#8 Persimpangan Jalan

22 5 1
                                    

Pagi itu Yoongi mulai memenuhi keingintahuannya. Membuka suatu ruangan dengan sebuah kunci kecil yang diberikan oleh Sungmin pekan lalu. Semua terjadi dengan mulus, Yoongi berhasil membuka kuncinya dengan mulus, tidak ada Suran di sana.

Ruangan itu sangat berdebu. Bahkan fentilasi tempat jalan masuknya cahaya pun tak dapat menerangi penuh ruangan itu. Lagi-lagi Yoongi mulai menggerakkan tangannya untuk menekan saklar lampu tua di sebelah kanannya. Lampu corong itu masih terang. Organ tua terlihat di sana. Tuts yang rusak terlihat nyata. Mata sipit itu masih berkeliling menembus gelap.

Kini tangannya menerima sinyal untuk membawa lampu emergency yang berdiri tegak tepat 40 cm dari kaki kanannya. Lampu itu masih bekerja dengan baik. Cahaya itu kini dibawa oleh Yoongi menyusuri ruangan tua itu. Banyak jaring laba-laba dan debu di sana.

"Sebenarnya tempat apa ini? Tidak ada ingatan yang aku tinggal di sini."

Yoongi masih berjalan dengan hati-hati sambil mengangkat lampu tangan itu sedikit tinggi. Dinding itu masih bagus. Pria itu masih bertanya. Kini langkahnya berhenti di suatu titik. Kepalanya masih mendangak kokoh dibantu oleh cahaya yang diangkat oleh tangannya. Jam dinding tua yang mati tak berdentum berhenti pada pukul 4.

Tanpa berpikir panjang, Yoongi melempar pandangannya 180 derajat menuju titik yang berlawanan, Organ tua. Ia mulai melihat gitar tua di sebelah organ, sama-sama rusak. Pria itu akhirnya mendekati organ itu hingga duduk di kursi kecil yang masih kokoh. Lampu tangan itu akhirnya diletakkan di dekat kursi.

Tangan Yoongi mulai menyentuh tuts. Perlahan-lahan ia menyentuh dengan satu tangan, mencoba untuk menekan nada dasar Organ tersebut. Lalu kedua tangan mulai menari dengan kunci D. Sedikit demi sedikit ia memejamkan mata. Tampaknya sebuah alunan yang masih ia ingat, hingga Yoongi sangat menikmati permainan itu. Bahkan semua tuts yang tersentuh bernyanyi.

Hingga Yoongi berhenti bermain saat ia menyentuh tuts yang patah. Gema ruangan itu pun berhenti. Yoongi akhirnya membuka mata.

.

Gitar itu mulai dibantingkan pada Organ. Berkali-kali. Hingga gitar itu hancur dan juga nada tinggi pada Orga itu hancur. Kemarahan Yoongi tak berhenti pada itu saja. Bahkan ia berteriak sambil memukul tuts Organ itu. Hingga dentum jam menghentikannya. Pukul 4.

Deringan ponsel membuatnya dia berlari ke suatu tempat. Kejadian itu berhenti pada persimpangan jalan dengan bunyi sirine ambulance.

.

Yoongi pun mengedipkan mata beberapa kali sambil melihati tuts Organ. Ia berkeringat sekarang.

"Apa yang terjadi? Tiba-tiba teringat kejadian itu lagi."

Tiba-tiba Yoongi segera bergegas dari tempatnya. Setelah mengusap tangannya di celana hitamnya, pria itu akhirnya keluar dari ruangan itu.

🌹🌹🌹

.

#Paju St. 105 Ittaewon

4 O'CLOCK [COMPLETE✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang