Seberkas cahaya menelisik masuk melalui celah jendela di pagi hari. Pemuda Jeon itu menggeliat dalam tidurnya, pun sesekali ia akan meringis kala mendapati sesuatu terasa menghimpit tubuhnya. Lalu, disusul dengan suara dengkuran yang kelewat halus menyapu permukaan lehernya.
Uh, Jungkook kembali mengeluh dalam tidurnya. Tubuhnya tak bisa bergerak sama sekali akibat sesuatu yang melingkar di paha pemuda itu.
"Samchon, aku lapar," tak berselang lama selimut yang membalut tubuhnya terasa ditarik dengan perlahan.
Jungkook menggeram dalam tidurnya, agaknya rasa lelah masih melingkupi tubuhnya hingga untuk bangun dan melanjutkan aktivitas di Minggu pagi terasa enggan.
Haru yang melihat reaksi Jungkook seketika mendengus. Wajahnya ditekuk kala kedua orang pria yang tertidur dengan saling memeluk itu sulit dibangunkan sedari tadi.
Well, Haru bahkan telah menyelesaikan beberapa episode kartun kegemarannya di televisi sejak ia bangun dari tidurnya. Terlebih, bocah itu sesekali akan meringis karena rasa pening yang ia rasakan.
"Jungkook samchon," ia kembali merengek, kini bocah itu beralih dengan lengan kekar milik pemuda itu. Sesekali Haru akan menariknya dengan cukup keras, hingga Jungkook pun terpaksa membuka matanya yang masih setengah menantuk.
Pemuda Jeon itu berdeham, maniknya seketika menoleh ke arah kiri, dimana mendadak ia dihampiri rasa salah tingkah. Gosh, jantung Jungkook dipompa dengan begitu cepat, hingga aliran darah dalam tubuhnya mengalir dengan begitu cepat. Terlebih, ia merasakan sesuatu yang memaksa keluar dari dalam perutnya akibat rasa bahagia yang menghampiri.
Bagaimana tidak,
Jiminnya kini tengah tertidur dengan menenggelamkan wajahnya pada permukaan leher Jungkook, terlebih kaki mungil miliknya melingkar pada paha Jungkook dengan begitu posesif.
Namun,
Kenyataan yang menamparnya begitu telak adalah permukaan Jungkook berada pada dua bongkahan kenyal milik Jimin yang berada di balik selimut. Pemuda itu meringis, kala jemarinya dapat merasakan pantat pemuda Park yang begitu berisi dan terasa enak untuk diremas.
Ia jadi berpikir,
Bahkan otaknya pun tanpa sadar terus melakukan hal-hal mesum jika itu berkaitan dengan Jimin.
Heol, benar-benar tak dapat dipercaya.
Atensi Jungkook kini beralih pada langit-langit di kamarnya tanpa peduli dengan sosok Haru yang kini telah menangis disisinya.
Ia justru tengah menikmati sarapan paginya kali ini.
Kenyal,
Remas,
Remas lagi.
Pun kala tangis Haru makin kencang di sisinya, Jungkook justru bersikap abai. Maniknya bersembunyi dibalik kelopak mata, pun tangan sedari tadi tak henti-hentinya meremas dua bongkahan pada milik Jimin.
Lelaki mungil dalam pelukannya terdengar melenguh, seiring matanya yang mengerjap pelan untuk menyesuaikan diri dengan sinar dibalik jendela yang begitu terang pagi ini.
Kesadaran Jimin telah sepenuhnya ia raih. Telinganya sedari tadi terasa terusik kala mendengar tangisan Haru di pagi hari, seolah memaksa tubuhnya untuk bangkit dan merengkuh bocah malang itu.
Uh?
Seketika tubuhnya bergerak dengan gelisah kala sesuatu terasa meremas bokongnya dari balik selimut, pun mata Jimin seketika membola kala pandangannya tertuju pada wajah Jungkook dalam radius kelewat dekat.
Jimin mengerjap pelan, berusaha untuk memahami kondisinya saat ini.
Pemuda Jeon itu tengah meremas bokongnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Maze [KM]
Fanfic●|Trapped in a maze of decisions. Exhausted by all the different chaos. We've wandered around, looking for the answer. Lost in the maze, in the darkness|●