Ingatkan dengan kata-kata terakhir kemaren dan pasti udah taulah siapa yg ngomong gitu. Jimin. Ya Jimin lah yg mengatakan itu, mungkin ada yg mengira kalau Jimin memang sudah berubah tapi nyatanya dia sama sekali belum berubah dia masih Jimin yg sama yg rela melakukan apapun untuk mendapatkan keinginannya.Tapi kalau dia memang belum berubah kenapa dia mau mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan Sohyun?" Mungkin itulah yg kalian pikirkan saat ini.
Ok jadi setelah kejadian terakhir kali saat Taehyung mempermalukannya didepan banyak orang hasrat Jimin bukan lagi hanya ingin memiliki Sohyun, tapi tekadnya sekarang ialah menghancurkan Kim Taehyung. Dia baru saja memulainya saat dia berpura-pura menjadi pahlawan bagi Sohyun padahal dialah dalang dibalik semua ini. Dia sendiri yg telah mengatur semua seakan-akan itu semua hanya sebuah kebetulan, sebenarnya sejak hari dimana Taehyung mempermalukannya Jimin sudah mulai menjalankan rencana liciknya. Sejak saat itu Jimin mulai mengintai setiap gerak-gerik yg Taehyung lakukan tanpa sepengetahuan siapapun.
Dan mendengar rencana bulan madu yg akan dilakukan TaeYun Jimin segera menyuruh anak buahnya untuk terus mengawasi mereka. Tapi nihil! Jimin tidak mendapatkan apa-apa dari itu. Kemudian salah satu anak buah Jimin mengatakan bahwa mereka semua akan pulang, Jimin pun mulai memutar otaknya dan berpikir apa rencana yg bisa dia buat dengan ini. Tapi kali ini rencana Jimin jauh lebih licik dia ingin mendapatkan dua burung dengan satu batu, rencananya kali ini ialah memisahkan TaeYun Jimin berpikir dengan memisahkan Sohyun dari Tae maka itu akan membuat Taehyung menderita. Dan bukan hanya itu jika rencananya berhasil maka kesempatan untuk mendapatkan Sohyun juga akan terbuka lebar untuknya.
Jimin memulai rencananya dengan menyuruh beberapa preman untuk menghadang mobil Taehyung kemudian disaat yg tepat dia akan berpura-pura menjadi pahlawannya. Dan soal tembakan itu, itu hanyalah peluru kosong jadi Jimin tidak akan terluka dengan itu.
Dia hanya meletakan sambal tomat dibagian perutnya agar semua orang mengira itu adalah darah, dan dengan cerdasnya dia juga berhasil menyuap Dokter agar mengatakan semua yg dia inginkan.
Dan akhirnya semua rencana busuknya pun berhasil sekarang dia sudah berhasil memasuki rumah Taehyung dan bersiap untuk mengambil semua yg Taehyung miliki.
-
-
-
___________________Hari sudah malam Jungkook dan Yuna sudah pulang kerumah mereka masing-masing.
Sementara Seokjin sudah tidur dikamarnya sendiri.
Taehyung sudah tidur kaena kelelahan, karna meskipun sedang libur dia tetap saja bekerja dirumah. Sohyun yg teringat kalau Dokter memintanya untuk menjaga Jimin 24 jam pun bangun dari tidurnya dan menemui Jimin di kamarnya.
Jimin yg sudah cukup lama mengenal Sohyun dia tau kalau Sohyun gampang sekali dibuat khawatir juga memanfaatkan keadaan itu. Dia tau kalau Sohyun pasti akan datang kekamarnya dan mengecek keadaannya
Sohyun " Tok, tok, tok, Jimin apakah kau sudah tidur. Kenapa dia tidak menjawab"
Awh awh aaawhh itulah suara yg Sohyun dengar dari kamar Jimin
Jimin kau tidak papa kan, karna tetap saja tidak ada jawaban Sohyun pun masuk kekamar Jimin yg tidak terkunci. Tapi dia dikagetkan karna saat dia masuk terlihat Jimin sedang memegangi perutnya dan menahan kesakitan
(Sohyun gak tau aja kalau sebenarnya Jimin hanya berpura-pura)
Sohyun " Astaga apa yg terjadi padamu"
Jimin " Perutku terasa sakit sekali Sohyun ah awh awh"
Sohyun " Apa yg harus aku lakukan"
"ujar Sohyun panik"
Jimin " Awh awh ini benar-benar sakit awh.."
Sohyun " Oh iya minumlah obatmu Jimin mungkin rasa sakitnya akan berkurang"
(Sohyun pun segera memberi Jimin obat dan memberikannya minum)
Bagaimana apa sudah lebih baik
"tanya Sohyun"
Jimin " Ini sudah jauh lebih baik, terimakasih Sohyun kau bisa kembali kekamarmu sekarang"
Sohyun " Tidak kau tidurlah dulu setelah itu aku baru akan kekamarku"
Jimin " Tidak perlu sungguh aku baik-baik saja sekarang, awh"
Sohyun " Begini kau bilang baik, sudahlah jangan membantah dan tidur saja"
Kau memang benar-benar gampang untuk aku bodohi Sohyun "batin Jimin"
Jimin " Baiklah"
Dengan perasaan puas nya Jimin pun tertidur dan Sohyun yg sedari tadi menjaganya tanpa ia sadari dia juga ikut tertidur.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi hari sudah tiba, Taehyung mulai terbangun dari tidurnya dan mendapati Sohyun yg tidak ada disampingnya.
Taehyung " Pagi-pagi kemana si cerewet itu pergi, ah bodo amat kenapa aku peduli padanya." Setelah bangun seperti biasanya Taehyung kedapur untuk mengambil minum namun langkahnya terhenti saat melihat Kim Sohyun istrinya sedang tidur dikamar Jimin. Meskipun Sohyun tidak seranjang dengan Jimin tapi Taehyung marah sekaligus cemburu melihat istrinya berada satu kamar dengan orang yg tidak lain adalah mantannya sendiri
Taehyung " Apa yg kau lakukan disini.!!"
Sontak suara Taehyung pun sukses membangunkan Sohyun dan Jimin bangun dari tidurnya.
Sohyun " Ah Taehyung sedang apa kau disini "ujar Sohyun yg masih bingung karna baru saja bangun"
Taehyung " Itu yg tadi aku tanyakan sedang apa kau disini.!"
Sohyun pun melihat sekitar dan sadar kalau saat ini dia tengah berada dikamar Jimin
Sohyun " Ah iya tadi malam aku kesini untuk melihat keadaan Jimin dan mungkin aku ketiduran disini"
Jimin " Iya tuan yg Sohyun katakan itu benar"
Taehyung " Diam kau! aku tidak memintamu untuk bicara"
Sohyun " Kau ini kenapa Tae kenapa kau jadi marah-marah gak jelas"
Taehyung " Gak jelas katamu, apa semua ini tidak cukup untuk alasan kemarahanku"
Sohyun " Memang apa yg salah, aku hanya ingin melihat keadaannya dan ketiduran disini. Udah itu aja"
Taehyung " Tidak ada gunanya bicara denganmu. "Ujar Taehyung pergi"
Sohyun " Tae Taehyung, kebiasaan banget deh dia pergi tanpa kasih penjelasan lebih dulu"
Jimin " Maaf Sohyun ini semua salahku"
Sohyun " Tidak ini bukan kesalahanmu kok, sudah ya aku mau mengurusnya dulu"
Jimin " Ini baru awalnya Tuan Kim Taehyung, kau tunggu saja kejutanku selanjutnya"
Ujar Jimin dengan senyum sinisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang terbagi
Romanceseorang gadis ceria dan juga sedikit manja, dia tidak pernah berfikir untuk menikah aplgi setelah dia mengalami kegagalan dalam berpacaran