42. Cinta sama Bodoh beda tipis

3.4K 270 31
                                    

Hola zeyengg

welcome to mobile legend

enjoy readingggg 😊







BAB 42
.....

Roda bankar itu melaju dengan cepat pada lantai marmer, membawa gadis yang sedang terbaring menutup matanya dengan darah yang mengalir  dari hidungnya.  Saat hampir tiba, pintu ruangan UGD bersiap di buka seolah menyambut kedatangan Rara.

Revan terpaku sekian detik. Didepan matanya seorang yang sangat dia kenal tiba tiba datang dengan keadaan seperti ini.
Revan sebenarnya panik dan cemas, tapi profesinya sebagai dokter menuntutnya untuk tidak menunjukan sikap itu.
Dia melupakan pikiran negatif yang muncul dan kembali fokus dengan peralatan yang ada.
Peralatan lengkap rumah sakit itu langsung melekat pada tubuh gadis itu.

Dengan cepat Revan memeriksa keadaan tubuh gadis itu. Memeriksa detak jantung, retina mata, pernapasan, dan tekanan darah. Sementara suster  membersihkan darah yang sudah kering pada hidung gadis itu. Revan menghela napas. Tegang dan takut yang  bertambah kala tubuh rara tidak merespon obat obatan yang Revan berikan lewat selang infus. detak jantungnya semakin turun.

Napas Rara tidak beraturan. Tidak biasanya kondisi Rara turun drastis seperti ini, bahkan bisa di katakan tubuhmya tidak pernah mengalami hal separah ini.

Revan menyuntikan cairan yang mengandung trombosit pada selang infus dengan tujuan supaya tekanan darah rara kembali normal.

Dalam hati, tak henti hentinya Revan berdoa supaya masa kritis Rara cepat lewat.

Dengan berbagai tindakan yang dilakukan akhirnya
Revan menghela napasnya, berusaha untuk tenang dalam kondisi seperti ini, jika salah sedikit, akibatnya bisa fatal, karena pada dasarnya tubuh Rara memang sudah 'Rusak'.

Revan melepas handscoon yg melekat pada kedua tangan nya.
Di bantu dengan suster dan peralatan yg canggih serta penanganan yang tepat akhirnya tubuh rara kembali stabil
Dia memejamkan matanya, sedikit bernapas lega karena Ayra sudah melewati masa kritisnya.

"Suster, tolong segera siapin ruang rawat inap nya."

"Baik dok."  Kata suster itu kemudian keluar ruangan UGD.

Revan menghela napasnya berat sambil mengusap wajahnya dengan frustasi.
Gadis itu hampir saja kehilangan nyawa nya. hampir.

tubuh Revan meluruh pada kursi metalik pada ruangan itu, tidak jauh dari bankar tempat Rara terbaring.
Sudah tidak ada peralatan seribet tadi, selang dan alat lain nya sudah di lepas, menyisakan alat bantu pernapasan dan infusan.

Revan memperhatikan gadis itu dari jauh.
Nanti, saat gadis itu sadar yang pertama kali memarahinya adalah Revan.
Bocah itu nakal sekali dan tidak sayang dengan nyawa nya.
memangnya gadis itu punya seribu nyawa apa?

si mbok menatap sendu gadis yang terbaring lemah itu.

Infusan Rara sudah mau habis lagi, ini sudah kantung yang  ke empat dan gadis itu juga belum sadarkan diri. Pemuda itu bangkit dari kursinya kemudian menghampiri Rara.

Revan menggulung lengan jas nya sampai siku. dengan wajah yang tidak bisa dijelaskan, gabungan dari rasa khawatir, marah, cemas, panik, takut campur menjadi satu.

"Kenapa Rara bisa kayak gini mbok?"

"Semalem non Rara pulang larut malam, pagi hari pas Bapak berangkat biasanya Rara ikut sarapan, mbok ke kamarnya buat ngasih paket tapi dia gak keluar kamar terus si mbok ketuk pintunya non gak bukain, jam satu siang mbok balik lagi ke kamar nya non terus di bukain. Si mbok kaget pas non duduk di atas tempat tidur masih pake baju yg semalem. Matanya kaya abis nangis, wajahnya pucat, si mbok tanya non Rara kenapa, tapi non diem aja. Trus mbok peluk, nangis nya berkurang, mbok pikir non tidur, pas mbok lepas pelukan nya, tubuh si non lemes, ternyata mimisan terus pingsan mas."

Famous to loving you : Kevin Sanjaya [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang