disana.

"Siapa lo?" tanya Aksara mengelilingi ruangan itu.

"Ahhhh! Brengsek semua!" teriak seseorang lagi.

Aksara menuju ranjang UKS yang ditutupi oleh tirai. Perlahan pria itu membukannya. Makin terlihat jelas objek yang ada didalamnya.

Seorang perempuan.

Aksara mendekati gadis itu, karena penasaran. Aksara menyingkap beberapa helai rambut gadis itu. Hingga terlihat jelas lekuk wajahnya yang memerah.

Ini bukannya Seira anak IPA? pikir Aksara.

Aksara mengenali gadis itu. Siapa yang tidak mengenali Seira? Juara umum SMA Pancasila yang terkenal ramah dan juga baik hati.

Bisa dibilang, Aksara termasuk saingannya. Walaupun mereka tak pernah bertegur sapa secara langsung.

"Kalo dari deket ternyata lebih cantik," gumamnya. Sedetik kemudian Aksara menepis pikiran itu jauh-jauh.

Seira untuk Aksara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang