Love Maze [KM]

12. Fall

Terhitung sudah dua minggu sejak Jungkook menjalankan tugasnya di Afrika Selatan. Tak ada yang menarik, pun dia juga belum bisa beradaptasi dengan petugas lainnya disini.

Dia bertugas diwilayah Barat, bersama sepuluh angkatan militer lainnya dan beberapa orang petugas kesehatan. Pun, mereka sama-sama berasal dari Korea, namun Jungkook tak punya niatan untuk mengakrabkan diri.

Dia lebih suka sendiri, hingga teman-temannya yang lain pun tak pula punya keinginan untuk mengajak Jungkook berbaur.

Kala jam makan siang tiba, Jungkook biasanya duduk termenung dibawah pohon. Jaraknya lumayan jauh dari tenda pasukan Korea, hanya saja Jungkook lebih nyaman menyendiri begini.

Berhubung shiftnya telah berakhir, menikmati waktunya dengan berjalan jauh begini bukanlah suatu masalah besar. Dia sibuk melahap nasi kepal ditangan kanannya, sementara mata sibuk menelisik pada hamparan rumput nan membentang dihadapannya.

Sesekali angin akan berhembus, hingga surainya melambai diudara dengan begitu lembut. Dari kejauhan, manik Jungkook mendapati seekor singa betina yang berlari kearahnya.

Jungkook mendadak panik, namun dia tetap memasang wajah kelewat tenang. Gosh, siapa yang tidak takut dengan binatang buas begitu. Terlebih, ini Afrika Selatan. Teramat sulit untuk mencari pertolongan ditengah konflik begini.

Singa betina itu meraung kearahnya. Sibuk memutari Jungkook dengan tatapan kelewat tajam.

Sial.

Sayangnya, dia tak bawa senjata apapun. Jungkook meninggalkannya di markas, dan kabar buruknya, dia tak punya alat yang bagus digunakan untuk menghadapi keganasan singa betina ini.

Pemuda itu akhirnya bangku dari duduknya, membuang nasi kepalnya ke sembarang arah, dan bersiap lari sebelum suara erangan terdengar di balik semak-semak.

"Siapa?" Meskipun ia menggunakan bahasa Korea, namun Jungkook berharap jika sosok itu masih mau menanggapi panggilannya.

Tak ada jawaban, namun singa betina itu telah lebih dulu berlari menuju sumber suara.

"Demi Tuhan!" Jungkook terkaget kala dia menyibak semak dihadapannya.

Menampilkan sosok bocah kecil yang merintih dengab tangan kanan dipenuhi noda darah segar.

Jungkook segera mengeluarkan sapu tangannya. Bermaksud membalut luka itu sebelum darah merembes tak terkendali.

"Kau baik-baik saja?"

Dan, Jungkook kembali pada sikap bodohnya.

Bocah kecil itu, tak menanggapi. Ia justru kian meraung dengan sesekali menggigit bibirnya sendiri guna meredakan nyeri yang melanda.

"Oh, sial."

Pemuda Jeon itu panik sendiri, karena dia tak begitu hafal letak wilayah ini. Dia berada di sayap timur, dan suara rengekan bocah itu kian membuatnya cemas.

Dia segera menggendong bocah kecil itu, berlarian tak tentu arah, dan berharap akan datangnya sebuah keajaiban. Yah, semoga saja.

●●●

"Dokter Park!"

Jimin sedang sibuk mengemasi alat-alatnya, kala Suster Han berteriak nyaring dari luar tenda.

Dokter muda itu segera mengenakan jasnya, dan berjalan menghampiri Suster Han diluar sana.

"Ya, ada apa?"

Jimin balik bertanya setibanya dia di luar, tanpa memperhatikan sosok pemuda bertubuh tegap yang berjalan kearahnya.

"Seorang anak kecil mengalami luka ditangan kanannya." Jelas Suster Han dengan raut sarat akan rasa cemas.

Dahi Jimin mengernyit, dan Suster Han mempersilakan pemuda yang berdiri dibelakangnya sedari tadi untuk membawa bocah itu menghadap Jimin.

"Sepertinya, terjepit pintu besi." Jimin bergumam, manakala tangannya menyentuh luka bocah itu.

Dia beralih pada Suster Han, hingga mata keduanya saling bersiborok dalam rasa canggung. Jimin termangu dia tak pernah membayangkan akan bertemu Jungkook dalam kondisi begini.

"Bawa dia ke dalam tenda," suaranya terdengar dingin dan menusuk.

Kemudian, berlalu meninggalkan Jungkook yang termenung dengan jantung berdegup kencang.

Dia hanya tidak menyangka bisa jatuh pada pemuda manis itu untuk kesekian kalinya.

●●●

Nggak sabar nunggu ost Bts World yg Heartbeat~~~

Cloudie🐳