20. Serendipity

3.5K 409 37
                                    

"Kau mau kemana?" Suara itu menginterupsi langkahnya. Jungkook menoleh dengan raut kelewat tak santai. Gosh, suasana hatinya kian memburuk sejak kepulangannya dari Afrika Selatan.

Benar-benar ketua sialan.

Ingin Jungkook memaki pria paruh baya itu, jika saja dia tak ingin kehilangan pekerjaannya. Well, kehilangan jabatannya saja sudah membuat hidup Jungkook sengsara, apalagi harus memiliki status sebagai pengangguran.

"Patroli lalu lintas," jawabnya jengkel seraya mengambil kunci mobil dan memakai seragam kerjanya. Rekan kerjanya mengernyit, kemudian beralih pada jam yang menggantung didinding ruangan.

Well, dia tak tahu jika Jungkook punya semangat berkerja yang tinggi. Terlebih untuk mengawasi keadaan lalu lintas yang tentunya akan membosankan. "Di tengah malam begini? Seorang diri? Great, kau benar-benar jadi petugas teladan," katanya dengan nada agak mengejek buat Jungkook.

Pemuda Jeon itu berdecak sebal, "Salahkan ketuamu yang punya dendam padaku. Benar-benar kekanakan," kata Jungkook dengan mata beralih pada ruangan ketuanya yang telah kosong sejak beberapa jam yang lalu.

"Well, dia tak sepenuhnya salah. Kau berhutang maaf padanya, omong-omong."

Raut Jungkook berubah datar. Sungguh, dia menyesal telah berkeluh kesah pada mantan teman satu divisinya itu. "Ini bukan gayamu sekali. Sejak kapan kau banyak bicara begini, Yoon." Jungkook tak mau kalah untuk mengusik pemuda bersurai abu-abu itu.

Alis rekannya bertaut heran, seolah bertanya memang bagian mananya yang salah. "Oh! Aku tahu, pasti karena pria yang tergila-gila padamu itu. Well, cinta memang berpengaruh besar untuk pria berhati dingin sepertimu."

Mata pria itu membola tanda tak terima.

Apa-apaan itu?

Dia berniat memberikan argumen, sebelum Jungkook kembali bersuara. "Dia pasti menghantui pikiranmu tiap malam, kan? Ah, aku senang ternyata kau bukan aseksual," kekehnya diakhir kalimat dan bersiap lari sebelum rekannya itu melemparkan segala barang terdekatnya pada Jungkook.

"Selamat malam, Yoongi. Mimpikan dia, oke?"

Dan Jungkook segera menghilang dibalik pintu, meskipun begitu tawanya yang masih mengudara terdengar jelas di indra pendengaran pemuda bersurai abu-abu itu.

Dia Min Yoongi. Rekan kerja Jungkook sejak mereka masih di akademi polisi. Well, walaupun begitu keduanya dekat dalam artian saling menghina satu sama lain. Benar-benar sebuah pertemanan yang rumit.

"Jeon Jungkook sialan. Mati saja
sana."

⸰⸰⸰

"Yah! Kim Taehyung, sejak kapan kau punya penyakit obsesi begini?"

Jimin disisinya terus saja mengoceh tanpa henti, hingga pemuda Kim itu teramat menyesal sebab membawa kehadiran pria itu dalam rutinitas tiap malamnya.

"Jangan membuat malu, Tae. Kau bisa ditangkap atas tuduhan menguntit nanti," celotehnya lagi seraya sibuk mengunyah camilan yang memang sengaja dibawa oleh Taehyung.

Pemuda Kim itu merotasikan kedua bola matanya. Penuh rasa jengkel.

Seperti dirinya tidak pernah punya obsesi berlebih saja pada Jungkook.

Namun, Taehyung masih baik untuk tidak mengatakan kalimat itu secara langsung pada pemuda mungil nan melankolis disisinya. Well, melihat pria idamannya jelas lebih baik ketimbang menghabiskan waktu untuk berdebat dengan Jimin. Yah, dia tipikal orang yang tak mau kalah.

Love Maze [KM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang