51. Pilu

2.8K 198 10
                                    

Heyooo gaesss balik lagi sama acuuuu heheh

Enjoy readinggg zeyengg

Enjoy readinggg zeyengg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 51

Malam mencekam, menyisakan gadis yang meringkukan dirinya di sisi tempat tidur di temani ruangan yang gelap. Napasnya tak beraturan dan jantungnya bergemuruh, raut muka nya menampilkan rasa takut.

Tangan nya terulur mengambil benda di nakas.

Cutter itu di dekatkan ke pergelangan tangan nya. Dia mulai menyayat tangan nya sehingga menghasilkan setetes darah yang perlahan keluar semakin deras.

Gadis itu tidak merintih kesakitan, karena luka dalam hatinya lebih menyakitkan.

Rambutnya di biarkan tergerai berantakan,

Dia meronta kala seseorang mencegahnya
Menendang nendang kakinya memberikan perlawanan. Teriakan histeris memenuhi ruangan sunyi itu.

"Ra, mama udah gak ada ra."

"Papa Bohong." Gadis itu menggeleng cepat, pandangan nya kosong

"Rara?" Ucap pria paruh baya itu dengan lembut.

"Bohongg... Hiks."Gadis itu menangis pilu Hatinya serasa tersayat.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.

.
.
Abis latihan gue langsung kerumah sakit, Soal Ayra mau ketemu sama gue apa engga itu urusan belakangan yang penting gue usaha dulu. Meningat pertemu pertama gue pasca dia sadar sama sekali gak berlangsung dengan baik.

Temen temen di pelatnas juga titip salam buat Ayra.
Mereka berharap supaya ingetan Ayra cepat pulih.

Gue ngerapihin peralatan latihan gue, balik ke asrama buat ganti baju terus jalan ke parkiran dan menuju rumah sakit.

Hari ini cuacanya cerah banget, langit biru berawan, Jalanan juga gak macet, gue harap bakalan ada kabar seperti cuaca di siang ini

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pria paruh baya itu berjalan pelan menyusuri lorong rumah sakit yang lumayan sepi siang ini.

Pandangan nya kosong.
Pikiran nya masih terngiang perkataan dokter beberapa menit yang lalu.

"Depresi?"

Dokter itu mengangguk.

"Begini pak, ingatan Ayra terlontar jauh tiga tahun yang lalu saat ibu nya ada. Otaknya otomatis berpikir kalau Ibu nya masih hidup, dia kehilangan fase dimana ibunya meninggal. Dan saat di beritahu bahwa ibunya sudah meninggal, dia tidak akan terima dan akan membuat perlawanan, karena yang dia tahu ibunya masih ada."

"Depresinya muncul karena belum siap untuk kehilangan Ibunya. Dengan kata lain, Ayra merasa ada di masa di tiga tahun kebelakang."

"Jangan khawatir pak, Ini akan berlangsung sebentar, Ayra akan berangsur normal dengan terapi rutin."

Jadi Ingatan Ayra tuh terlempar jauh ke tiga tahun yang lalu, waktu ibunya masih ada. dia ngerasa sekarang ibunya masih ada. karena dia amnesia dan gak pernah ngerasa kalo ibunya udah meninggal, dia kehilangan memori pas ibunya di rawat di rumah sakit. jadinya dia depresi.

Kevin liat Papa nya Ayra lagi jalan di lorong rumah sakit, sambil bawa map hasil pemeriksaan Ayra. Raut wajahnya terlihat lelah dan kacau. Ekspresinya frustasi. Kevin berjalan mendekat.

"Om?"
Pria itu tersentak dan mengangkat kepalanya.

"Eh, Kevin."

"Gimana Ayra, ada perubahan om?"

Pria paruh baya itu menggeleng. "Ayra depresi, karena mengira kalau mama nya masih hidup. Dia gak tau kalau dia hidup di jaman sekwrang, ingatan Ayra terlontar jauh ke tiga tahun yang lalu."

"Depresi?" Tanya Kevin dengan kaku. Astaga, cobaan apa lagi ini.

Mereka sama sama keruangan Ayra.
Keduanya terkejut saat pintu terbuka.

.......

TBC

Haluu zeyeng, ketemu lagi sama mpin yang jomblo tapi makin rich 😂

Jangan lupa komen vote dan rekomendasiin cerita ini ke temen temen kalian yaaak

timakaciiii ❤

salam sayang dari mpin jomblo
babayyyyyy

Famous to loving you : Kevin Sanjaya [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang