#30 Final : The Last

35 3 0
                                    

.

🌹🌹🌹

.

Yoongi Voice

.

Misteri kapal Sewol belum terpecahkan sampai saat ini. Aku menerima kabar tenggelamnya kapal Sewol setelah tiba di Jepang. Aku tak bisa merengek seperti Soonya. Tapi sebagai Ayah, aku merasa gagal menjaga putriku.

Sebagai seseorang yang profesional, aku terpaksa menyelesaikan semua jadwalku di sini. Hingga kepulanganku kembali. Aku menghadiri upacara pemakaman korban tenggelamnya kapal Sewol, karena Suran dan Minah dikubur bersama mereka. Aku juga membuka jumpa perss, meminta maaf kepada publik atas kapal yang telah kuberikan untuk hadiah persabahatan antara Suran dan Jimin.

Mungkin banyak yang menyalahkan perusahaanku sekarang. Tapi yang hanya bisa kulakukan adalah diam dan terus melakukan penyelidikan bersama polisi.

Dua tahun kemudian, kasus itu ditutup. Namun, banyak sekali teori konspirasi beredar hingga musisi mengenangnya dengan lagu.

Setiap senja aku selalu mengunjungi dermaga. Namun setelah tiga tahun berlalu, lima tahun berlalu, aku tidak pernah ke sana. Aku rasa ada yang hilang, bukan Suran. Dia hidup tapi hilang. Aku pun tak mengetahui, siapa dia.

Dokumen di rumahku tak memberikan jawaban. Aku kehilangan rasa yang pernah kumiliki semenjak tenggelamnya kapal Sewol.

Tujuh tahun sudah berlalu. Suran mungkin sudah SMA sekarang. Aku melihat anak-anak SMA melintas di pinggiran dermaga. Ya! Sekarang aku di dekata dermaga. Kapal Sewol yang mewah itu, kebanggaan perusahaan Ayah, tidak pernah muncul lagi. Nama itu sudah berganti menjadi Akatsuki.

Artinya Senja. Aku sengaja menghilangkan istilah Sewol agar kesedihan tidak berlarut-larut dalam masyarakat. Kapal Akatsuki berkembang pesat di Jepang. Tapi tidak di Korea. Butuh waktu lima tahun untuk mengembalikan nama perusahaan. Kini aku memulainya kembali.

Tidak ada nama Sewol di benak masyarakat Korea. Bahkan aku juga tidak tahu bagaimana bisa mendapatkan nama itu. Setiap malam aku selalu melewati jalan yang sama.  Berputar arah sedikit ke Ittaewon. Tepatnya, Paju st. 105 Ittaewon. Entah mengapa aku menyukai persimpangan jalan yang ada di dekat gereja. Terkadang aku mampir ke gereja untuk mendoakan Suran dan Minah.

Rasa sakit terus berkelanan dalam hatiku. Hingga akhirnya aku membuka hati dengan memulai diriku menekuni piano lagi. Ruangan yang seperti sarang hantu itu, sudah terenovasi. Senar piano itu sudah banyak berubah. Aku telah memperbaikinya.

Sesaat ketika aku mengingat tenggelamnya kapal Sewol, banyak sekali memori yang terulang. Aku selalu menutup mataku ketika lantunan piano berdenting di seluruh ruangan. Aku selalu melihat bayangan Suran. Suaranya masih bisa aku dengar. Suran selalu datang pada lagu-lagu tertentu yang ku mainkan.

Ketika dia tak datang, aku menghentikan permainanku, lalu tertegun. Sampai-sampai aku mencium aroma Suran pernah mengunjungi ruangan yang terlarang ini. Aku bahkan lupa kenapa aku melarang Suran untuk pergi ke sini. Namun ketika Suran datang, aku bermain sampai pipiku basah.

Sikapku yang aneh ini tentunya tidak ada orang yang tahu. Pihak perusahaan selalu menyemangati ku. Bahkan mereka sudah tidak membicarakannya lagi. Mereka tetap berjalan maju bersama ku.

Tapi, aku tetap mencari sesuatu yang hilang itu.

.

🌹🌹🌹

.


Suara ambulans terdengar dari kejauhan, tampaknya ada kecelakaan di persimpangan jalan dekat gereja. Aku mengetahuinya karena orang-orang memperbincangkannya. Tapi entah mengapa, kakiku tergerak untuk menuju kerumunan. Tampaknya sangat parah.

Aku berusaha melewati kerumunan jemaat yang akan melakukan misa. Kelihatannya misa tahun ini tidak berjalan dengan lancar, karena salah satu penyanyi gereja mengalami kecelakaan.

Kecelakaan itu sangat merugikan. Membuat macet di persimpangan. Selain itu, kecelakaan yang beruntun mengakibatkan banyak jemaat yang terluka. Mobil pendeta terlibat dalam kecelakaan itu. Apakah aku harus pindah gereja? Tapi, ini adalah gereja tempat aku tumbuh bersama Ibu.

Tidak, aku harus melangkah melihat kondisi mereka. Sampai diujung kecelakaan, aku melihat darah yang banyak mengalir di jalanan. Saksi mata mengatakan bahwa di sini adalah lokasi penyanyi gereja itu linglung lalu kecelakaan beruntun itu terjadi.

Aku terus menyusuri orang-orang dan berhasil melihat korban. Seorang wanita berhanbook putih. Kini hanbooknya telah berlumuran darah.

Suara ambulans terngiang di telingaku. Seakan dunia berputar cepat. Aku berusaha menegakkan pandangan sambil memastikan aku tidak akan pingsan di sini. Isi dunia berputar masuk melalui mata kiriku lalu keluar dari mata kanan.



Han

Soo

Nya!!!


"Yoongi-ssi!!!"

"Yoongi-ssi!!!!"

"Apa yang kamu lakukan?!!!!!"

"Han Soonya!!!, istrimu telah kecelakaan!!!"

"MIN YOONGIIII!!!!!"

Aku melihat suara yang berteriak itu. Ternyata rekan kantor. Lalu aku melihat korban yang berusaha bernapas setelah darah banyak mengalir keluar dari tubuhnya. Sepertinya kepalanya bocor sekarang. Napas itu tak beraturan.

Lalu aku melihat mata korban. Apa?!! Dia menatapku penuh harapan. Kakiku seakan tergerak maju mendekatinya. Menerobos garis polisi dan juga polisi. Hingga mendekati tim medis. Tidak salah lagi perempuan itu adalah Han Soonya. Aku ingat sekarang.

Napasnya semakin parah. Aku terus mendekatinya sambil melihat isyarat mulutnya.

"M.. min.. yo.. yoongi."

Suara itu berdentum berbisik di telingaku. Aku tak tahu seakan semua masa lalu berputar. Malam itu, aku merasakan di posisi yang sama. Mengejar seseorang sampai aku mengalami kecelakaan hingga kepalaku bocor.

Napasku sangat pendek, aku mencoba terus mengingat-ingat siapa yang aku kejar. Genggaman tangan kecil menuntunku pada kenyataan sekarang.

Siapa??

Anak kecil??

Tawanya hangat...


Dia seperti bagian dari hidupku. Lalu dunia kembali menyadarkanku setelah aku melihat Soonya telah diangkat oleh pihak medis ke dalam mobil ambulans.




"HAN SOONYA-SSI!!!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

4 O'CLOCK [COMPLETE✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang