26. Hurry Up!

2.3K 315 29
                                    

Yoongi berdecak kesal.

Agaknya, mood Jungkook yang begitu buruk siang ini terlampau mengusik harinya. Yeah, pemuda Jeon itu datang terlambat ke kantor dan harus mendengarkan ocehan Ketua yang begitu dibencinya.

Pemuda Jeon itu kelewat suram.

Well, omong-omong tentang Yoongi. Detektif Min itu mendapat beberapa luka ketika insiden Ayah Jimin terjadi kala itu, dan dia berhasil menangkap pelaku yang mendatangkan api dalam kurun waktu empat jam.

Selain itu, entah untuk alasan apa. Ia mendadak begitu sering berinteraksi dengan seorang pengusaha kaya yang sayangnya berwajah kelewat tampan. Kim Taehyung namanya. Yeah, ini bukan kali pertamanya Taehyung sok akrab dengannya. Hanya saja, mereka terkadang menghabiskan weekend berdua meskipun Yoongi beralasan jika dia dipaksa oleh pemuda Kim itu.

Heol, kisah cinta Yoongi bisa dikategorikan dalam tahap manis-manisnya. Jauh berbeda dengan Jungkook yang berada dalam titik terkelam dalam hidupnya. Agaknya, penyesalan begitu menggerogoti dirinya karena menyia-nyiakan pria semanis Jimin.

Terlebih, Taehyung kerap kali datang ke kantor untuk mengajak Yoongi makan siang ke restoran ataupun bekal makanan yang sengaja ia persiapkan dari apartemen. Yeah, sebenarnya itu masakan Jimin sih.

Gosh, betapa memilukannya hidup Jungkook sejak saat itu.

"Harimu buruk sekali," komentar Yoongi sepersekian detik sejak Jungkook menyamankan diri di bangkunya.

Pemuda Jeon itu mendengus. Kepalanya ia tenggelamkan dalam lipatan tangan yang berada di atas meja, kemudian berteriak sekeras yang ia bisa. Buruknya, hal itu justru dibalas omelan yang dilontarkan oleh sang ketua.

"Mau mati, huh?" Bentak Ketuanya dari dalam ruangan, hingga Jungkook dibuat mengumpat karenanya.

Yoongi terbahak. Ia merasa iba akan kondisi Jungkook yang kian memburuk tiap harinya. Terkadang, Detektif Min itu memberikan solusi untuk menerima kencan buta yang telah diatur oleh Ibunya.

Hanya saja, Jungkook selalu berkilah jika eksistensi Jimin tak bisa lenyap dalam pikirannya. Makan teringat Jimin, tidur apalagi. Disegala aktivitas yang ia lakukan.

"Dia sama sekali tak punya rasa empati. Dasar sialan," maki Jungkook kemudian yang kembali meninbulkan gelak tawa seorang Min Yoongi.

Pemuda Jeon itu berdecak sebal. "Uh, lihat pemuda yang tengah dimabuk cinta ini. Benar-benar memuakan," katanya kemudian dengan wajah begitu tak enak untuk dipandang.

Min Yoongi balas menjulurkan lidah, bermaksud untuk menggoda Jungkook yang harinya begitu buruk kali ini. "Makanya cari saja kekasih baru," cibirnya kemudian dan mulai kembali berkutat dengan setumpuk berkas kasus yang berada di atas mejanya.

●●●

"Jimin, mana bekalku?" Suara teriakan Taehyung menggema di dalam ruangannya.

Dokter Park itu merotasikan kedua matanya sarat akan rasa jengkel, pun ia kembali sibuk bercanda ria dengan Haru yang berada di pangkuannya. Kala Taehyung berdiri di hadapannya dengan mata penuh selidik, Jimin sama sekali tak mau ambil pusing.

"Sejak kapan Jaehyun menghamilimu, Jim?" Tanyanya penuh rasa tidak percaya.

Gosh, bocah itu bahkan berusia kisaran dua puluh tujuh bulan menurut perhitungan Taehyung. Jadi, sejak kapan mereka melakukannya. Well, Jimin bukanlah pria yang dengan mudahnya ditiduri, apalagi Jaehyun juga menjaga Jimin bagaikan kaca yang mudah rusak.

Love Maze [KM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang