Chapter 42. Lo Pecundang, Aksara

102 15 7
                                    

42. LO PECUNDANG, AKSARA

NOW PLAYING | Hanin Dhiya – Kau Yang Sembunyi

Sejujurnya, hidup tidaklah rumit. Hanya saja, kata itu tidaklah nyata saat cinta ikut campur di dalamnya.”
— Seira untuk Aksara
__________________________________________________________________________________________________

   AKSARA menghembuskan napas gusarnya. Degup jantung laki-laki itu menggila sejak beberapa jam yang lalu. Ada satu hal yang membuat jantung Aksara berkinerja di luar batas.

Fara memergoki Aksara berjalan bersama dengan Vania.

Aksara tak tahu seberapa besar masalah gadis itu dengan Vania.
Namun yang jelas, Aksara telah melakukan kesalahan dengan menyetujui paksaan Vania untuk makan malam bersama.
Aksara khawatir, Fara akan memberitahu Seira tentang kelakuannya di belakang gadis itu.

C’mon lah, hubungan mereka baru saja berjalan beberapa minggu. Aksara tidak mau jalinan kasih mereka terputus begitu saja.
Aksara sangat menyayangi Seira. Ia tak ingin gadis itu berpaling darinya.

Biar saja Aksara disebut egois. Namun ini yang namanya cinta. Cinta memang cuma sekedar kata-kata. Banyak yang tak mengetahui makna tersirat di dalamnya. Aksara juga tak mengerti. Yang ia tahu, cinta–lah yang membentuknya menjadi seseorang yang egois untuk mempertahankan Seira tetap di sampingnya.

“Kamu mau kemana, Sa?” tanya Arnita—Bunda Aksara. Perempuan berhijab itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya, memasak untuk makan malam.

Aksara berhenti, berbalik menatap Arnita. “Aksa mau ke supermarket bentar Bun. Mau cari yang seger-seger,”

“Seger-seger apaan? Diluar hujan. Dingin. Kamu nggak lihat?” sarkas Arnita.

Benar juga. Saking terpikirnya dengan kejadian beberapa jam yang lalu, Aksara sampai tidak merasa bahwa hawa di sekitar mereka dingin karena hujan di luar sana.

“Nggak pa-pa Bun, Aksa naik mobil aja.”

Arnita menghela napas gusarnya.
“Jangan pulang malem-malem. Besok Ayah pulang. Jangan sampe gantian kamu yang nggak pulang,”

Mendengar ucapan tegas Arnita, Aksara hanya bisa mengangguk. “Aksa cuma sebentar doang. Lima belas menit paling juga udah balik,”

<<|>>

Aksara memasuki supermarket dengan langkah gontai. Pakaian santainya menjadi sorotan banyak orang. Diluar hujan, dan Aksara hanya memakai kaus tipis dengan celana pendek pas dilutut.

Aksa nggak kedinginan zheyeng? Iron Man banget dah, <<< Author.

Aksara berjalan ke rak minuman dingin. Laki-laki itu mengambil banyak minuman dingin untuk stok di rumah.

Setelah selesai memilih minuman, kaki Aksara berayun ke arah rak mie instan. Laki-laki itu memilih beberapa rasa mie instan, dengan jumlah masing-masing 2.

Tak sengaja, pandangan Aksara jatuh pada seorang laki-laki yang memakai kemeja kantoran di rak camilan.

“Mas. Coklat payung yang ini ada stok yang satu kotak nggak? Yang rasanya macem-macem,”

Seira untuk Aksara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang