"Ambil bolanya, dasar bodoh."
Jimin berlari cepat mengejar bola yang bergelinding diatas tanah. Meskipun terik matahari kelewat menusuk, namun Jimin sama sekali tak menolak saat Jungkook memintanya untuk melakukan pekerjaan konyol semacam ini.
Petugas mengambil bola.
Yah, mungkin begitu.
Jimin memang sangat sulit untuk bilang tidak. Terlebih, jika itu untuk Jungkook. Well, konyol sekali memang.
Pemuda mungil itu kembali berlari dengan bola dalam genggamannya, sama sekali tak menghiraukan tatapan kasihan dari siswa lain diluar lapangan. Sedikit aneh tentang Jimin yang terjerat pria iblis macam Jungkook.
"Ya! Park Bodoh Jimin!" Teriakan Taehyung dari luar lapangan mengalihkan pandangan si manis. Pemuda berkulit tan itu menatap geram kearah Jungkook, terlebih kala pemuda itu sibuk tertawa bersama teman-temannya.
Lain halnya dengan Park Jimin yang masih bisa tersenyum manis dikondisi mengenaskan begitu. "Apa yang kau lakukan?" makinya, ketika Jimin berlari mendekatinya.
"Jungkook mengajarkanku bermain bola," kekehnya tanpa beban.
Dan Demi Tuhan! Taehyung hanya tidak tahu kenapa hati Jimin bisa tercipta sekokoh itu. "Kau gila atau apa, huh?! Pulang sekarang, ayo!" teriak Taehyung seraya menarik pergelangan tangan Jimin.
Jimin meringis, sembari menepis kasar tangan Taehyung. "Sakit, Tae." Dan Taehyung cukup menyadari apa yang terjadi dengan teman dekatnya itu.
"Ayahmu melakukannya lagi," dan diamnya Jimin adalah suatu jawaban pasti bagi Taehyung.
Si pemuda Kim menghela nafas, mengusap rambutnya dengan kasar, sama sekali tak habis pikir dengan kehidupan Jimin yang teramat rumit.
"Sial," desisnya marah. "Ayo! Kemari, kau pulang denganku. Sekarang!" perintahnya sama sekali tak ingin dibantah.
Jimin menggeleng cepat, segera menarik tangannya kala Taehyung berniat menyeretnya untuk menuju tempat parkir.
"Apa lagi yang kau harapkan dari pria sinting itu, huh?!" Marahnya. Sungguh, Jika itu bukan karena Jimin, Taehyung jelas akan menghajar pria brengsek seperti Jungkook. Tidak punya hati sama sekali.
Mata Jimin berkaca-kaca. Pun begitu, kepalanya tertunduk dalam. Taehyung begitu peduli padanya, dan Jimin kerap kali mengabaikan segala nasihat temannya itu.
"Itu menyakitiku." Jimin sebisa mungkin menahan isakannya, "Dekat dengannya memang hal terbodoh, tapi aku tidak bisa untuk jauh darinya. Kau tahu jika ayah tak pernah memperlakukanku layaknya manusia," Jimin memotong ucapannya, menutup wajahnya dengan menggunakan kedua tangan.
Beruntungnya, hanya beberapa orang saja yang menyaksikan pertengkaran kedua sahabat itu. Yah, termasuk Jungkook tentunya.
"Setidaknya, izinkan aku bahagia. Cukup dengan berada disisinya seperti orang bodoh begini."
●●●
See you soon 💕
Cloudie🐳
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Maze [KM]
Fanfiction●|Trapped in a maze of decisions. Exhausted by all the different chaos. We've wandered around, looking for the answer. Lost in the maze, in the darkness|●