#6 I Saw Her

24 7 1
                                    

Di belakang panggung aula TK Seoul, tampak acara yang istimewa itu masih berjalan dengan lancar. Anak-anak mungil itu, baik yang belum tampil maupun yang sudah tampil, berkumpul tercengang melihat salah satu bagian dari mereka sedang terdiam di bangku rias. Ibu guru yang tadinya di dekat Suran sekarang mengalah dengan keadaan. Tiba-tiba seorang pria datang begitu cepat memeluk Suran.

Gadis mungil itu tak mau membuka mulutnya setelah kejadian yang tak terduga tadi.

"Gwencanha-eo?" Tanya Yoongi setelah memeluk anaknya itu.

Pria sibuk itu terlihat sangat khawatir. Keringatnya bersembunyi di balik rambutnya yang hitam. Terbukti Yoongi sangat tergesa-gesa setelah menerima panggilan dari kepala sekolah. Suran tetap tidak menjawab apapun.

"Permisi, ini..." Ucap suara kecil dari seorang anak laki-laki bernama Sungmin tiba-tiba.

Yoongi melempar pandangannya ke tangan kecil yang menyerahkan sesuatu setelah ia melihat wajah darah musisi itu. Sebuah kunci. Tanpa ambil pusing Yoongi menerima dengan baik. Sambil tersenyum, ayah muda itu mengatakan, "Gomawo."

Sungmin mengangguk dengan tersenyum tulus kepada Yoongi. Lalu mata kecil itu beralih pada gadis yang masih terlihat syok.

"Suran-ah... Kau tidak perlu khawatir. Penampilanmu tadi tidak buruk. Kau menguasai notes itu dengan cepat. Aku yakin Ayahmu sangat bangga padamu. Terlebih lagi Ibumu."

.

Masih di sekitar sekolah taman kanak-kanak itu. Suasana di luar gedung tampak biasa, masih tenang, tidak ada yang berbeda setelah kejadian penampilan Suran tadi. Minah tampak berjalan menyusuri taman sekolah yang teduh itu. Tingkahnya seperti mencari sesuatu. Menengak-nengok di setiap penjuru.

"Oh, Tunggu!" Teriak Minah setelah melihat apa yang ia cari.

Wanita yang diteriaki itu seperti ketakutan hingga mempercepat langkahnya. Kegesitan Minah yang masih mengenakan sepatu tinggi mengalahkan wanita yang berlari mengenakan sepatu cats. Akhirnya Minah berhasil mencengkeram lengan kanan atas wanita yang terus menyeka air mata itu.

"Bisakah kita berbicara?" Tanya Minah yang kemudian melepaskan cengkeramannya perlahan.

Wanita buruan Minah, yang tadinya membelakangi Minah, kini berusah mengusap wajahnya seakan tak terjadi apa-apa. Wanita itu akhirnya berbalik menatap Minah di sepanjang jalanan Taman yang rapat akan semak-semak dan pepohonan teduh.

"Maafkan aku sebelumnya."

"Oh, kenapa? Kau tak perlu minta maaf." Kejut Minah setelah menerima sikap Soonya.

Minah terus melihati penampilan Soonya yang sangat sederhana. Wanita di hadapannya itu sedang memakai celana jeans panjang dengan dipadukan kemeja kotak-kotak yang di balut mantel hitam biasa. Sepatu putih yang dikenakan juga bukanlah sepatu yang mahal. Rambutnya yang panjang seperti tak pernah dilakukan perawatan oleh sang pemilik, mungkin hanya sebatas keramas biasa, tidak ke salon seperti wanita Korea pada umumnya. Rambut itu hanya di kucir bawah sampai mengikat poninya. Sekarang Minah sadar bahwa Soonya melihatinya sekarang.

"Ehm..." Dehem Minah dengan elegan. "....kita tidak pernah bertemu sebelumnya, tapi ini menyangkut anak yang berpuisi tadi. Kau, duduk di sampingku selama acara berjalan. Aku kira Suran melihati diriku selama  dia bernyanyi, tapi ternyata tidak. Gadis itu menjerit setelah menatapmu lama. Dan tiba-tiba saja kau pergi saat Suran telah menangis. Lalu, siapa kau?"

4 O'CLOCK [COMPLETE✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang