(Jin mengendap-endap memasuki rumahnya sendiri)
"Ngapain masuk kayak maling gitu?"
(Suara berat papahnya menghentikan langkah Jin)
"Kenapa nggak jawab papah?"
(Jin menundukkan kepalanya)
"Papah kapan pulang?"
"Jangan alihin pembicaraan, masuk ke kamar papah sekarang"
(Papah Jin memasuki kamarnya terlebih dahulu. Jin mempunyai firasat buruk akan hal ini)
"Kamu habis berkelahi?"
(Jin diam)
"Jawab! Kamu nggak punya mulut?"
"Iya pah, Jin habis berkelahi"
"Menang?"
"Ha?"
"Papah tanya, kamu menang?"
"Jin pikir tidak ada yang menang ataupun kalah, karena kami dilerai"
"Posisi"
(Jin meletakkan tasnya di lantai dan segera memposisikan tubuhnya seperti orang push up. Papah Jin mengambil tongkat base ball dan mulai mengayun-ayunkan tongkat itu)
"Sudah berapa kali papah bilang? Kalau kamu mau jadi anak papah, kamu harus kuat!"
*tak!!
(Satu pukulan dari besi itu meluncur bebas mengenai punggung Jin)
"Kenapa? Sakit? Makannya, jangan mau dikalahin sama orang lain! Kamu itu cowo bukan sih?"
*tak
(Pukulan itu meluncur lagi)
"Maaf pah"
"Maaf? Gampang banget buat bilang maaf. Siapa sih yang kamu contoh disini? Suga? Kakakmu yang hanya suka menyendiri seperti orang gila itu? Atau adikmu, Taehyung yang tidak ada gunanya itu? Kamu itu satu-satunya harapan papah! Jangan pernah mengecewakan papah!"
*tak!!
(Pukulan lain meluncur lagi)
"Papah tidak ingin mendengar kabar seperti ini lagi. Apalagi kamu pulang dengan wajah babak belur seperti itu! Jangan bikin malu papahmu! Kamu mengerti?"
"Iya pah"
(Papah Jin melempar tongkat itu ke sembarang arah lalu melonggarkan dasi yang mengikat lehernya dari pagi)
"Keluar kamu sekarang"
(Jin berdiri dan mengambil tasnya lalu keluar. Saat itu, Suga sedang mengambil air minum di ruang makan. Tapi Jin hanya berjalan melewatinya tanpa menyapanya terlebih dahulu)
"Hey!"
(Suga menghampiri Jin dan menepuk bahu bagian belakangnya. Jin meringis kesakitan dan segera menyingkirkan tangan Suga)
"Lo kenapa?"
"Ngapapa, udah gue mau masuk kamar"
"Tumben lo sensi sama gue? Lagi ada masalah?"
"Nggak ada! Udah sana balik ke studio lo!"
Jin mendorong Suga menjauh. Jin tidak menutup pintu kamarnya dengan sempurna, Suga mengintip Jin dari luar. Jin membuka bajunya untuk bergegas mandi lalu beristirahat. Tapi betapa terkejutnya Suga melihat bekas pukulan di punggung Jin.
Suga mengepalkan kedua tangannya dan langsung memasuki kamar papahnya tanpa mengetok pintunya. Papah Suga sudah mulai emosi dibuatnya.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa tidak mengetok pintu terlebih dahulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scenery Awake Of Euphoria Promise
FanfictionThis is where our story began. Highest rank: #1 irene (2019076-20190724) #1 taerene (2019075-20190819)