Pria itu pun memayungkan payungnya lalu berbalik arah 180 derajat menyeberang jalan dan membiarkan seseorang lewat dari seberang sudut yang berlawanan. Orang yang dari tadi berdiri di sudut jalan, yang di belakangi Jimin, kini Soonya melihatnya. Seo...
Jimin melangkahkan kakinya ke sebuah pintu, tak lain lagi adalah pintu kamar. Ganggang pintu itu mulai ditekan ke bawah, menyisakan bunyi pintu yang terbuka perlahan. Sang mata monoloid itu mengintip dari celah yang terbuka bersamaan dengan moncong sepatunya yang masuk. Mata itu terbuka lebar sejenak sembari badannya tergetak ke belakang. Jimin mendapati tangan kiri Yoongi yang dipeluk Soonya sedangkan pemilik tangan itu tidur meningkup sambil terduduk.
Tampaknya Yoongi pun tersentak karena mimpinya hingga sentakan itu membangunkan Soonya. Keduanya terbangun saat itu. Mengeriyip untuk menegakkan bayangan, Yoongi menatap lurus pintu yang menganga namun tak ada seseorang disana. Sedangkan Soonya menatap sayu Yoongi di hadapannya. Perempuan itu sangat menyadari tangan Yoongi sekarang namun setelah pemilik tangan itu mendapati Soonya terbangun,
"Bagaimana keadaanmu?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku..." Ucap Soonya sambil merasakan tangan Yoongi. "...sangat baik-baik saja."
Yoongi sempat melirik tangan kiri yang terus digenggam Soonya. Bahkan rasanya hangat sekarang. Tangannya tetap lemas tak bereaksi.
"Bagaimana denganmu?" Tanya Soonya.
"Apa maksudmu? Aku bahkan mengkhawatirkanmu. Kau benar-benar tidak akan kuat walau hanya satu botol. Jadi, hentikanlah kebiasaanmu."
"Maksudku, tanganmu."
Pria itu melirik sejenak dan mulai mengerti maksud wanita itu. Apakah akan baik-baik saja seorang pria yang beristri bahkan bertunangan dengan calon istri kedua, tangannya dipegang erat oleh seseorang yang tak dikenal. Yoongi hanya terdiam dan masih melemaskan tangannya. Soonya tak berkutik, wanita itu mulai melepaskan tangan kekasihnya dan mulai menggeser badannya. Tapi tangan lemas itu secepat kilat menggenggam tangan Soonya.
"Kau bilang kau sangat baik-baik saja. Aku tahu batasan untuk itu. Jangan khawatir."
Soonya hanya terdiam membisu, kini tangannya yang lemas. Wanita itu membiarkan Yoongi yang menggenggam tangannya sekarang. Untuk menstabilkan rasa rindunya di depan Yoongi, Soonya mulai menutup matanya. Mata yang menggenggam wanita itu terus menatap lembut.
"Apakah pintu kamarmu sering terbuka sendiri?" Celetuk Yoongi yang mengejutkan Soonya.
"Apa?" Wanita itu terbangun sekarang dan melepas genggaman Yoongi. Soonya memutuskan untuk duduk.
"Tidak, maksudku, aku sudah mendapati kejadian pintu terbuka tiba-tiba berulangkali di rumah ini. Apakah pintunya sudah rusak? Karena setelah aku check tidak ada seseorang disana."
Jimin-nie! "Iya kah?"
"Iya. Waktu aku terbaring lama disini dan saat kau bekerja, pintu kamar itu tiba-tiba terbuka lalu tertutup kembali setelah aku tertidur. Mungkin rumah ini berhantu, kau harus segera pindah dari sini." Ucap Yoongi.