#7 The Real Park Jimin

22 5 2
                                    

Suran terus menangis terisak-isak sampai apartment. Bahkan di sepanjang perjalanan menuju apartment itu gadis kecil itu tidak bisa diam. Sedangkan Yoongi yang menggendongnya tampak kalem. Hingga sampai di dalam apartment, tepatnya setelah membuka pintu.

Yoongi menurunkan anaknya dengan cepat. Kelihatannya wajah kalemnya sedang menutupi tensinya yang semakin naik. Pria itu mulai mencengkeram lengan Suran.

"Suran diamlah. Dengarkan Ayah!" Ucap Yoongi yang mulai meninggi, gadis itu langsung terdiam menerimanya.

Wajah kecil yang ketakutan itu belum pernah menerima bentakan dari Yoongi sebelumnya. Bahkan orang-orang tak sanggup untuk membentaknya setelah melihat wajah yang tak berdosa itu. Melihat Suran sekarang, tampaknya Yoongi sudah tak naik darah.

"Berhentilah menangis. Ibumu sudah tiada. Tolong berhentilah menangis. Apa yang harus aku lakukan sekarang untukmu?"

Gadis itu menatap Yoongi dengan penuh harapan.

"Apakah kau masih mencintai Ibu, Ayah?"

Deg.

Yoongi terdiam mematung, lalu ia menggerakkan tangannya untuk merapikan rambut Suran yang selalu ia kepang dua.

"Ne..."

Suran pun mengambil tangan kiri Yoongi tepat saat Ayahnya memegang pipinya.

"Maka dari itu, Bibi Minah tidak akan pernah bisa menjadi Ibuku." Ucap Suran sambil melepas cincin yang bertengger manis di jari manis Yoongi.

Pria itu melihati kelakuan puterinya dengan iba. Cincin itu pun dibuang begitu saja oleh Suran, menggelinding tak tahu arah.

"Suran-ah, maafkan Ayah...."

"....aku, sudah bertunangan dengan Minah."

Seperti mimpi buruk di siang hari, lagi-lagi gadis kecil itu menerima pil pahit dari Ayahnya sendiri. Dengan cepat gadis itu mundur selangkah.

"Ani!!! Ayah jahat! Ayah jahat!!!! Jahaaatt!!!"

.

🌹🌹🌹

.

Café Sewol | 20.55 KST

.

Americano. Kopi itu berasap di cangkir besar berwarna putih. Seperti biasa Jimin yang memesan kopi itu. Ia duduk di bangku favourite nya. Di dekat jendela. Kali ini dia benar-benar tidak mengenakan mantel hitamnya, namun pakaiannya tetap bernuansa hitam. Kaos rajut hitam ketat dengan celana hitam kain. Tak lupa payung hitamnya terikat rapat di sebelah kirinya, payung itu bersandar pada kaca jendela.

"Bagaimana dia bisa tahan di sana?"

"Apakah dia sudah punya pacar?"

"Kenapa dia bisa begitu ideal?"

"Bagaimana bisa wanita Laundry itu menemukannya?"

"Ya! Namanya Han Soonya. Soonya-ssi. Lancang sekali wanita Laundry." Ucap seorang nenek yang baru saja keluar dari dapur.

"Dia kan memang kerja di toko Laundry mu."

"Dasar anak muda!" Ucap sang nenek sambil menarik telinga dua gadis part-time itu."Soonya itu yang menggantikan kalian setelah jam 9 malam. Setelah kalian pulang. Sudah cepatlah pulang."

4 O'CLOCK [COMPLETE✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang